- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita Luar Negeri
WHO: 665 Ribu Orang Meninggal Akibat Malaria thn 2010


TS
wokwikwokwik
WHO: 665 Ribu Orang Meninggal Akibat Malaria thn 2010
Bern - Organisasi kesehatan dunia, World Health Organization (WHO) menyebutkan sebanyak 665 ribu orang meninggal disebabkan penyakit malaria pada 2010. Dari jumlah tersebut, sebanyak 86 persen merupakan anak-anak di bawah lima tahun.
Seperti dikutip dari AFP, Rabu (14/12/2011), angka tersebut mengalami penurunan sebesar 5 persen dibanding pada tahun 2009 lalu.
Dari total kematian tersebut, Afrika menyumbang 91 persen dan 81 persen dari 216 juta kasus penyakit malaria di seluruh dunia pada 2010.
Dalam Laporan tahunan Dunia Malaria 2011, WHO memuji hal itu sebagai 'prestasi besar' karena jumlah itu mengalami penurunan sebanyak 26 persen dari angka kematian pada tahun 2000. Meskipun jumlah tersebut masih jauh dari 50 persen target penurunan angka kematian.
Badan kesehatan PBB itu memiliki tujuan memberantas kematian akibat malaria pada akhir 2015 dan berupaya keras mengurangi jumlah kasus kematian tersebut setiap tahunnya.
Tahun ini dana internasional untuk memerangi malaria memuncak pada US$ 2 miliar. Namun WHO memperkirakan masih membutuhkan US$ 5 miliar hingga 2015 jika menginginkan target tercapai.
Untuk membiayai tersebut, WHO mengusulkan setiap pajak negara yang masuk dapat disisihkan untuk membiayai pemberantasan penyakit itu. Termasuk menyerukan kepada negara-negara lain agar menyisihkan sebagian pendapatan negaranya untuk melawan penyakit malaria.
"Seperti pajak wisata, mungkin bisa digunakan untuk mengumpulkan dana bagi program pengendalian di negara-negara endemik malaria," seperti dalam laporan tersebut.
Direktur Jenderal WHO Margaret Chan menyambut kemajuan dalam memerangi malaria. Tetapi ia juga mengatakan parasit resistensi terhadap obat menyebabkan keprihatinan di sebagian negara di Asia Tenggara.
"Resistensi parasit terhadap obat-obatan antimalaria masih merupakan bahaya nyata dan selalu hadir untuk kesuksesan kami," kata Chan.
"Ada kebutuhan mendesak untuk mengembangkan kerangka kerja di Asia untuk memastikan tindakan yang berkelanjutan dan terkoordinasi melawan ancaman kesehatan masyarakat," ujarnya.
Menurut data WHO, endemik malaria tersebar di 106 negara. Namun terkonsentrasi di 99 negara. Dari 99 negara, 43 diantaranya tercatat ada penurunan kasus lebih dari 50 persen antara 2000 dan 2010.
Enam negara yang dilaporkan memiliki angka kematian terbanyak akibat malaria atau sebanyak 60 persen adalah Nigeria, Republik Demokratik Kongo, Burkina Faso, Mozambik, Pantai Gading dan Mali.
Sementara di negara Eropa pada 2010 memiliki 176 kasus malaria namun tidak ada kematian yang dilaporkan.
https://news.detik.com/internasional...kibat-malaria
covid mah menang hebohnya aja , media lebay dan politisasi
Seperti dikutip dari AFP, Rabu (14/12/2011), angka tersebut mengalami penurunan sebesar 5 persen dibanding pada tahun 2009 lalu.
Dari total kematian tersebut, Afrika menyumbang 91 persen dan 81 persen dari 216 juta kasus penyakit malaria di seluruh dunia pada 2010.
Dalam Laporan tahunan Dunia Malaria 2011, WHO memuji hal itu sebagai 'prestasi besar' karena jumlah itu mengalami penurunan sebanyak 26 persen dari angka kematian pada tahun 2000. Meskipun jumlah tersebut masih jauh dari 50 persen target penurunan angka kematian.
Badan kesehatan PBB itu memiliki tujuan memberantas kematian akibat malaria pada akhir 2015 dan berupaya keras mengurangi jumlah kasus kematian tersebut setiap tahunnya.
Tahun ini dana internasional untuk memerangi malaria memuncak pada US$ 2 miliar. Namun WHO memperkirakan masih membutuhkan US$ 5 miliar hingga 2015 jika menginginkan target tercapai.
Untuk membiayai tersebut, WHO mengusulkan setiap pajak negara yang masuk dapat disisihkan untuk membiayai pemberantasan penyakit itu. Termasuk menyerukan kepada negara-negara lain agar menyisihkan sebagian pendapatan negaranya untuk melawan penyakit malaria.
"Seperti pajak wisata, mungkin bisa digunakan untuk mengumpulkan dana bagi program pengendalian di negara-negara endemik malaria," seperti dalam laporan tersebut.
Direktur Jenderal WHO Margaret Chan menyambut kemajuan dalam memerangi malaria. Tetapi ia juga mengatakan parasit resistensi terhadap obat menyebabkan keprihatinan di sebagian negara di Asia Tenggara.
"Resistensi parasit terhadap obat-obatan antimalaria masih merupakan bahaya nyata dan selalu hadir untuk kesuksesan kami," kata Chan.
"Ada kebutuhan mendesak untuk mengembangkan kerangka kerja di Asia untuk memastikan tindakan yang berkelanjutan dan terkoordinasi melawan ancaman kesehatan masyarakat," ujarnya.
Menurut data WHO, endemik malaria tersebar di 106 negara. Namun terkonsentrasi di 99 negara. Dari 99 negara, 43 diantaranya tercatat ada penurunan kasus lebih dari 50 persen antara 2000 dan 2010.
Enam negara yang dilaporkan memiliki angka kematian terbanyak akibat malaria atau sebanyak 60 persen adalah Nigeria, Republik Demokratik Kongo, Burkina Faso, Mozambik, Pantai Gading dan Mali.
Sementara di negara Eropa pada 2010 memiliki 176 kasus malaria namun tidak ada kematian yang dilaporkan.
https://news.detik.com/internasional...kibat-malaria
covid mah menang hebohnya aja , media lebay dan politisasi
0
175
1


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan