- Beranda
- Komunitas
- Regional
- Karesidenan Pati
Tradisi Dhandhangan di Kabupaten Kudus


TS
ebipo
Tradisi Dhandhangan di Kabupaten Kudus
Bulan Ramadhan menjadi momen yang sangat ditunggu bagi masyarakat Muslim di Indonesia. Beragam tradisi bisa kita temukan di berbagai daerah dalam menyambut Bulan Suci Ramadhan, salah satunya bisa kita dapati di Kabupaten Kudus Jawa Tengah. Di daerah tersebut terdapat tradisi unik untuk menandai datangnya Bulan Puasa Ramadhan yakni Tradisi Dhandhangan (Dandangan).
Tradisi Dhandhangan merupakan festival penyambut Ramadhan yang bermula dari masa Sunan Kudus. Sejatinya ini adalah peristiwa pengumuman awal bulan Ramadlan yang ditandai pemukulan bedhug. Diketahui tradisi Ramadhan ini pertama kali digelar pada tahun 1459H (454M).

Tabuh Bedug
Saat itu masyarakat terutama para santri berkumpul dan menunggu pengumuman awal puasa Ramadhan di depan Masjid Menara Kudus hingga keputusan awal puasa pun disampaikan oleh Sunan Kudus (Syeikh Dja’far Sodiq). Setelah itu itu Bedug Masjid Menara Kudus pun dipukul. Bunyi pemukulan bedug “dang….dang….dang” adalah asal mula dari istilah Dhandhangan.
Selanjutnya keramaian masyarakat pada masa penantian pengumuman puasa pun dimanfaatkan oleh para pedagang untuk berniaga di sekitaran Masjid Menara Kudus. Dari sini masyarakat Kudus pun mengenalnya sebagai pasar malam yang akan selalu ada setiap menjelang bulan Ramadhan.

Suasana Pasar Malam
Lama kelamaan kebiasaan itu menjadi pusat niaga berbagai hasil kerajinan lokal seperti kerajinan gerabah dan lain sebagainya. Tentunya seiring perkembangan Tradisi Dandangan hingga sekarang yang semakin ramai, produk-produk niaga yang disajikan pun semakin bervariasi.
Pekan Dhandhangan juga sebagai pusat kebudayaan yang diramaikan dengan festival rebana dan pawai (kirab) Budaya. Selain visualisasi Sejarah Dandangan serta atraksi-atraksi seni lainnya. Disamping itu juga bisa kita dapati kesenian yang menjadi ciri khas dari tradisi ini yakni keberadaan Barongan Gembong Kamijoyo. Ini merupakan pemeran utama seni Barongan Kabupaten Kudus, Singo Barong yang jejuluk atau bergelar Gembong Kamijoyo.

Pentas Seni Saat Pembukaan
Pada akhirnya, Tradisi Dhandangan di Kota Kudus yang ditiap tahunnya pasti akan selalu bertambah ramai ini sangat diharapkan akan membawa manfaat yang besar serta iklim religius yang semakin kental bagi Masyarakat. Terutama semangat atau spirit yang tinggi dalam menyambut Bulan Suci Ramadhan.
Seperti diketahui seni tradisi religi ini tidak hanya diikuti oleh masyarakat dan para santri yang berasal dari Kota Kudus saja. Tetapi juga dari daerah sekitarnya, seperti Kendal, Semarang,Demak, Pati, Jepara, Rembang, bahkan sampai Tuban, Jawa Timur.
Nah, beberapa foto berikut bisa dijadikan contoh suasana ramainya Dhandangan di Kabupaten Kudus.
Kirab Dhandangan

Sumber Gambar
Pedagang Gerabah

Sumber Gambar
Pedagang Makanan

Sumber Gambar
Suasana Saat Malam

Sumber Gambar
Tradisi Dhandhangan merupakan festival penyambut Ramadhan yang bermula dari masa Sunan Kudus. Sejatinya ini adalah peristiwa pengumuman awal bulan Ramadlan yang ditandai pemukulan bedhug. Diketahui tradisi Ramadhan ini pertama kali digelar pada tahun 1459H (454M).

Tabuh Bedug
Saat itu masyarakat terutama para santri berkumpul dan menunggu pengumuman awal puasa Ramadhan di depan Masjid Menara Kudus hingga keputusan awal puasa pun disampaikan oleh Sunan Kudus (Syeikh Dja’far Sodiq). Setelah itu itu Bedug Masjid Menara Kudus pun dipukul. Bunyi pemukulan bedug “dang….dang….dang” adalah asal mula dari istilah Dhandhangan.
Selanjutnya keramaian masyarakat pada masa penantian pengumuman puasa pun dimanfaatkan oleh para pedagang untuk berniaga di sekitaran Masjid Menara Kudus. Dari sini masyarakat Kudus pun mengenalnya sebagai pasar malam yang akan selalu ada setiap menjelang bulan Ramadhan.

Suasana Pasar Malam
Lama kelamaan kebiasaan itu menjadi pusat niaga berbagai hasil kerajinan lokal seperti kerajinan gerabah dan lain sebagainya. Tentunya seiring perkembangan Tradisi Dandangan hingga sekarang yang semakin ramai, produk-produk niaga yang disajikan pun semakin bervariasi.
Pekan Dhandhangan juga sebagai pusat kebudayaan yang diramaikan dengan festival rebana dan pawai (kirab) Budaya. Selain visualisasi Sejarah Dandangan serta atraksi-atraksi seni lainnya. Disamping itu juga bisa kita dapati kesenian yang menjadi ciri khas dari tradisi ini yakni keberadaan Barongan Gembong Kamijoyo. Ini merupakan pemeran utama seni Barongan Kabupaten Kudus, Singo Barong yang jejuluk atau bergelar Gembong Kamijoyo.

Pentas Seni Saat Pembukaan
Pada akhirnya, Tradisi Dhandangan di Kota Kudus yang ditiap tahunnya pasti akan selalu bertambah ramai ini sangat diharapkan akan membawa manfaat yang besar serta iklim religius yang semakin kental bagi Masyarakat. Terutama semangat atau spirit yang tinggi dalam menyambut Bulan Suci Ramadhan.
Seperti diketahui seni tradisi religi ini tidak hanya diikuti oleh masyarakat dan para santri yang berasal dari Kota Kudus saja. Tetapi juga dari daerah sekitarnya, seperti Kendal, Semarang,Demak, Pati, Jepara, Rembang, bahkan sampai Tuban, Jawa Timur.
Nah, beberapa foto berikut bisa dijadikan contoh suasana ramainya Dhandangan di Kabupaten Kudus.
Kirab Dhandangan

Sumber Gambar
Pedagang Gerabah

Sumber Gambar
Pedagang Makanan

Sumber Gambar
Suasana Saat Malam

Sumber Gambar
Sumber : Dhandhangan






nona212 dan 14 lainnya memberi reputasi
15
886
4


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan