Marhaban ya Ramadhan agan sista, Alhamdulillah tahun ini masih dipertemukan dengan bulan yg penuh dengan pahala ini... yah walaupun lagi gak bisa kemana-mana tapi tetap kegiatan Puasa di bulan ini jalan terus. ngomongin soal puasa pastinya gak jauh dari Sahur...
kali ini ada tradisi membangunkan sahur ala anak2 Bojonegoro yg harus kalian simak :
Ibu ibu bapak bapak yoook kita sahur sahur... besoknya kita kan berpuasa...
Salah satu tradisi Ramadan yang selalu ditunggu-tunggu anak muda adalah kegiatan membangunkan sahur. Biasanya kegiatan tersebut dilakukan secara berkelompok sambil berkeliling membawa alat-alat seadanya untuk membuat bebunyian.
Sambil berteriak “sahur…sahur…sahur…” para pemuda membunyikan berbagai alat sederhana yang mereka bawa. Ada yang membawa beduk, panci, galon air mineral, baskom, botol atau apapun saja yang penting bisa menghasilkan bunyi.
Di Bojonegoro, tradisi membangunkan warga untuk makan sahur dengan musik oklik alat dari bambu terus dilestarikan. Agar tradisi ini terus berjalan, musik pengingat waktu sahur di saat Ramadan ini kerap dilakukan oleh anak muda disekitar kampung.
Walau terkadang memakai bambu, seiring berjalannya waktu, alat-alat oklik tidak hanya dari bambu saja. Melainkan dikolaborasi dengan alat musik lain.
Dulu, musik oklik ini biasa dimainkan oleh beberapa anak, remaja dengan berkeliling di kampung. Sambil berkeliling kampung, memukul alat musik bambu, galon air, ember plastik dengan berbagai irama yang menarik.
Kini alat-alat untuk memainkan musik oklik lebih sedikit modern, karena dimainkan dengan gabungan alat alat musik lain seperti Rebana, bedug, gamelan, gong, sehingga semakin enak terdengar alunan musik yang enak didengar telinga.
Musik oklik ini adalah tradisi dari warga Bojonegoro yang telah turun temurun untuk pengingat waktu sahur. Sehingga perlu kita lestarikan, apalagi ini bisa membantu aparat dalam patroli malam hari di tengah warga sedang istirahat
Memang terdengar berisik, karena memecah keheningan malam yang menjelang dini hari. Tapi memang itulah tujuannya. Supaya penghuni yang mereka lewati bisa mendengar seruan mereka untuk mengajak sahur. Kadang memang ada yang tetap terlelap meskipun suara semakin nyaring. Kadang salah seorang personil mengetuk-ketuk pagar dengan sengaja. Kalau yang punya rumah sudah membuka jendela sebagai isyarat mereka sudah bangun, baru dilewati untuk ke rumah yang lain. Tapi biasanya yang seperti itu adalah by request. Kalau tidak sesuai permintaan, takutnya yang punya rumah marah. Merasa terganggu.
Indonesia memang kaya akan tradisi, setiap daerah memiliki caranya sendiri-sendiri untuk mengekspresikan kegembiraan dalam menjalani ibadah di bulan suci Ramadan.
Menarik kan? Gimana daerah kalian? pasti berbeda kan sebutannya? itulah keberagaman indonesia.
Bangunin sahur aja caranya beda-beda.