

TS
good200
Sekilas tentang buku "Mendekap Harap Menuju Akad"

Sore itu aku sedang berbaring di ruang tamu sibuk memutuskan apakah harus kembali ke kota Lamongan atau tetap dirumah, walaupun pikiran masih kalut sebab dirumahkan dari tempat kerja dan kini harus memutuskan untuk tawaran jadi operator online pengajian di kampus. Mungkin ini jalan dari Tuhan pikirku, tak lama Bunda Silvy mengirim seutas WA menanyakan alamat. Aku menjawab nunggu hasil rapat sama keluarga, diskusi kecil perihal pekerjaan yang akan ku ambil.
Akhirnya keluarga sepakat aku boleh kembali ke Lamongan kota dengan beberapa syarat dari orang tua, aku pun mengirim alamat Kampus ke Bunda Silvy. 2 hari setelah di Lamongan ada kurir dari kantor pos yang mengirim pesan bahwa ada paket dan waktu di antarkan di kampus satpam sedang istirahat. Jadi, disuruh langsung ke kantor pos untuk ambil barangnya.
Seusai buka aku langsung menuju kantor pos, para petugas ternyata masih sibuk memilah barang untuk di antarkan. Aku menemui seorang petugas yang langsung menanyakan perihal kedatangan sosok sepertiku. Hantu kali yah! Sosok. Hehe, langsung saja aku segera mengutarakan keperluanku mengambil paket atas nama bagus.
Aku segera kembali setelah mendapatkan paket tersebut, ingin hati segera langsung membacanya. Sayangnya baru membuka bungkus paket tersebut adzan Isya’ berkumandang jadi aku menunda keinginanku membaca buku yang berjudul “Mendekap Harap Menuju Akad” .
Usai jamaah sholat tarawih, segera aku berbaring di kamar REMAS di bagian belakang masjid kampus, menyalakan kipas. Membaca pembukaan awal yang berupa puisi tentang arti cinta, mungkin. Lantas aku di paksa mengimajinasikan tentang pernikahan, sebuah Ibadah yang berlaku seumur hidup, sebuah pengetahuan baru bagiku tentang bagaimana sebuah jalannya sebuah Ta’aruf dan banyak hal lainnya.
Buku ini non-fiksi namun mampu menggiring aku untuk terus membaca kata perkatanya, memaknai dalam sebuah arti pernikahan, betapa susahnya memampukan diri, berusaha agar di pilih untuk di mampukan Tuhan. Karena yang mampu menikah belum tentu ia akan bertemu jodohnya lebih dulu, semua akan datang di waktu yang tepat. Aku belajar banyak hal, belajar arti kebahagiaan, belajar arti kesedihan yang lebih dalam dari apa yang pernah aku alami. Belajar tentang arti penerimaan tanpa tapi.
Sedikit banyak ada kisah yang pernah beliau alami, juga tak sengaja pernah aku alami, tentunya bukan perihal pernikahannya. Penulis memahami betul tentang generasi milenial, sehingga ia mampu menarik para kaum jomlo seperti saya untuk membaca lebih dalam, balutan cerita kehidupannya diikuti oleh beberapa tauladan dan kisah dari Nabi Muhammad SAW, tidak lupa pencerahan dari ayat-ayat Al-Qur’an membuat syarat akan keagamaan yang kental. Sederhana namun penuh makna. Berisi namun dengan bahasa yang tidak menggurui.
Lembaran demi lembaran aku baca lantas kegiatan membacaku berhenti di sebuah kata “Menerima takdir tanpa kata TAPI, “ aku berhenti di lembaran tersebut menghela napas panjang. Karena aku tiba-tiba teringat sebuah cerita lama yang belum bisa aku terima, hal yang menyumbat batinku selama ini terasa terketuk. Beberapa bulan terakhir aku merasa tidak bisa menerima diriku sendiri, aku dikutuk kesedihan di belenggu nestapa, sebab aku belum mampu menerima semua takdir Tuhan. Aku merasa jika menulis, aku akan gagal dan hasil karyaku pasti jelek, aku berpikir ketika aku tampil bermain teater, aku tidak akan bisa menghibur serta ketakutan-ketakutan lain yang membuatku berhenti. Rasanya beberapa bulan terakhir mentalku down, aku menanyakan ke beberapa sahabat, abang Ilham juga dan belum juga menemukan jawaban. Dan aku hanya mampu berdoa semoga menemukan jawaban kenapa aku seperti ini, sampai akhirnya yah, ternyata aku belum mampu menerima kepergian seseorang dan aku masih menyesali hal tesebut. Seseorang yang pernah ku anggap adalah jodohku.
Aku menutup buku tersebut, sembari beristigfar, aku mengingat kembali memori masa dahulu. Buku yang luar biasa Masyaallah kataku dalam hati, aku merasa banyak terenyuh oleh beberapa kisah dari Bunda Silvy, serta beberapa keilmuan tentang mempersiapkan menjemput jodoh, dari mulai awal sampai menjelang pernikahan benar-benar lengkap, serta para jomlo di persilahkan mengintip sedikit permasalahan yang muncul di awal sebuah pernikahan.
Yang jelas buku ini membuatku tahu apa saja yang harus di benahi dalam hidup, bukan mengkhawatirkan sesuatu yang sudah di gariskan oleh Tuhan. Jadi, sebelum menjemput seseorang yang akan menemani beribadah setiap hari, kita harus berusaha membenahi diri sampai kita menemui seorang wanita yang seharusnya ada di hati, lalu mengucapkan janji suci atas perintah ilahi.
Sumber:
Tulisan Pribadi mengulas tentang Buku "Mendekap Harap Menuju Akad"
gambar: kiriman dari penulis lewat chat pribadi






nona212 dan 8 lainnya memberi reputasi
9
1.1K
9


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan