madhananis1990Avatar border
TS
madhananis1990
WAKTU

Orang memilih karena ada pilihan, orang tidak memilih karena tidak ada pilihan. Lama karena memilih, dan cepat karena ada dalam kondisi mau tidak mau. Jika sesuatu berlebih (jumlah lebih banyak daripada yang dibutuhkan) selalu berstatus kondisi yang lebih baik daripada kekurangan (jumlah yang tersedia lebih sedikit daripada yang dibutuhkan), mengapa para pemilih membutuhkan waktu lebih lama dibandingkan mereka yang terpaksa seadanya (tidak bisa memilih)? Bukankah kondisi para pemilih lebih baik dari sang terpaksa, dan keuntungan mutlak dari pemilik adalah beberapa step di atas sang terpaksa? Mengapa keunggulan ini tidak bisa membeli waktu yang lebih cepat lagi dibandingkan si terpaksa tadi? Untuk berkegiatan dengan lebih singkat maksudnya. Jawabnya adalah waktu.

Waktu adalah makhluk Tuhan yang diciptakan untuk tidak bisa ditawar dengan makhluk lain, apapun itu. Waktu jugalah yang mengilhami berbagai ramuan penangkal waktu atau bahkan efek dari waktu bermunculan di seluruh dunia, berabad-abad lamanya sampai sekarang. Produk kecantikan, penangkal penuaan, medis guna pertahanan hidup, semua berujung pada pertahanan diri manusia dari bahaya “kehabisan” waktu. Maha Besar Allah yang telah menciptakan waktu, dan segala konsekuensi yang timbul dengan adanya waktu.

“Al-waqtu kasy Shoif” (waktu bagaikan pedang) siapa yang terjaga akan berkelana, siapa yang lena akan merana merutuki nasib. Seringkali kita lupa, bahwa waktu kita terbatas dan tidak diketahui porsi lamanya. Berfikir masih ada hari esok dan esoknya lagi untuk memasang kuda-kuda di kehidupan kita. Sedangkan untuk memikirkan hal tersebut, sudah membutuhkan waktu, jika hanya sekali saja, wajarlah manusia memang harus berfikir. Parahnya jika berfikir hanya menjadi agenda rutin saat dunia berjalan tidak sesuai dengan keinginan kita, dan diulang-ulang tanpa menyegerakan bertindak sesuatu yang urgensinya lebih tinggi, sepertinya profil seperti ini sudah ada di waiting list calon perutuk nasib.

Dengan mengetahui ganasnya cabikan waktu, selayaknya kita bersiap diri dengan segala sesuatu untuk merelakan kepergian waktu, tentunya dengan predikat “memuaskan”. Memuaskan disini tidak hanya idealis dipandang dari satu kacamata saja, akan tetapi dari berbagai  sudut pandang. Jika orientasi agama, kita bersiap agar bertemu dengan sang Kholiq dalam keadaan baik. Jika orientasinya pekerjaan, kita bersiap untuk survivedi segala medan dan kondisi. Jika orientasinya sosial, mungkin cukup dengan menjaga diri dan perilaku kita untuk masih dalam taraf manusia yang memanusiakan manusia. Begitu juga dengan orientasi-orientasi lainnya, berujung pada hal-hal yang baik. Dan hal baik tidak serta merta instan, perlu persiapan dan segala aspek pendukungnya, sambil terus diancam oleh waktu yang tidak pernah permisi untuk meninggalkan kita.




So, mari persiapkan diri kita sebaik mungkin

0
121
0
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan