Ramadhan tahun ini ada rasa yang hilang dari tahun tahun sebelumnya, penampakannya sebagai berikut


Bangunkan sahur tahun ini hanya lewat toa masjid, sedangkan untuk bangunkan sahur dengan memainkan alat alat musik sederhana sembari keliling kampung sudab tidak dapat didengar lagi karena ada pembatasan bergerombol dalam acara keramaian. Alat alat yang digunakan biasa seperti pentungan, besi kecil kecil, krecekan dari tutup botol dan tong kosong yang sudah diberi daleman ban besar untuk menutupinya sambil didorong dengan gerobak dan beranggotakan pemuda pemuda yang tidak bisa dihitung jumlahnya sembari teriak teriak manis Sahur sahuuur, sahur pak sahur bukemudian mereka menyanyikan sebuah lagu terkini terkadang bersholawat juga tergantung vokalisnya.
Bangunkan sahur keliling terasa kental perbedaannya karena sudah pasti yang ditunggu tunggu orang orang kampung macam ane yang susah untuk tidur malam.


Biasanya tradisi mewarnai malam selalu terjadi baik dari malam pertama sampai malam terakhir pasti ada saja yang menyalakan sampai sampai banyak anak anak menunggu kedatangannya, tetapi tahun ini sudah jarang sampai bulan ramadhan masuk ke 21 hari sudah bisa ane hitung hanya 3 kali ane bisa melihatnya yang biasanya bisa sampai puluhan kali. Kenapa bisa seperti ini? Urusannya mungkin karena bukan social distancing tetapi akan keuangan yang sudah tidak memadai karena sekarang masyarakat dikampung ane sudah harus berhemat agar puasa tahun ini bisa dijalani dengan keuangan yang tersisa.


Lihat anak anak main petak umpet sudah tidak bisa dilihat terutama saat malam 15 ramadhan, dimana bulan lagi terang menyinari bumi karena banyaknya orang tua yang khawatir oleh keadaan tahun ini yang penuh dengan pembirataan covid19 sehingga banyak orang tua yang waspada agar anak anaknya hanya main dirumahnya saja atau rumah tetangga dekat. Main petak umpet adalah hal yang benar benar ane tunggu juga karena bisa mengingatkan ane saat masih kecil dulu saat bulan ramadhan setiap malam pasti habis shalat tarawih tidak langsung pulang maunya main petak umpet sampai capeknya tak terasa jika seharian sudah berpuasa.


Bukber itulah namanya yang tahun sudah tidak dapat lagi dirasakan, yang biasanya setahun sekali berkumpul kini bukber hanya sebatas lewat WA sekedar kirim gambar makanan saja


Penulis : bdat