100 RIBU UNTUK SEBULAN

Rasanya mustahil uang seratus ribu bisa untuk sebulan selama Ramadan ini. Apalagi di tengah pandemi sekarang yang masih berlanjut entah sampai kapan. Tapi semua itu bisa saja terjadi dan nyata memang terjadi. Bagaimana bisa? Nah pada penasaran atau cuek bebek aja ini? Yang penasaran aja yah saya bisikin.

.
Semua berawal dari rasa takut. Kelaparan dengan ekonomi yang tak menentu. Saya berpikir bagaimana uang 100 ribu ini bisa cukup untuk sebulan dan harus bisa. Insya Allah selalu ada jalan selama mau berusaha. Akhirnya dengan modal 100 ribu saya belanjakan bahan-bahan membuat kue untuk dijual saat buka puasa.

.
Mulailah saya berjualan kue takjil murah meriah di hari pertama ramadan dengan harga seribu rupiah. Separuh kue saya titipkan ke lapak-lapak orang yang berjualan kue dan sebagian saya jual sendiri lewat online pesan antar. Namanya berjualan kadang habis kadang tidak di tempat penitipan kue. Maklum kondisi pandemi begini emang rada sepi. Bagaimana cara saya menutupi jika banyak yang tidak laku di penitipan kue itu, saya sudah antisipasi dengan jualan online. Dan ini alhamdulillah lancar. Uang seratus ribu kembali berserta untungnya. Untungnya saya belanjakan untuk biaya kebutuhan di rumah. Seratus ribu saya modalkan lagi, dan itu sudah berjalan selama 15 hari ramadan. Uang 100 ribu masih ada. Saya yakin uang itu cukup sampai habis ramadan. Tak ada yang tak mungkin di dunia ini, jika terus berusaha, berdoa, sabar dan ikhlas. Sebab Allah Maha Baik dan sebaik-baik penolong.

.
Tak ada alasan untuk lemah oleh keadaan. Rezeki itu harus kita jemput seperti mengejar bola dalam permainan sepak bola. Pintu satu tertutup masih ada pintu lain terbuka. Lalu bagaimana jika tak punya keahlian membuat kue atau tak punya alat untuk membuatnya? Masih bisa kita menjualnya dengan berbagi persen keuntungan dengan si empu pembuat kue. Mereka malah senang ada yang membantu menjualkan barang dagangannya. Syaratnya hanya satu. Jangan malu. Itu saja.

.
Masih banyak cara lain jika benar-benar ingin berusaha apalagi mencari rezeki untuk membantu keluarga. Rasanya mustahil Allah menutup rezeki untuk hamba yang senantiasa berusaha. Saya bisa, tentu semua orang bisa. Kenapa tidak? Yang tidak bisa dan berpikir mustahil itu karena malas berusaha. Apa memilih lapar karena malas? Atau memilih pasrah begitu saja? Cukup makan saja sudah Alhamdulillah. Jika lebih itu bonus atas kerja keras.

.
Awalnya tentu terasa berat, tapi yakinlah jika semua dijalani bukan sebagai beban itu akan nikmat rasanya. Andai uang 100 ribu tidak saya putarkan dari awal, mungkin sudah habis dua atau tiga hari ramadan. Hari ke empat saya tentulah hanya meratap. Jangan bilang tidak cukup dulu karena itu membuat pikiran jadi lemah. Saya cukup? Kenapa yang lain tidak? Tanyakan saja pada Pak RT setempat atau rumput yang bersenandung sedang bergoyang di halaman tetangga. Segitu aja pengalaman yang bisa saya bagi, semoga saja ada faedah bisa diambil. Semoga kita semua selalu diberi kesehatan.

Seratus ribu hanya selembar
Jangan malu jika memang mau berikhtiar

Nb:
Saya jualan kue kroket sama nagasari isi pisang. Bahan yang saya beli:
-Untuk kroket :
1. Tepung terigu sekilo 8 rb
2. Mentega 2ons 3rb
3. Minyak goreng sekilo 11rb
4. Kentang setengah kilo 7rb
5. Bihun 2ons 4rb
6. Bengkuang 4rb
7. Lada 2 rb
8. Bawang putih 2 rb
9. Garam 2 rb
10. Masako 1 rb
11. Daun seledri 2 rb
Sekilo tepung terigu bisa jadi sekitaran 90 buah kroket dijual 1000 rupiah. Jika ingin bikin lebih tinggal ditambah aja bahan-bahannya. Perincian sekitar segitu, kurang lebih pandai-pandailah mengakumulasikannya.

-Untuk nagasari:
1. Tepung beras rose brand 2 bks 14 rb
2. Tepung kanji setengah kilo 4rb
3. Gula pasir sekilo 16 rb
4. Santan kental sekilo 8 rb
5. Garam secukupnya satu sendok teh
6. Pisang Nipah kuning 7rb
7. Daun pisang 5 rb
Dua bungkus tepung rose brand jadi kue nagasari sekitaran 120 buah dijual 1000.

****
Tarate
Pontianak, 090520 bay Tea Terani

Duit itu kita nggak bisa nyiptain, tapi memutarnya insyaAllah kita cukup diberikan kemampuan kok. Warna_Senja