- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
Bab 62 : Top Secret


TS
cicimasni
Bab 62 : Top Secret
Bab 62 : Top Secret
🌸🌸🌸
Sementara Varo dan Taek Won menemani Arion, Lily bersama anak-anak asyik panen strawberry di rumah.
Istri Taek Won tidak ikut karena harus mengurusi kedua bocah kecil kembarnya dan juga harus kembali bekerja di klinik miliknya, karena dia seorang dokter anak.
"Ma, apa kita akan bikin kue strawberry hari ini??, biasanya papa yang bikin."
What???, Sejak kapan pria itu bisa bikin kue??. Lily yang sedang memetik strawberry kebingungan mendengar ucapan Andreo. "Bikin kue strawberry buat apa??."
"Kan besok hari ulang tahunnya mama sama papa. Nenek yang kasih tau, nenek video call dengan kami semalam, bertanya kapan pulang, nenek kangen." Sena yang menjawab pertanyaan itu.
Lily makin kebingungan. Ulang tahun???. Ia mengambil ponsel dalam saku celananya dan melihat kalender.
Oh My…..besok…..hari ulang tahun pernikahan ternyata. Kok aku malah nggak ingat sama sekali??
Alandra akhirnya menepuk bahu Sena. "Kan, nenek bilang jangan kasih tau mama."
Sena buru-buru membungkam mulutnya, lalu tersenyum.
Andreo juga ikut bertingkah yang sama. Tapi ia buru-buru menjelaskan. "Kue buatan papa rasanya aneh, bentuknya juga aneh. Ingatkan dulu kita sering bohong dan bilang kuenya enak. Tapi….Andreo nggak mau bohong lagi."
Lily hampir tertawa mendengar penjelasan itu. Ia jelas ingat, dulu pria itu bertanya tanpa henti tentang bahan-bahan membuat kue, juga menghias kue dengan sangat mengerikan, ketika Arion ulang tahun.
"Kok, papa bikin kue sendiri??, Nggak beli??."
"Kuenya…spesial buat mama dan kak Arion." Jelas Sena. "Kami bahkan merekam pesta ulang tahun dalam bentuk video. Biar mama dan kak Arion bisa lihat waktu mama dan kak Arion bangun." Tambah gadis kecil itu.
"Video??."
Alandra mengangguk. "Disimpan papa di galeri foto di rumah. Mama mau lihat??."
Meski ragu, Lily akhirnya mengangguk. Jadi setelah memanen strawberry, Lily beserta ketiga anaknya pergi ke rumah Varo. Anak- anak bahkan tau sandi rumah milik pria itu karena mereka sering berada di sana ketika di Korea.
🌺🌺
"……" What the????
Lily benar-benar terkejut. Galeri itu bukan berada di lantai atas seperti galeri foto milik kakak perempuan Varo. Namun berada di bawah tanah.
Ada lebih dari ribuan foto. Mulai dari foto Arion masih bayi, sedang ganti popok, menangis, tertawa, cemberut. Lalu foto-foto lain ketika Lily menggendong Arion, bermain dengan bayi itu, juga saat Lily tidur di sopa bersama dengannya.
Hampir semua foto-foto itu ketika Lily berada di rumah bersama Arion.
Setiap foto selalu bertuliskan tanggal juga tulisan tangan Varo.
Arion Azri Alvaro
('keponakan ku, anak ku!!')
Lilyana Levita
('Menyebalkan, cerewet')
Kamu....juga nyebelin!.
Lily terus berjalan sambil memperhatikan foto-foto yang di pajang rapi di dinding. Membaca setiap memo yang di tulis Varo.
'Kenapa kamu nggak ngeluh??'
Sebuah pertanyaan disertai dengan foto Lily yang berada di depan rumah Varo. Entah Lily salah ingat atau tidak, foto itu membawanya kembali pada kenangan ketika Lily tidak diizinkan Varo untuk bertemu dengan Arion.
Foto ketika Lily membuat istana pasir dengan Arion. Bertuliskan 'Kenangan Kepulauan Seribu'. 'Aku nggak akan kesini sendirian lagi'.
"......"
Buat apa dia memajang foto sebesar ini??!!. Yak ampun!!.
Lily menarik nafas dalam sambil menggelengkan kepalanya tidak percaya. Itu adalah foto ketika Lily tidur di sopa sementara Varo memeluknya dari belakang. Varo tersenyum kearah kamera dan itu adalah salah satu foto yang di perbesar seukuran manusia oleh pria itu selain foto pernikahan mereka.
Memo yang tertulis di bawah foto itu membuat Lily hampir bisa membayangkan si mesum Varo.
'Jadi…..kapan aku bisa memakan mu ha??.'
"......."
"Ini dia!." Sena, Andreo dan Alandra muncul, masing-masing membawa 1 kotak kayu.
1 kotak yang di bawa Sena, berisi ratusan flashdisk, Sedangkan 2 kotak yang di bawa Andreo dan Alandra. Berisi ribuan foto yang belum di pajang di dinding.
Lily mengambil salah satu foto itu dan ternyata, foto-foto itu adalah edisi si kembar. Mulai dari mereka bayi sampai mereka sebesar sekarang.
"Papa bilang, foto kami akan di pajang di galeri yang lain." Jelas Alandra.
Lily lalu berpaling untuk melihat ratusan flashdisk di kotak, di depan Sena. Ada tanggal, bulan dan tahun yang di tempel untuk membedakan setiap flashdisk, dan ternyata di susun berdasarkan bulan.
Jadi…..apa dia merekam sesuatu setiap bulannya???.
Andreo membawa laptop yang entah dapat darimana. Lily lalu memilih salah satu flashdisk. Begitu mengklik video dalam flashdisk itu, Lily langsung tertawa ngakak.
Di sana Varo sedang berjuang memasang popok 3 balita yang tidak mau diam. Andreo kecil tertawa senang setelah berhasil menarik popok yang baru setengah di pasang Varo. Lalu Alandra yang berada di depan Varo kencing tepat sebelum popok berhasil terpasang. Sementara Sena asyik menggigit popok di tangannya.
Varo tidak marah, ia hanya tersenyum menyerah, lalu memanggil ibunda Lily. Video berdurasi 3 menit itupun berakhir.
Lily beranjak ke video selanjutnya, judul di video itu menarik menarik perhatiannya 'ulang tahun pertama tanpa mu'.
Ruangan itu serba putih, ada Lily dan Arion yang terbaring lemah dengan tubuh dipenuhi selang penyanggah hidup.
Varo duduk di samping tempat tidur menatap nanar kue ulang tahun aneh di tangannya.
"Bangunlah, aku….membuat kue ini khusus untuk mu."
"Tadi bunda sempat mengomel dan itu pertama kalinya ia mengomeli ku karena membuat dapur berantakan. Sama seperti kamu waktu itu, hanya saja ketika aku bilang kalau kue ini untuk mu….bunda akhirnya tersenyum dan tidak marah lagi."
"Kau tau….aku sepertinya salah lagi membedakan gula halus dan garam halus, jadi….mungkin rasanya agak asin."
"Bangunlah….dan cicip serta komentari kue ini. Mau mengomel panjang juga tidak apa-apa. Bangunlah….ulang tahun pernikahan kita sudah lewat lima menit yang lalu."
Dalam video itu, Varo menatap nanar kearah Lily. Air mata jelas sudah lama membanjiri pipinya.
Hati Lily berdenyut sakit melihat Varo.
Setelahnya, Lily terus melihat video di tanggal yang sama, yaitu tanggal pernikahan mereka.
Setiap video menjelaskan dengan pasti betapa sedihnya Varo, betapa ingin pria itu berharap Lily dan Arion tiba-tiba bangun dan menghapus air mata pria itu.
Lily tanpa sadar juga telah meneteskan air mata.
"Mama kenapa nangis??." Sena tiba-tiba memeluk Lily. "Mama jangan sedih, papa bilang kami nggak boleh bikin mama nangis."
"Papa udah nggak sedih lagi kok. Kan mama udah bangun." Andreo juga ikutan memeluk Lily.
Alandra menghapus air mata di pipi Lily. "Jangan nangis lagi." Ucap anak laki-laki itu.
Lily mengangguk dan akhirnya menarik nafas dalam. Setidaknya saat ini, ia benar-benar sudah sadar dan sembuh total. Lily juga berjanji dalam hati bahwa ia tidak akan pernah membuat Varo menangis seperti itu lagi.
Begitu suasana haru itu selesai. Si kembar mengajak Lily untuk berkeliling ruangan dan Lily kembali menggelengkan kepalanya membaca memo serta foto di galeri itu. Lily juga terus tersenyum menatap foto-foto imut si kembar yang berhasil diabadikan Varo.
"Papa bilang sebuah foto akan membawa kita ke masa lalu. Jadi kalau kita kangen dan ingin kembali ke masa lalu, cukup lihat foto-foto saja." Jelas Alandra.
"Makanya Sena suka di foto, jadi Sena bisa lihat diri Sena sendiri dari bayi sampai dewasa." Sena menunjuk foto dirinya yang sedang naik sepeda.
"Yah, asal jangan di fotoin tante Dinda, tante Reyna sama tante Lyan aja. Andreo nggak mau foto pakai baju cewek lagi!!."
Ap…pa??!!!
"Fotonya…dimana??." Lily agak penasaran dengan foto yang dimaksud Andreo. Tapi si kecil itu menjawab dengan nada santai.
"Udah dibakar lah!."
Alandra ikut menimpali. "Foto dan videonya terlalu mengerikan jadi kami membuang flashdisk nya, papa nggak tau, jadi mama jangan bilang ke papa ya." Pinta anak laki-laki itu.
"Sena juga buang video yang waktu kita main lumpur, disitu video dan fotonya jelek, Sena nggak suka. Itu juga…jangan kasih tau papa ya."
"……" Karena ditatap dengan penuh harap. Meski penasaran ingin melihat, akhirnya Lily menyerah dan mengangguk setuju.
🌸🌸🌸
Bab selanjutnya :
https://www.kaskus.co.id/show_post/5...cad723e27dfed9
🌸🌸🌸
Sementara Varo dan Taek Won menemani Arion, Lily bersama anak-anak asyik panen strawberry di rumah.
Istri Taek Won tidak ikut karena harus mengurusi kedua bocah kecil kembarnya dan juga harus kembali bekerja di klinik miliknya, karena dia seorang dokter anak.
"Ma, apa kita akan bikin kue strawberry hari ini??, biasanya papa yang bikin."
What???, Sejak kapan pria itu bisa bikin kue??. Lily yang sedang memetik strawberry kebingungan mendengar ucapan Andreo. "Bikin kue strawberry buat apa??."
"Kan besok hari ulang tahunnya mama sama papa. Nenek yang kasih tau, nenek video call dengan kami semalam, bertanya kapan pulang, nenek kangen." Sena yang menjawab pertanyaan itu.
Lily makin kebingungan. Ulang tahun???. Ia mengambil ponsel dalam saku celananya dan melihat kalender.
Oh My…..besok…..hari ulang tahun pernikahan ternyata. Kok aku malah nggak ingat sama sekali??
Alandra akhirnya menepuk bahu Sena. "Kan, nenek bilang jangan kasih tau mama."
Sena buru-buru membungkam mulutnya, lalu tersenyum.
Andreo juga ikut bertingkah yang sama. Tapi ia buru-buru menjelaskan. "Kue buatan papa rasanya aneh, bentuknya juga aneh. Ingatkan dulu kita sering bohong dan bilang kuenya enak. Tapi….Andreo nggak mau bohong lagi."
Lily hampir tertawa mendengar penjelasan itu. Ia jelas ingat, dulu pria itu bertanya tanpa henti tentang bahan-bahan membuat kue, juga menghias kue dengan sangat mengerikan, ketika Arion ulang tahun.
"Kok, papa bikin kue sendiri??, Nggak beli??."
"Kuenya…spesial buat mama dan kak Arion." Jelas Sena. "Kami bahkan merekam pesta ulang tahun dalam bentuk video. Biar mama dan kak Arion bisa lihat waktu mama dan kak Arion bangun." Tambah gadis kecil itu.
"Video??."
Alandra mengangguk. "Disimpan papa di galeri foto di rumah. Mama mau lihat??."
Meski ragu, Lily akhirnya mengangguk. Jadi setelah memanen strawberry, Lily beserta ketiga anaknya pergi ke rumah Varo. Anak- anak bahkan tau sandi rumah milik pria itu karena mereka sering berada di sana ketika di Korea.
🌺🌺
"……" What the????
Lily benar-benar terkejut. Galeri itu bukan berada di lantai atas seperti galeri foto milik kakak perempuan Varo. Namun berada di bawah tanah.
Ada lebih dari ribuan foto. Mulai dari foto Arion masih bayi, sedang ganti popok, menangis, tertawa, cemberut. Lalu foto-foto lain ketika Lily menggendong Arion, bermain dengan bayi itu, juga saat Lily tidur di sopa bersama dengannya.
Hampir semua foto-foto itu ketika Lily berada di rumah bersama Arion.
Setiap foto selalu bertuliskan tanggal juga tulisan tangan Varo.
Arion Azri Alvaro
('keponakan ku, anak ku!!')
Lilyana Levita
('Menyebalkan, cerewet')
Kamu....juga nyebelin!.
Lily terus berjalan sambil memperhatikan foto-foto yang di pajang rapi di dinding. Membaca setiap memo yang di tulis Varo.
'Kenapa kamu nggak ngeluh??'
Sebuah pertanyaan disertai dengan foto Lily yang berada di depan rumah Varo. Entah Lily salah ingat atau tidak, foto itu membawanya kembali pada kenangan ketika Lily tidak diizinkan Varo untuk bertemu dengan Arion.
Foto ketika Lily membuat istana pasir dengan Arion. Bertuliskan 'Kenangan Kepulauan Seribu'. 'Aku nggak akan kesini sendirian lagi'.
"......"
Buat apa dia memajang foto sebesar ini??!!. Yak ampun!!.
Lily menarik nafas dalam sambil menggelengkan kepalanya tidak percaya. Itu adalah foto ketika Lily tidur di sopa sementara Varo memeluknya dari belakang. Varo tersenyum kearah kamera dan itu adalah salah satu foto yang di perbesar seukuran manusia oleh pria itu selain foto pernikahan mereka.
Memo yang tertulis di bawah foto itu membuat Lily hampir bisa membayangkan si mesum Varo.
'Jadi…..kapan aku bisa memakan mu ha??.'
"......."
"Ini dia!." Sena, Andreo dan Alandra muncul, masing-masing membawa 1 kotak kayu.
1 kotak yang di bawa Sena, berisi ratusan flashdisk, Sedangkan 2 kotak yang di bawa Andreo dan Alandra. Berisi ribuan foto yang belum di pajang di dinding.
Lily mengambil salah satu foto itu dan ternyata, foto-foto itu adalah edisi si kembar. Mulai dari mereka bayi sampai mereka sebesar sekarang.
"Papa bilang, foto kami akan di pajang di galeri yang lain." Jelas Alandra.
Lily lalu berpaling untuk melihat ratusan flashdisk di kotak, di depan Sena. Ada tanggal, bulan dan tahun yang di tempel untuk membedakan setiap flashdisk, dan ternyata di susun berdasarkan bulan.
Jadi…..apa dia merekam sesuatu setiap bulannya???.
Andreo membawa laptop yang entah dapat darimana. Lily lalu memilih salah satu flashdisk. Begitu mengklik video dalam flashdisk itu, Lily langsung tertawa ngakak.
Di sana Varo sedang berjuang memasang popok 3 balita yang tidak mau diam. Andreo kecil tertawa senang setelah berhasil menarik popok yang baru setengah di pasang Varo. Lalu Alandra yang berada di depan Varo kencing tepat sebelum popok berhasil terpasang. Sementara Sena asyik menggigit popok di tangannya.
Varo tidak marah, ia hanya tersenyum menyerah, lalu memanggil ibunda Lily. Video berdurasi 3 menit itupun berakhir.
Lily beranjak ke video selanjutnya, judul di video itu menarik menarik perhatiannya 'ulang tahun pertama tanpa mu'.
Ruangan itu serba putih, ada Lily dan Arion yang terbaring lemah dengan tubuh dipenuhi selang penyanggah hidup.
Varo duduk di samping tempat tidur menatap nanar kue ulang tahun aneh di tangannya.
"Bangunlah, aku….membuat kue ini khusus untuk mu."
"Tadi bunda sempat mengomel dan itu pertama kalinya ia mengomeli ku karena membuat dapur berantakan. Sama seperti kamu waktu itu, hanya saja ketika aku bilang kalau kue ini untuk mu….bunda akhirnya tersenyum dan tidak marah lagi."
"Kau tau….aku sepertinya salah lagi membedakan gula halus dan garam halus, jadi….mungkin rasanya agak asin."
"Bangunlah….dan cicip serta komentari kue ini. Mau mengomel panjang juga tidak apa-apa. Bangunlah….ulang tahun pernikahan kita sudah lewat lima menit yang lalu."
Dalam video itu, Varo menatap nanar kearah Lily. Air mata jelas sudah lama membanjiri pipinya.
Hati Lily berdenyut sakit melihat Varo.
Setelahnya, Lily terus melihat video di tanggal yang sama, yaitu tanggal pernikahan mereka.
Setiap video menjelaskan dengan pasti betapa sedihnya Varo, betapa ingin pria itu berharap Lily dan Arion tiba-tiba bangun dan menghapus air mata pria itu.
Lily tanpa sadar juga telah meneteskan air mata.
"Mama kenapa nangis??." Sena tiba-tiba memeluk Lily. "Mama jangan sedih, papa bilang kami nggak boleh bikin mama nangis."
"Papa udah nggak sedih lagi kok. Kan mama udah bangun." Andreo juga ikutan memeluk Lily.
Alandra menghapus air mata di pipi Lily. "Jangan nangis lagi." Ucap anak laki-laki itu.
Lily mengangguk dan akhirnya menarik nafas dalam. Setidaknya saat ini, ia benar-benar sudah sadar dan sembuh total. Lily juga berjanji dalam hati bahwa ia tidak akan pernah membuat Varo menangis seperti itu lagi.
Begitu suasana haru itu selesai. Si kembar mengajak Lily untuk berkeliling ruangan dan Lily kembali menggelengkan kepalanya membaca memo serta foto di galeri itu. Lily juga terus tersenyum menatap foto-foto imut si kembar yang berhasil diabadikan Varo.
"Papa bilang sebuah foto akan membawa kita ke masa lalu. Jadi kalau kita kangen dan ingin kembali ke masa lalu, cukup lihat foto-foto saja." Jelas Alandra.
"Makanya Sena suka di foto, jadi Sena bisa lihat diri Sena sendiri dari bayi sampai dewasa." Sena menunjuk foto dirinya yang sedang naik sepeda.
"Yah, asal jangan di fotoin tante Dinda, tante Reyna sama tante Lyan aja. Andreo nggak mau foto pakai baju cewek lagi!!."
Ap…pa??!!!
"Fotonya…dimana??." Lily agak penasaran dengan foto yang dimaksud Andreo. Tapi si kecil itu menjawab dengan nada santai.
"Udah dibakar lah!."
Alandra ikut menimpali. "Foto dan videonya terlalu mengerikan jadi kami membuang flashdisk nya, papa nggak tau, jadi mama jangan bilang ke papa ya." Pinta anak laki-laki itu.
"Sena juga buang video yang waktu kita main lumpur, disitu video dan fotonya jelek, Sena nggak suka. Itu juga…jangan kasih tau papa ya."
"……" Karena ditatap dengan penuh harap. Meski penasaran ingin melihat, akhirnya Lily menyerah dan mengangguk setuju.
🌸🌸🌸
Bab selanjutnya :
https://www.kaskus.co.id/show_post/5...cad723e27dfed9
Diubah oleh cicimasni 08-05-2020 04:54






ZieYo dan 4 lainnya memberi reputasi
5
642
0
Thread Digembok
Thread Digembok
Komunitas Pilihan