- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
Bab 64 : Lengkap


TS
cicimasni
Bab 64 : Lengkap
Bab 64 : Lengkap
๐ธ๐ธ๐ธ
Setelah merasa kecewa malam itu. Varo harus menunggu 2 minggu dulu sampai akhirnya bisa melakukannya.
Kenapa lama??. Tentu saja itu karena sepulangnya mereka dari Korea, adik-adik Lily yang selalu meminta Lily untuk bergosip setiap malam bersama mereka hingga mengabaikan para suami yang hanya bisa saling pandang, murung.
Adik Lily yang paling bungsu, Lyan sedang hamil anak ke 2. Sedangkan Reyna sedang menunggu kelahiran anak ke 3, 1 bulan lagi. Jadi mereka secara khusus akan tinggal cukup lama di rumah Varo.
Dinda baru saja melahirkan bayi perempuan dan Lily tentu saja dengan senang hati merawat bayi mungil itu. Lupa akan janjinya ingin membuat anak sendiri bersama Varo.
Para pria yang merasa terabaikan akhirnya hanya membicarakan seputar bisnis dan kalau bosan mereka menghabiskan waktu dengan menguji kekuatan fisik. Main basket, sepak bola, joging tiap pagi dan sore, yang membuat para tetangga ngiler melihat pria-pria tampan itu.
Bunda Lily tersenyum saja melihat keharmonisan anak-anaknya. Beliau begitu bahagia karena anak-anak gadis nya sudah menemukan pendamping hidup dan mempunyai anak-anak yang begitu menggemaskan. Kebahagiaan dan harapan bunda Lily sejak dulu sekarang sudah terpenuhi.
Anak-anak berlarian di halaman rumah Varo. Mereka bermain dengan gembira.
Tak jauh dari sana, para ibu mengawasi dan tentu saja kembali melanjutkan gosip mereka yang tertunda karena harus tidur malam.
"Jadi...kakak beneran mau punya anak lagi??, Resikonya besar loh!. Kakak harus rajin melakukan pemeriksaan kehamilan." Terang Lyan yang sekarang merupakan seorang dokter bedah.
"Kalau kakak hamil, otomatis nggak bisa selalu kerja lagi dan pastinya kak Varo juga pasti membatasi kegiatan kakak di cafetaria. Apa kakak nggak keberatan. Aku pikir, dia pasti overprotektif banget nantinya." Dinda menimpali perkataan Lyan.
Reyna menunjuk ke arah Bunda Lily yang sedang bermain dengan anak-anak. "Bunda sih bilang kalau dia nggak keberatan tinggal bareng kakak, asal kakak setuju. Lagipula kalian pasti butuh bunda untuk mengawasi si kembar, mereka biasanya sangat-sangat kalem jika di depan bunda, hahahaha."
"Kak Varo membicarakan hal ini pada para suami, dia mau kita tinggal bersama. Kami sudah lama mengurusi surat pindah kerja, udah disediain tempat tinggal gratis juga. Jadi kalau kakak sampai hamil lagi, kami di tugaskan mengawasi kakak 24 jam."
"....."Lily menatap Dinda. "Kalian setuju buat tinggal di sini??."
Adik-adik Lily mengangguk.
"Mertua laki-laki Dinda sudah setuju untuk tinggal bersama dengan kami."
Lily ingat Dinda pernah memberitahunya kalau mertua perempuan Dinda telah meninggal 3 tahun yang lalu.
"Rumah Dinda tepat di depan rumah kakak, di kasih kak Varo. Suami kakak baik deh."
"......" Ap...apa??!!
Reyna juga tersenyum. "Rumah kami baru di renovasi seminggu yang lalu, rumahnya di sebelah kanan rumah ini. Di harapkan berkunjung untuk syukuran rumah baru, ahahhaha."
"......" Lily menatap Lyan.
Yang ditatap malah asyik makan mangga muda. "Rumah Lyan di sebelah kiri, Lyan udah tinggal di sana 1 bulan ini, ma'af nggak ngasih tau."
"....kalian....
Ketiga adik Lily tersenyum senang. "Mari kita jadi tetangga yang baik dan rukun yah."
"....."
๐บ๐บ
Malam itu, Lily di seret ke kamar setelah makan malam. Protesnya sama sekali tidak di dengarkan Varo.
"Bunda akan mengawasi anak-anak. Biarkan adik-adikmu menemani suami mereka dan kamu...wajib menemaniku tidur malam ini!!. oh nggak!!, kita nggak akan tidur malam ini!!."
"....."
Kalimat itu terdengar begitu mutlak sampai membuat Lily bergidik ngeri.
Jadilah malam itu, sementara yang lain tidur nyenyak, ada sepasang suami istri yang berjuang sepanjang malam.
Dua minggu kemudian kabar gembira menjadi hot topik.
Lily hamil.
Varo yang terlalu gembira, mencium bibir Lily di depan keluarganya. Lily bahkan memukul pelan bahu pria yang tak tau malu itu.
Tentu saja, menempelnya Varo di mulai sejak bukti test pack itu. Ia tak lagi keluar negeri, semua tugasnya ia alihkan pada sekretarisnya.
Varo juga selalu mengikuti kemanapun Lily pergi, ia bahkan sampai jarang pergi ke perusahaannya yang hanya berjarak 15 menit dari rumah.
"Aku nggak akan ngebiarin hal buruk terjadi padamu!." Ungkap pria itu ketika Lily mengomelinya.
Lily akhirnya menyerah dan membiarkan Varo terus mengekorinya.
Di usia kehamilan 6 bulan, hasil USG tentang jenis kelamin anak Lily keluar. Ia akan melahirkan bayi perempuan dan itu membuat Sena sangat senang. Anak perempuan itu bahkan memaksa Varo untuk membeli baju-baju serta pernak pernik bayi perempuan. Dan Varo tentu saja dengan senang hati melakukannya.
Karena kehamilan Lily, ia mendapat larangan dari Arion untuk mengunjunginya selama 3 bulan pertama kehamilan mamanya itu. Entah Arion tau dari mana, yang pasti Lily menerima nasehat panjang lebar persoal bahaya melakukan perjalanan jauh ketika hamil.
Padahal Varo sudah mengatakan kalau ia akan membawa serta dokter serta perawat pribadi untuk menangani Lily. Tapi Arion tetap melarang dan alhasil. Lily baru bisa mengunjungi Ario. 3 bulan kemudian.
9 bulan kemudian bayi perempuan cantik lahir.
Bayi itu diberi nama Alika Azkia Alvaro. Nama itu dipilih oleh Bunda Lily.
Taek Won dan keluarganya datang kembali ke Indonesia dan mengambil libur selama seminggu untuk ikut merayakan lahirnya bayi perempuan itu.
"Bagus!, kau mengambil anak perempuan ku. Aku akan mengambil anak perempuan mu yang ini!. Dia akan menikah dengan salah satu anak laki-laki ku." Ucap Taek Won ketika menggendong Lika yang tersenyum padanya.
"...." Varo yang mendengar kalimat itu, pura-pura tidak peduli.
Semakin besar, bayi mungil yang di panggil Lika itu semakin membuat orang lain jatuh cinta padanya, Varo dan Sena semakin tidak rela jika ada orang lain yang bermain dengan Lika terlalu lama.
Tentu saja Sena membuat Alandra dan Andreo berjanji untuk menjaga Lika dan memukul orang yang membuat balita menggemaskan itu menangis.
Setiap harinya Varo semakin tak rela jika Taek Won menelpon dan sengaja bertanya tentang calon menantunya. "Dia masih balita!!!."
Taek Won di seberang sana tersenyum senang. "Sekarang kau tau kan rasanya takut kehilangan. Itu perasaan ku ketika dulu anak mu dan kau berniat mengambil Yong Ji kami. Nah rasakan itu!!."
Taek Won sengaja mengirim foto ketika salah satu anak laki-lakinya mencium pipi Lika dan hal itu membuat Varo murka.
"Kita boikot keluarga ini dari Indonesia!!!!."
Lily menggeleng-gelengkan kepalanya mendengar kalimat itu. "Jangan lupa kalau anak anda sudah jadi tahanan rumah di sana pak!. Rion sudah terlalu betah di Korea, dia bahkan nggak pulang semester ini, kamu nggak tanya alasannya."
"...."Varo bungkam. Minggu kemarin dia menelpon Arion, bertanya apakah ia bisa pulang di liburan semester. Tapi anaknya itu bilang kalau Taek Won memintanya belajar soal IT di perusahaan IT miliknya, padahal jelas-jelas Arion kuliah jurusan hukum.
"Begitu Arion menikah. Dia akan tinggal di sini bersama istrinya, aku akan membuat pria menyebalkan itu menderita kangen akut, tunggu saja!!!."
"....."Pak...apa dirimu nggak sadar kalau Arion baru 11 tahun. Jauh kali pemikiran mu, sudah sampai nikah aja itu anak kita, hadeeee.
Tiba-tiba Varo mengambil foto Lily yang sedang menidurkan Alika. Ia tersenyum menatap foto itu.
Pria itu lalu memeluk Lily dan kembali mengambil foto. "Kali ini...kita benar-benar bisa jadi babysitter anak kita bersama. Aku berjanji akan merawat si kecil ini bersama mu, membuatnya jadi seperti mu ketika dewasa. Tentu saja dengan perlindungan dari kakak-kakak nya yang setiap hari makin nakal itu."
Lily tersenyum. Nakal yang dimaksud Varo adalah Alandra yang tidak lagi suka bermain game dengan Varo dan lebih suka menghabiskan waktu belajar. Andreo yang tertarik dengan berbagai alat musik dan mengabaikan Varo begitu si kecil itu sudah berlatih alat musik. Serta Sena yang tidak seperti anak perempuan kebanyakan yang mau diperlakukan bak princess.
Sena adalah Queen, keputusannya adalah mutlak dan bahkan tidak bisa ditentang oleh Varo. Sena tidak pernah bertingkah manja lagi terutama pada papanya itu, ia yang memang suka di potret, sudah menjadi model kecil pakaian anak-anak yang di rancang Reyna. Hal-hal itulah yang membuat Varo menganggap anak-anak kembarnya sudah membangkang darinya.
Satu-satunya yang bisa dimanja dan senang bermanja-manja adalah Alika. Karena si kecil ini tidak mau lepas dari Lily dan juga Varo, hal itu membuat Varo sangat senang dan melupakan kesedihannya karena diabaikan oleh Arion dan si kembar.
"Kamu kenapa??." Tanya Lily heran karena Varo terus-terusan tersenyum.
"Sekarang semuanya lengkap. Aku akhirnya bisa mengabadikan setiap momen mu bersama ku dan juga anak kita. Memenuhi obsesiku memajang foto dan mengoleksi video keluarga yang sempurna yang selalu aku impikan."
Varo mencuri ciuman di bibir Lily. Ia tersenyum bahagia. "Terima kasih.....terima kasih telah hadir di dan melengkapi hidupku. Terima kasih telah membuatku sangat bahagia."
"....." Lily terdiam. Ia begitu terpesona melihat senyum tulus di wajah suaminya itu.
Tanpa sadar Lily memajukan wajahnya dan balas mencium bibir Varo.
"Terima kasih...karena sudah membuatku jatuh cinta padamu." Ucap Lily malu
"....." Sudut bibir Varo kembali terangkat. "Terima kasih....karena sudah mengizinkanku mencintaimu."
Keduanya sama-sama tersenyum. Varo mengelus pipi Lily yang memerah. Ia paling suka ekspresi itu, ekspresi ketika Lily malu setelah mengungkapkan perasaannya.
Keduanya dalam hati berharap, kalau perasaan mereka akan abadi selamanya.
๐ธ๐ธThe End๐ธ๐ธ
Bab selanjutnya :
https://www.kaskus.co.id/show_post/5...ae2f10aa222d72
๐ธ๐ธ๐ธ
Setelah merasa kecewa malam itu. Varo harus menunggu 2 minggu dulu sampai akhirnya bisa melakukannya.
Kenapa lama??. Tentu saja itu karena sepulangnya mereka dari Korea, adik-adik Lily yang selalu meminta Lily untuk bergosip setiap malam bersama mereka hingga mengabaikan para suami yang hanya bisa saling pandang, murung.
Adik Lily yang paling bungsu, Lyan sedang hamil anak ke 2. Sedangkan Reyna sedang menunggu kelahiran anak ke 3, 1 bulan lagi. Jadi mereka secara khusus akan tinggal cukup lama di rumah Varo.
Dinda baru saja melahirkan bayi perempuan dan Lily tentu saja dengan senang hati merawat bayi mungil itu. Lupa akan janjinya ingin membuat anak sendiri bersama Varo.
Para pria yang merasa terabaikan akhirnya hanya membicarakan seputar bisnis dan kalau bosan mereka menghabiskan waktu dengan menguji kekuatan fisik. Main basket, sepak bola, joging tiap pagi dan sore, yang membuat para tetangga ngiler melihat pria-pria tampan itu.
Bunda Lily tersenyum saja melihat keharmonisan anak-anaknya. Beliau begitu bahagia karena anak-anak gadis nya sudah menemukan pendamping hidup dan mempunyai anak-anak yang begitu menggemaskan. Kebahagiaan dan harapan bunda Lily sejak dulu sekarang sudah terpenuhi.
Anak-anak berlarian di halaman rumah Varo. Mereka bermain dengan gembira.
Tak jauh dari sana, para ibu mengawasi dan tentu saja kembali melanjutkan gosip mereka yang tertunda karena harus tidur malam.
"Jadi...kakak beneran mau punya anak lagi??, Resikonya besar loh!. Kakak harus rajin melakukan pemeriksaan kehamilan." Terang Lyan yang sekarang merupakan seorang dokter bedah.
"Kalau kakak hamil, otomatis nggak bisa selalu kerja lagi dan pastinya kak Varo juga pasti membatasi kegiatan kakak di cafetaria. Apa kakak nggak keberatan. Aku pikir, dia pasti overprotektif banget nantinya." Dinda menimpali perkataan Lyan.
Reyna menunjuk ke arah Bunda Lily yang sedang bermain dengan anak-anak. "Bunda sih bilang kalau dia nggak keberatan tinggal bareng kakak, asal kakak setuju. Lagipula kalian pasti butuh bunda untuk mengawasi si kembar, mereka biasanya sangat-sangat kalem jika di depan bunda, hahahaha."
"Kak Varo membicarakan hal ini pada para suami, dia mau kita tinggal bersama. Kami sudah lama mengurusi surat pindah kerja, udah disediain tempat tinggal gratis juga. Jadi kalau kakak sampai hamil lagi, kami di tugaskan mengawasi kakak 24 jam."
"....."Lily menatap Dinda. "Kalian setuju buat tinggal di sini??."
Adik-adik Lily mengangguk.
"Mertua laki-laki Dinda sudah setuju untuk tinggal bersama dengan kami."
Lily ingat Dinda pernah memberitahunya kalau mertua perempuan Dinda telah meninggal 3 tahun yang lalu.
"Rumah Dinda tepat di depan rumah kakak, di kasih kak Varo. Suami kakak baik deh."
"......" Ap...apa??!!
Reyna juga tersenyum. "Rumah kami baru di renovasi seminggu yang lalu, rumahnya di sebelah kanan rumah ini. Di harapkan berkunjung untuk syukuran rumah baru, ahahhaha."
"......" Lily menatap Lyan.
Yang ditatap malah asyik makan mangga muda. "Rumah Lyan di sebelah kiri, Lyan udah tinggal di sana 1 bulan ini, ma'af nggak ngasih tau."
"....kalian....
Ketiga adik Lily tersenyum senang. "Mari kita jadi tetangga yang baik dan rukun yah."
"....."
๐บ๐บ
Malam itu, Lily di seret ke kamar setelah makan malam. Protesnya sama sekali tidak di dengarkan Varo.
"Bunda akan mengawasi anak-anak. Biarkan adik-adikmu menemani suami mereka dan kamu...wajib menemaniku tidur malam ini!!. oh nggak!!, kita nggak akan tidur malam ini!!."
"....."
Kalimat itu terdengar begitu mutlak sampai membuat Lily bergidik ngeri.
Jadilah malam itu, sementara yang lain tidur nyenyak, ada sepasang suami istri yang berjuang sepanjang malam.
Dua minggu kemudian kabar gembira menjadi hot topik.
Lily hamil.
Varo yang terlalu gembira, mencium bibir Lily di depan keluarganya. Lily bahkan memukul pelan bahu pria yang tak tau malu itu.
Tentu saja, menempelnya Varo di mulai sejak bukti test pack itu. Ia tak lagi keluar negeri, semua tugasnya ia alihkan pada sekretarisnya.
Varo juga selalu mengikuti kemanapun Lily pergi, ia bahkan sampai jarang pergi ke perusahaannya yang hanya berjarak 15 menit dari rumah.
"Aku nggak akan ngebiarin hal buruk terjadi padamu!." Ungkap pria itu ketika Lily mengomelinya.
Lily akhirnya menyerah dan membiarkan Varo terus mengekorinya.
Di usia kehamilan 6 bulan, hasil USG tentang jenis kelamin anak Lily keluar. Ia akan melahirkan bayi perempuan dan itu membuat Sena sangat senang. Anak perempuan itu bahkan memaksa Varo untuk membeli baju-baju serta pernak pernik bayi perempuan. Dan Varo tentu saja dengan senang hati melakukannya.
Karena kehamilan Lily, ia mendapat larangan dari Arion untuk mengunjunginya selama 3 bulan pertama kehamilan mamanya itu. Entah Arion tau dari mana, yang pasti Lily menerima nasehat panjang lebar persoal bahaya melakukan perjalanan jauh ketika hamil.
Padahal Varo sudah mengatakan kalau ia akan membawa serta dokter serta perawat pribadi untuk menangani Lily. Tapi Arion tetap melarang dan alhasil. Lily baru bisa mengunjungi Ario. 3 bulan kemudian.
9 bulan kemudian bayi perempuan cantik lahir.
Bayi itu diberi nama Alika Azkia Alvaro. Nama itu dipilih oleh Bunda Lily.
Taek Won dan keluarganya datang kembali ke Indonesia dan mengambil libur selama seminggu untuk ikut merayakan lahirnya bayi perempuan itu.
"Bagus!, kau mengambil anak perempuan ku. Aku akan mengambil anak perempuan mu yang ini!. Dia akan menikah dengan salah satu anak laki-laki ku." Ucap Taek Won ketika menggendong Lika yang tersenyum padanya.
"...." Varo yang mendengar kalimat itu, pura-pura tidak peduli.
Semakin besar, bayi mungil yang di panggil Lika itu semakin membuat orang lain jatuh cinta padanya, Varo dan Sena semakin tidak rela jika ada orang lain yang bermain dengan Lika terlalu lama.
Tentu saja Sena membuat Alandra dan Andreo berjanji untuk menjaga Lika dan memukul orang yang membuat balita menggemaskan itu menangis.
Setiap harinya Varo semakin tak rela jika Taek Won menelpon dan sengaja bertanya tentang calon menantunya. "Dia masih balita!!!."
Taek Won di seberang sana tersenyum senang. "Sekarang kau tau kan rasanya takut kehilangan. Itu perasaan ku ketika dulu anak mu dan kau berniat mengambil Yong Ji kami. Nah rasakan itu!!."
Taek Won sengaja mengirim foto ketika salah satu anak laki-lakinya mencium pipi Lika dan hal itu membuat Varo murka.
"Kita boikot keluarga ini dari Indonesia!!!!."
Lily menggeleng-gelengkan kepalanya mendengar kalimat itu. "Jangan lupa kalau anak anda sudah jadi tahanan rumah di sana pak!. Rion sudah terlalu betah di Korea, dia bahkan nggak pulang semester ini, kamu nggak tanya alasannya."
"...."Varo bungkam. Minggu kemarin dia menelpon Arion, bertanya apakah ia bisa pulang di liburan semester. Tapi anaknya itu bilang kalau Taek Won memintanya belajar soal IT di perusahaan IT miliknya, padahal jelas-jelas Arion kuliah jurusan hukum.
"Begitu Arion menikah. Dia akan tinggal di sini bersama istrinya, aku akan membuat pria menyebalkan itu menderita kangen akut, tunggu saja!!!."
"....."Pak...apa dirimu nggak sadar kalau Arion baru 11 tahun. Jauh kali pemikiran mu, sudah sampai nikah aja itu anak kita, hadeeee.
Tiba-tiba Varo mengambil foto Lily yang sedang menidurkan Alika. Ia tersenyum menatap foto itu.
Pria itu lalu memeluk Lily dan kembali mengambil foto. "Kali ini...kita benar-benar bisa jadi babysitter anak kita bersama. Aku berjanji akan merawat si kecil ini bersama mu, membuatnya jadi seperti mu ketika dewasa. Tentu saja dengan perlindungan dari kakak-kakak nya yang setiap hari makin nakal itu."
Lily tersenyum. Nakal yang dimaksud Varo adalah Alandra yang tidak lagi suka bermain game dengan Varo dan lebih suka menghabiskan waktu belajar. Andreo yang tertarik dengan berbagai alat musik dan mengabaikan Varo begitu si kecil itu sudah berlatih alat musik. Serta Sena yang tidak seperti anak perempuan kebanyakan yang mau diperlakukan bak princess.
Sena adalah Queen, keputusannya adalah mutlak dan bahkan tidak bisa ditentang oleh Varo. Sena tidak pernah bertingkah manja lagi terutama pada papanya itu, ia yang memang suka di potret, sudah menjadi model kecil pakaian anak-anak yang di rancang Reyna. Hal-hal itulah yang membuat Varo menganggap anak-anak kembarnya sudah membangkang darinya.
Satu-satunya yang bisa dimanja dan senang bermanja-manja adalah Alika. Karena si kecil ini tidak mau lepas dari Lily dan juga Varo, hal itu membuat Varo sangat senang dan melupakan kesedihannya karena diabaikan oleh Arion dan si kembar.
"Kamu kenapa??." Tanya Lily heran karena Varo terus-terusan tersenyum.
"Sekarang semuanya lengkap. Aku akhirnya bisa mengabadikan setiap momen mu bersama ku dan juga anak kita. Memenuhi obsesiku memajang foto dan mengoleksi video keluarga yang sempurna yang selalu aku impikan."
Varo mencuri ciuman di bibir Lily. Ia tersenyum bahagia. "Terima kasih.....terima kasih telah hadir di dan melengkapi hidupku. Terima kasih telah membuatku sangat bahagia."
"....." Lily terdiam. Ia begitu terpesona melihat senyum tulus di wajah suaminya itu.
Tanpa sadar Lily memajukan wajahnya dan balas mencium bibir Varo.
"Terima kasih...karena sudah membuatku jatuh cinta padamu." Ucap Lily malu
"....." Sudut bibir Varo kembali terangkat. "Terima kasih....karena sudah mengizinkanku mencintaimu."
Keduanya sama-sama tersenyum. Varo mengelus pipi Lily yang memerah. Ia paling suka ekspresi itu, ekspresi ketika Lily malu setelah mengungkapkan perasaannya.
Keduanya dalam hati berharap, kalau perasaan mereka akan abadi selamanya.
๐ธ๐ธThe End๐ธ๐ธ
Bab selanjutnya :
https://www.kaskus.co.id/show_post/5...ae2f10aa222d72
Diubah oleh cicimasni 08-05-2020 04:58






ZieYo dan 2 lainnya memberi reputasi
3
687
0
Thread Digembok
Thread Digembok
Komunitas Pilihan