- Beranda
- Komunitas
- Regional
- Cilacap
Tradisi Ramadhan di Cilacap, yang Kelestariannya Masih Terjaga Hingga Kini!


TS
TaraAnggara
Tradisi Ramadhan di Cilacap, yang Kelestariannya Masih Terjaga Hingga Kini!

Indonesia adalah negara luas dengan berbagai etnis, suku, budaya dan juga agama. Tidak heran negara kita ini memiliki banyak tradisi. Antara daerah satu dan daerah lainnya tentunya memiliki tradisi yang berbeda. Entah itu tradisi pernikahan, pemakaman, bahkan tradisi Ramadhan dan masih banyak lainnya.
Berbicara soal tradisi Ramadhan, masyarakat Cilacap mempunyai beberapa tradisi yang masih terjaga kelestariannya hingga saat ini. Tradisi tersebut diantaranya :
1. Nyekar atau ziarah
sumber gambar
Nyekar adalah mengunjungi makam anggota keluarga untuk membersihkan kuburan mereka sekaligus mendoakan. Nyekar dilakukan sehari menjelang bulan suci Ramadhan tiba. Meski ritual ini dapat dilakukan kapan pun, tapi kesibukan seringkali kali menjadi alasan sehingga merasa enggan untuk melakukannya.
Namun entah mengapa saat bulan Ramadhan--sesibuk apapun--banyak masyarakat berusaha menyempatkan waktu untuk nyekar atau ziarah, tidak terkecuali masyarakat Cilacap. Tidak heran, momen ini sering dijadikan sebagai ajang silaturahmi dengan keluarga besar oleh masyarakat Cilacap.
2. Unggahan
sumber gambar
Tradisi selanjutnya adalah Unggahan. Di beberapa daerah yang ada di Cilacap, unggahan memiliki tata cara berbeda.
Jika di tempat tinggal saya, unggahan adalah membawa nasi beserta lauknya ke masjid pada malam pertama Ramadhan untuk dimakan bersama para jama'ah tarawih.
Sementara bagi masyarakat Adipala, unggahan memiliki tata cara pelaksanaan yang lebih sakral. Tradisi ini dilaksanakan oleh masyarakat kejawen komunitas anak putu dan keturunan panembahan Bonokeling, Banyumas.
Unggahan di laksanakan minggu ke-3 bulan syaban. Tata cara pelaksanaannya, masyarakat harus berjalan kaki menuju makam Bonokeling dengan membawa ubo rampe yang nantinya akan dimakan bersama peziarah dari daerah lain.
3. Munjungi
sumber gambar : dokpri
Munjungi adalah mengunjungi rumah orang tua atau keluarga yang lebih tua untuk memberi bingkisan lebaran. Bingkisan bisa berupa makanan seperti : sirup, gula, teh atau kopi, biskuit, dan masih banyak lainnya. Selain makanan bingkisan juga bisa berupa uang atau barang seperti pakaian dan sarung.
Munjungi adalah simbol rasa hormat dari para kawula muda kepada orang tua. Munjungi juga merupakan simbol atas rejeki yang dimiliki, dengan berbagai pada sanak keluarga.
4. Jiduran
sumber gambar
Jiduran adalah menabuh bedug menjelang malam Ramadhan. Kegiatan ini biasanya dilakukan sore hari setelah solat ashar. Di daerah saya sendiri, jiduran juga dilakukan saat memasuki bulan Ramadhan hari ke 21, dan hari-hari ganjil seterusnya sampai bulan Ramadhan usai.
Itu dia 4 tradisi masyarakat Cilacap yang kelestariannya masih terjaga sampai sekarang. Bagaimana dengan daerah kalian, apakah juga memiliki tradisi Ramadhan seperti di daerah TS?
Sekian informasi seputar serba-serbi Ramadhan dari kota Cilacap. Silahkan kunjungi trit bertema Ramadhan lainnya milik TS, dan jangan lupa bagi cendolnya.
Wassalam
Berbicara soal tradisi Ramadhan, masyarakat Cilacap mempunyai beberapa tradisi yang masih terjaga kelestariannya hingga saat ini. Tradisi tersebut diantaranya :
1. Nyekar atau ziarah

Nyekar adalah mengunjungi makam anggota keluarga untuk membersihkan kuburan mereka sekaligus mendoakan. Nyekar dilakukan sehari menjelang bulan suci Ramadhan tiba. Meski ritual ini dapat dilakukan kapan pun, tapi kesibukan seringkali kali menjadi alasan sehingga merasa enggan untuk melakukannya.
Namun entah mengapa saat bulan Ramadhan--sesibuk apapun--banyak masyarakat berusaha menyempatkan waktu untuk nyekar atau ziarah, tidak terkecuali masyarakat Cilacap. Tidak heran, momen ini sering dijadikan sebagai ajang silaturahmi dengan keluarga besar oleh masyarakat Cilacap.
2. Unggahan

Tradisi selanjutnya adalah Unggahan. Di beberapa daerah yang ada di Cilacap, unggahan memiliki tata cara berbeda.
Jika di tempat tinggal saya, unggahan adalah membawa nasi beserta lauknya ke masjid pada malam pertama Ramadhan untuk dimakan bersama para jama'ah tarawih.
Sementara bagi masyarakat Adipala, unggahan memiliki tata cara pelaksanaan yang lebih sakral. Tradisi ini dilaksanakan oleh masyarakat kejawen komunitas anak putu dan keturunan panembahan Bonokeling, Banyumas.
Unggahan di laksanakan minggu ke-3 bulan syaban. Tata cara pelaksanaannya, masyarakat harus berjalan kaki menuju makam Bonokeling dengan membawa ubo rampe yang nantinya akan dimakan bersama peziarah dari daerah lain.
3. Munjungi

Munjungi adalah mengunjungi rumah orang tua atau keluarga yang lebih tua untuk memberi bingkisan lebaran. Bingkisan bisa berupa makanan seperti : sirup, gula, teh atau kopi, biskuit, dan masih banyak lainnya. Selain makanan bingkisan juga bisa berupa uang atau barang seperti pakaian dan sarung.
Munjungi adalah simbol rasa hormat dari para kawula muda kepada orang tua. Munjungi juga merupakan simbol atas rejeki yang dimiliki, dengan berbagai pada sanak keluarga.
4. Jiduran

Jiduran adalah menabuh bedug menjelang malam Ramadhan. Kegiatan ini biasanya dilakukan sore hari setelah solat ashar. Di daerah saya sendiri, jiduran juga dilakukan saat memasuki bulan Ramadhan hari ke 21, dan hari-hari ganjil seterusnya sampai bulan Ramadhan usai.
Itu dia 4 tradisi masyarakat Cilacap yang kelestariannya masih terjaga sampai sekarang. Bagaimana dengan daerah kalian, apakah juga memiliki tradisi Ramadhan seperti di daerah TS?
Sekian informasi seputar serba-serbi Ramadhan dari kota Cilacap. Silahkan kunjungi trit bertema Ramadhan lainnya milik TS, dan jangan lupa bagi cendolnya.
Wassalam
Cilacap, 15 Mei 2020
sumber
Diubah oleh TaraAnggara 15-05-2020 09:24






nona212 dan 12 lainnya memberi reputasi
13
675
12


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan