Penyebaran virus Corona yang begitu masif menorehkan kekhawatiran pada masyarakat. Kemudian, hal ini juga bertambah ketika pemerintah menerapkan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala besar (PSBB) tentu menjadi sesuatu yang asing bagi para warga untuk melakukan hal yang tak biasa mereka kerjakan. Harus berdiam diri di rumah, ke mana-mana mesti memakai masker, hingg menjaga jarak ketika berada di suatu tempat. Namun, itu semua mesti dilakukan guna memutus mata rantai Corona.

Nampaknya, penerapan kebiasaan baru ini juga menerpa masyarakat Lampung. Hingga kemudian harus menjalani puasa di tengah pandemi dengan segala keterbatasannya. Ada sesuatu hal yang berbeda yang dinikmati warga Lampung di kala menjalankan puasa Ramadhan tahun ini. Setidaknya ada 5 perbedaan yang sangat terasa dibandingkan tahun kemarin. Apa saja?

1. Tidak ada buka bersama



Setiap tahunnya orang-orang Lampung akan sangat mudah menemukan acara buka bersama. Setiap masjid yang ada pasti melaksanakan buka bersama (Bukber). Belum lagi komunitas-komunitas yang ada di Lampung pasti memiliki agenda tersebut. Namun, di tahun ini tidaklah demikian. Bukber tidak boleh dilakukan, karena berpotensi mengumpulkan orang banyak.

2. Tidak ada shalat Tarawih berjama'ah



Saat bulan Ramadhan sebelumnya, syiar bulan suci ini begitu terasa khidmat dan penuh kemeriahan. Tempat ibadah akan ramai dengan shalat tarawih yang merupakan ciri khas dari bulan Ramadhan. Masyarakat Lampung pergi ke masjid untuk melaksanakan shalat tersebut. Bertemu para tetangga yang mana setiap harinya belum tentu dapat bersua.

3. Tidak ada ngabuburit



Ciri khas dari Ramadhan tahun sebelumnya ialah ngabuburit atau jalan-jalan sore sambil menanti waktu berbuka. Biasanya orangtua akan mengajak anggota keluarganya pergi bersama menikmati waktu sore. Di tahun ini kegiatan tersebut tidak bisa dilaksanakan, karena sebagian tempat-tempat yang dijadikan objek ngabuburit pun ditutup.

4. Tidak ada arus mudik



Pemerintah telah menyatakan bahwa untuk sementara waktu arus mudik sangat tidak dianjurkan. Hal ini berguna sekali untuk memutus mata rantai virus Corona. Biasanya pada 7 hari sebelum lebaran, orang-orang Lampung yang ada di perantauan akan mudik ke kampung halaman untuk melepas rasa rindu bersama keluarga. Di tahun ini, di tengah badai pandemi Corona tak ada lagi istilah mudik. Sisa akhir Ramadhan pun harus dilewatkan bersama keluarga.

5. Tidak ada pesantren Ramadhan



Bagi anak-anak sekolah di Lampung, puasa tahun ini mereka harus melewatkan pesantren Ramadhan yang biasanya diadakan oleh pihak sekolah. Pasalnya kegiatan aktivitas belajar pun harus terhenti jauh sebelum bulan Ramadhan tiba. Tentu sangat disayangkan sekali, ketika kegiatan sangat bermanfaat ini harus rela ditiadakan karena virus Corona.

Itulah 5 perbedaan Ramadhan tahun ini yang dirasakan masyarakat Lampung pada umumnya.

Sumber :

Opini Pribadi

Gambar :

1

2

3

4

5

5