Kaskus

Story

cicimasniAvatar border
TS
cicimasni
Cerpen : Suara Hati Yang Ingin Tersampaikan
Cerpen :
Suara Hati Yang Ingin Tersampaikan
By : Cici Masni

๐ŸŒธ๐ŸŒธ๐ŸŒธ

Mereka adalah orang tua yang hidup awalnya sama sekali tidak berkecukupan. Hidup masih menumpang di rumah orang, sementara sudah memiliki anak-anak yang masih kecil.

Putus asakah?.

Kata itu tidak ada dalam kamus mereka. Demi untuk menghidupi buah hati, sang ayah bekerja banting tulang, mengajar ke sekolah-sekolah, pulang ke rumah juga mengajar les. Lalu sang ibu membantu dengan berjualan es bungkus dan keripik.

Ada sedikit hasil yang mereka peroleh, mereka mulai membangun toko kecil hingga beberapa tahun kemudian berubah menjadi ruko lima pintu.

Lalu bagaimana kabar anak-anak mereka?.

Karena menurut mereka pendidikan itu sangat penting, mereka berhasil menyekolahkan anak-anak mereka sampai ke bangku kuliah, mendapat pekerjaan layak, hingga menikah dan hidup bahagia.

Laluโ€ฆ.apa masalahnya selesai sampai di situ??. Tentu saja tidak.

Harapan terbesar orang tua adalah kesuksesan anak mereka. Tapi mereka mungkin lupa menyisipkan pelajaran tentang pentingnya perhatian pada keluarga, hingga anak-anak mereka begitu tidak perhatian pada kedua orang tua yang kini rentah itu.

Kedua orang tua itu pikir, 'perhatian' tidak untuk di pelajari, hanya untuk di rasakan karena setiap orang pasti mempunyai hati dan tau arti balas budi. Meskipun kata terakhir itu tak pernah ada di benak mereka.

Sang ayah sekarang sering sakit-sakitan, karena anak-anak mereka telah hidup jauh dan lama tak pulang. Ayah itu merindukan sosok itu, merindukan suara mereka. Tapi apa yang dia dengar ketika menelpon sang anak sungguh membuatnya kecewa.

"Aku sibuk kerja Yah!."

"Kalau begitu ma'af mengganggu." Sang ayah mematikan telpon sambil meneteskan air mata. Istri yang berada di sampingnya hanya bisa menelan rasa kecewa di hati. Teringat lah mereka dulu ketika anak-anak kecil itu berkeliaran di dekat mereka. Teringat juga mereka ketika mengantarkan anak-anak itu pergi kuliah keluar daerah. Teringat juga mereka ketika melepas mereka menikah.

Dimana salahnya?.

Mungkin mereka salah menginginkan sebuah harapan. Seharusnya mereka tidak hanya berharap anak-anak mereka sukses, tapi juga berharap kalau mereka bisa merawat ke dua orang tua di hari tua mereka.

Tapi waktu tidak bisa di ulang. Kini mereka hanya hidup berdua, saling menguatkan dan masih menyimpan harapan di hati kecil mereka. Berharap anak-anak yang sangat mereka rindukan itu, muncul di depan pintu rumah, memeluk mereka dan mengatakan 'kami sangat merindukan mu.'
๐ŸŒธ๐ŸŒธ๐ŸŒธ
yuki26Avatar border
darmawati040Avatar border
Bgssusanto88Avatar border
Bgssusanto88 dan 2 lainnya memberi reputasi
3
443
0
Thread Digembok
Thread Digembok
Komunitas Pilihan