sumber: tribunnews

Assalamualaikum.


Halo Agansis semua. Bagaimana puasanya? Semoga tetap lancar dan semangat di tengah kondisi yang serba sulit dan makin memburuk ini.

Tak terasa sebentar lagi Ramadhan akan berlalu ya, Gansis. Terasa sekali suasana bulan penuh rahmat tahun ini sangat jauh beda dengan tahun-tahun yang telah berlalu. Tak ada lagi acara ngabuburit jelang berbuka, tarawih rame-rame di masjid atau mushala, berdesak-desakan nyari takjil. Pun dengan kegiatan meramaikan masjid di bulan Ramadhan, kini terasa sepi dan sunyi. Pengen nangis sebenarnya. Tapi apa mau dikata, mungkin di rumah aja adalah pilihan yang terbaik untuk saat ini.


Malam hari, adalah waktu yang terasa sangat sunyi di kampung ane Ramadhan ini. Biasanya malam Ramadhan adalah saat-saat yang ditunggu-tunggu oleh warga di kecamatan ane. Karena biasanya setiap bulan puasa, remaja masjid setiap desa mengadakan acara-acara keren untuk diikuti oleh anak-anak, remaja dan dewasa.

Berikut acara-acara yang biasa kami adakan di malam Ramadhan sebelum pandemi;


1. MTQ(Musabaqah Tilawatil Qur'an)


sumber:bimakini.com

Acara kebesaran di kampung ane. Peserta biasanya dibagi sesuai tingkat umur. Acara ini selalu sukses menghadirkan qori-qori'ah terbaik tiap desa yang tak kalah sama kemampuan para qori di televisi. Rasanya adem banget mendengar lantunan ayat suci Al-Qur an hampir sepanjang malam.

Karena MTQ ini untuk solo, biasanya para orang dewasa kadang minta satu slot acara khusus tingkat dewasa. Jadi walaupun udah punya anak tiga atau empat, mereka tetap bisa eksis dan biasanya kemampuan para qori/qoriah dewasa ini benar-benar udah mumpuni. Rugi banget kalau nggak nonton.


2. MSQ(Musabaqah Syarhil Qur'an)


sumber:detiknet

Ini biasanya peserta memakai tim. Ada qori/qori'ah, saritilawah, adzan, dan penceramah. Anak-anak sangat antusias ikut acara yang satu ini. Pun dengan remaja, mereka berlomba-lomba menunjukkan tampilan terbaik tim mereka untuk adu kemampuan di ajang MSQ ini.


3. Cerdas Cermat


sumber:alfalahjambi

Nah, acara ini biasanya dikhususkan untuk anak-anak. Adu cepat tepat menjawab pertanyaan panelis jadi keseruan tersendiri. Acara ini paling ampuh mengusir kantuk. Karena ketegangan dan riuh canda tawa membuat malam tak terasa bergulir begitu saja.

❤❤

Acara-acara tersebut diadakan sekitar jam 10 usai tarawih sampai sahur. Nanti sekitar jam satu ada waktu breaknya. Nah, waktu break ini dimanfaatkan untuk acara santai dan selingan tapi sebenarnya ini juga bagian penting dari serangkaian acara yang sudah disusun. Saat selingan ini dimanfaatkan oleh panitia untuk meminta infak dan lelang. Biasanya yang kita lelang adalah kado, ayam panggang, ikan bakar hingga kue.


sumber:wpcom


Lelang bagian kado ini biasanya sangat seru dan bikin ngakak. Bayangkan, beli kado sampe 50-100 ribu isinya makanan ringan kayak Borobudur atau Cappucino satu renteng. Tapi karena biasanya para pemuda yang ikut lelang ini patungan, jadi nggak terasa berat. Hasil lelang dan infak masuk ke kas masjid atau mushala untuk pembangunan atau kepentingan-kepentingan lainnya.


Acara-acara ini diadakan bergilir tiap desa dengan menyebarkan undangan. Bila ada undangan yang desanya jauh, dan waktu sahur sudah masuk, biasanya pihak panitia menyediakan sahur juga untuk mereka. Jadi setiap malam selalu ada acara di desa-desa kecamatan kami. Warga pun tumpah ruah meramaikan hingga biasanya yang tertinggal di rumah siap berbuka hanyalah ibu-ibu yang punya anak bayi atau gadis-gadis yang menstruasi. Bahkan orang-orang yang sudah uzur pun semangat meramaikan masjid.


Sekarang semuanya sepi, GanSis. Ingat itu jadi nyesek. Rindu dengan semua kehebohan malam Ramadhan. Meski ibadah tetap bisa kita lakukan di rumah, tetap saja ada yang kurang bila tak ada keramaian seperti tahun-tahun sebelumnya.


Oke, GanSis. Demikian sekelumit kisah malam Ramadhan di tempat ane, sebuah wilayah dataran tinggi di Sumatera Barat, tepatnya Kecamatan Danau Kembar, Kabupaten Solok. Terima kasih sudah mampir.