

TS
opabani
Kumpulan Prosa

Sumber gambar : Pinterez
Semu
Pijar cahaya bulan, adalah suluh penerang untuk menatap wajahmu, saat malam memeluk.
Tak ada warna seindah warna rambutmu, ditingkah cumbu tempias cahaya, menjadikan kilauan mahkota di kepalamu. Aku terpana dalam dekap degub yang tak menentu.
"Mendekatlah, Puan. Barangkali rindu memang sudah tiba masanya untuk saling dipertemukan!"
Hening kali ini adalah syahdu yang terlahir prematur--lantaran waktu mendesakku untuk segera beranjak, mengingat pagi akan segera terlahir, sebagai hari baru.
"Tidak! Cukup tatap aku di tempatmu berdiri, Tuan. Biarkan semua seperti ini. Hingga degub di dadaku, kelak akan hilang ditelan masa!"
Obrolan macam apa ini?
Seharusnya gebu mempermainkan keadaan, bukan sebaliknya. Ia terpenjara di sudut sunyi, memilih diam tak berkutik. Menina bobokkan hasrat!
"Apa ini? Majulah selangkah untukku, maka, aku akan berlari ke arahmu untuk menautkan peluk yang paling candu!"
Belantara sunyi ini kembali memelukku, dalam diam yang paling diam. Membiarkan bola mata mengantarkan kepergianmu, berlalu di hadapanku.
09-05-2020 ☕👈 Dbanik

Sumber gambar : Pinterez
02:19
Seterusnya akan tetap begitu, kau tumbuh sebagai batang dan aku akar yang menguatkan.
Badai akan selalu datang, seiring dengan lajumu dan aku kian kuat mencengkeram, hingga tak akan ada yang membuatmu tumbang, sebagai perempuan di tengah deras badai kehidupan.
Aku si sunyi, ada di setiap hela napasmu--meskipun tak tersentuh.
17-04-2020 ☕👈 Dbanik

Sumber gambar : Pinterez
Rebah Di Pangkuan Malam
Bola mata kuayun-ayun, mencari sisi paling tenang untuk bersandar, memeluk jelitanya malam.
Melabuhkan mimpi-mimpi, pada tepian waktu yang terbingkai masa.
Kelak, mimpi pun tiba jua kepadamu. Di penghujung entah, di saat segala keinginan sudah mampu kita redam, sebagai angan semu semata.
26/06/2019 ☕ DBaniK

Sumber gambar : Pinterez
Denganmu
Aku ingin menggugurkan rindu, sebab, bukan daun saja yang patut jatuh demi rindunya memeluk bumi. Aku jua, ingin engkau jatuh dalam pelukku yang paling rumah.
Layar telah terkembang. Perahu rasa tengah berada di geloranya lautan cinta, debur ombak layaknya puisi, mengiringi perjalanan menuju titik temu.
Tunggu saja aku datang, hingga pada akhirnya lebur dalam temu tak berbingkai.
14-04-2020 ☕👈 Dbanik
Diubah oleh opabani 09-05-2020 03:41






nona212 dan 14 lainnya memberi reputasi
15
650
3


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan