- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
Bab 59 : Orang Dewasa yang Tidak Dewasa Sama Sekali


TS
cicimasni
Bab 59 : Orang Dewasa yang Tidak Dewasa Sama Sekali
Bab 59 : Orang Dewasa yang Tidak Dewasa Sama Sekali
🌸🌸🌸
Apa aku sudah bilang kalau Varo memilih teman berdasarkan sifat dan hobi yang sama??. Mungkin kalian perlu di ingatkan lagi.
Begitu kami sampai di Korea, Ha Neul dan Yong Ji lah yang menyambut kami di bandara. Sementara Taek Won menjemput Min Ji dari sekolahnya, lantaran sekolah kedua anaknya berbeda tempat.
Dari bandara mereka langsung ke rumah Taek Won dan ternyata pria itu tidak sempat menyambut kedatangan mereka karena harus segera meeting.
Varo baru bertemu dengan Taek Won di meja makan ketika makan malam tiba. Kedua pria dingin itu dengan canggung duduk berhadapan.
Lily menatap Varo yang menolak memakan daging yang sengaja di hidangkan istri Taek Won. Sementara Taek Won mencibir pria itu, Varo hanya berkata santai bahwa ia sedang diet. Itu juga Lily ketahui setelah di translate oleh Arion.
"Kamu beneran mau diet??." Lily bertanya tidak percaya. Pasalnya Varo begitu sampai di kediaman Taek Won langsung bertanya di mana timbangan berat badan berada. Dan buntutnya di ketahui bahwa berat badan pria itu naik mencapai 10 kg.
"Aku akan menurunkan 5 kg berat badanku agar kembali normal."
"Apa kamu yakin??."
Varo mengangguk yakin. "Selama bukan kamu yang masak, aku nggak tertarik untuk memakannya dan itu sangat membantu dalam program diet ku."
Oh….oke!!!.
Ha Neul menatap Varo dan Lily, lalu beralih ke suaminya, "Apa kau tidak mau diet juga. Bagian perut mu…sepertinya sedikit membuncit."
"……" Seseorang yang tadinya asyik mengunyah daging panggang, langsung terdiam sementara Varo mentertawakan ucapan Ha Neul.
Pria itu menunjuk ke perutnya sendiri sambil berucap bangga. "Setidaknya perutku tidak buncit!."
"......"
Karena pembicaraan itu battle diet pun di mulai. Pagi, salad buah, siang, salad sayur, malam jus sayuran.
Taek Won, "Aku pasti akan lebih tampan dari mu, pipi tembem."
Varo melirik pria di samping nya dengan tatapan tidak peduli. "Aku tidak peduli kau tampan dari ku atau tidak, buncit!!, Aku hanya akan lebih berotot dan berperut eightpack dengan begitu, aku akan jauh lebih gagah.
Pembicaraan yang kekanak-kanakan sekali.
Sementara Lily, Ha Neul dan anak-anak menikmati makanan secara normal. Kedua pria itu malah mirip kambing.
Sialnya, para istri yang malas olahraga itu harus ikut bangun pagi-pagi buta untuk lari pagi menemani para suami mereka. Dan kejadian ini sudah berlangsung 3 hari.
Jalan-jalan keliling Korea yang di janjikan Varo sebelum mereka berangkat ke Korea bahkan tak terlaksana lantaran pria itu sibuk dengan program dietnya.
🌺🌺
Arion baru selesai berganti pakaian dan akan turun untuk makan ketika melihat Yong Ji keluar dari kamarnya. Kedua anak kecil itu tersenyum dan saling sapa selamat pagi.
Apa Oppa akan ke kampus hari ini??." Tanya gadis kecil itu ketika mereka menuruni tangga.
Arion mengangguk. "Harus registrasi lalu mau keliling untuk tau di mana ruangan belajarnya juga di mana perpustakaan dan kantin kampus."
Yong Ji duduk di kursi. Di meja makan telah terhidang sarapan pagi yang sepertinya sudah di siapkan Ha Neul sebelum ia di paksa Taek Won untuk olahraga.
"Yong Ji….harus ke sekolah karena ada ujian matematika hari ini. Jadi tidak bisa ikut menemani Oppa."
Arion tiba-tiba merasa sedih, tapi anak laki-laki itu hanya tersenyum dan makan dalam diam.
"Appanya Yong Ji bilang kalau Oppa mau mampir ke rumah papanya Oppa sebentar setelah pulang dari registrasi, lalu setelahnya mau jalan-jalan ke Namsan Tower, Yong Ji dan Min Ji boleh ikut jalan-jalan kan??."
Arion mengangguk. "Tentu."
"Sebenarnya Yong Ji dan Min Ji cukup bosan pergi ke sana, kami hampir tiap minggu ke sana. Yong Ji sampai hapal jalan yang biasa di lewati Omma dan Appa. Tapi….nanti karena Oppa baru pertama kali ke sana….Yong Ji nggak keberatan jadi guide nya."
Arion kembali mengangguk. "Oke. Tunjukkan padaku sebagus apa tempat itu."
Yong Ji berjanji bahwa Arion pasti akan menyukai Namsan Tower. Lalu mulai menceritakan banyak hal tentang tempat itu.
15 menit kemudian si kembar turun dan pergi ke dapur bersama Min Ji yang sudah berseragam sekolah.
Sena tiba-tiba menghampiri Arion dengan perasaan gembira. "Sena, kak Reo dan Kak Andra mau liat sekolahnya kak Min Ji sama kak Yong Ji, kakak mau ikut nggak??."
Arion mengelus kepala adik perempuannya itu sembari menggeleng. "Kak Rion juga mulai kuliah hari ini. Jadi nggak bisa ikut."
"Tapikan…Sena mau jalan-jalan sama kak Rion."
"……"
Yong Ji bangkit dari kursinya lalu ikut mengelus Sena, meski ia tidak mengerti apa yang di bicarakan Arion dan Sena lantaran mereka bicara dalam bahasa Indonesia, Yong Ji meminta penjelasan dari Arion. "Adik Oppa kenapa??, kok jadi sedih??."
"Dia mau jalan sama-sama, tapi aku nggak bisa karena harus ke kampus." Jelas Arion dalam bahasa Korea.
Yong Ji akhirnya mengerti dan sekarang ia tersenyum ke arah Sena. "Kak Yong Ji dan kak Min Ji pulang sekolahnya lebih awal hari ini, nanti Sena main aja dulu sama kak Reo dan kak Andra nya ya. Atau….Sena bantuin mamanya kak Yong Ji, panen buah strawberry di kebun belakang rumah. Setelah kak Yong Ji dan kak Mini pulang sekolah. Kami janji nemenin Sena jalan-jalan keliling Korea, gimana??, Mau kan nunggu sebentar?."
Meski masih murung, akhirnya Sena mengangguk setuju. Detik selanjutnya langsung tersenyum ketika Yong Ji memberikan semangkuk strawberry pada Sena. "Buat Sena semuanya, manis loh."
"Thank you Sister~." Sena langsung duduk di samping Yong Ji sambil memakan strawberry, tidak lagi merasa sedih.
Arion juga berbisik pelan mengatakan terima kasih dalam bahasa Korea."Gomawo."
Para anak kecil itu selesai makan ketika melihat para orang tua mereka pulang ke rumah dengan baju penuh peluh.
"Aku tidak mau olahraga lagi." Lily melotot ke arah Varo lalu berlari ke kamar.
"Menyebalkan!!!." Kali ini giliran Ha Neul yang melempar handuk ke wajah Taek Won. "Jangan pernah mengajak ku lari lagi!!." Ucapnya sebelum berbalik pergi ke kamar untuk mandi.
Varo dan Taek Won hanya menatap istri-istri mereka dengan pandangan biasa tapi begitu keduanya saling tatap, aura permusuhan malah terlihat jelas.
Keduanya berlari menuju timbangan yang berada di ruang gym pribadi milik Taek Won. Perjanjian mereka adalah siapa yang berat badannya turun lebih cepat, harus membayar uang liburan selama setengah tahun dan memfasilitasi semuanya.
Sungguh kekanak-kanakan.
🌺🌺
"……."
Karena Lily tidak mengerti bahasa Korea, akhirnya ia memutuskan untuk membantu Ha Neul memanen buah strawberry bersama anak-anak, sementara Varo dan Taek Won mengantar yang lain ke sekolah.
Lily dan Ha Neul tidak tau kalau seorang pria bersikeras untuk ikut mengantar Arion ke kampus.
"Istri ku kuliah di sini dan aku juga sering di panggil untuk mengajar jadi aku kenal baik dengan dosen, profesor maupun rektor di sini. Lagipula…nanti kalau ada apa-apa harus diberitahukan padaku. Aku kan walinya."
Bukankah kau hanya mau menggertak mereka untuk tidak menyulitkan calon menantu mu. Cih!!!.
Varo mengabaikan Taek Won dan malah bicara pada Arion. "Meskipun paman menyebalkan ini akan jadi wali mu, tapi segala keluhan atau masalahmu harus kamu ceritakan pada papa. Terutama ketika dia mempersulit mu mendekati anaknya."
"……"
Varo sengaja bicara dalam bahasa Indonesia dan berhasil membuat Taek Won menatapnya sebal. Tunggu saja!. Aku pasti bisa berbahasa Indonesia dalam 2 bulan ini.
Arion hanya duduk diam saja mendengarkan kedua orang dewasa itu berdebat di dalam mobil.
Begitu mereka sampai. Adegan turun dari mobil sampai mereka tiba di depan kantor untuk registrasi, entah sudah berapa orang yang tak sengaja bertabrakan, insiden kejedot tembok, ketumpahan kopi bahkan ada yang sampai mengikuti mereka hingga di tegur salah satu dosen yang lewat. Pemandangan itu tak luput dari perhatian Arion. Siapa lagi penyebabnya kalau bukan dua pria tampan nan tinggi yang berjalan di kedua sisi nya.
"Tenang saja. Mahasiswa berprestasi apalagi sejenius Arion akan mendapat perlakuan khusus, apalagi dia masih di bawah umur. Arion di izinkan untuk membawa 1 bodyguard yang bahkan bisa mengikutinya belajar di ruang kelas, asalkan hal itu tidak menganggu mahasiswa lain."
"Kami juga akan melaporkan perkembangan Arion kepada Bapak Ming Kyu dan Bapak Taek Won."
"Bagus. Tolong juga jauhkan para gadis-gadis yang berani mendekatinya. Aku tidak mau anak perempuan ku patah hati."
"……" Kedua rektor yang berada di depan Arion menatap Taek Won dengan pandangan bingung
"……" Varo menggelengkan kepalanya. "Mereka beda usia berapa tahun. Pedofil namanya kalau mereka mau berkencan dengan Arion. Otak mu kau letakkan di mana sih!."
"Aku bahkan menikahi istriku yang 10 tahun lebih muda dariku, apapun bisa terjadi, kau saja yang tidak tau. Lagipula aku tidak bisa selalu mengawasinya."
Whatever lah.
Arion lagi-lagi hanya diam saja mendengar kedua orang itu kembali berdebat.
"Ingat!!. Kau harus masuk club taekwondo dan belajar cara berkelahi yang benar, jadi laki-laki tidak boleh lemah." Taek Won mengingatkan Arion ketika mereka mengantarnya keliling kampus. Mereka bahkan tidak butuh dosen di sana untuk mengantarkan mereka, karena Taek Won sangat sering berkeliaran di sekitar kampus ketika Ha Neul masih kuliah di sana.
"Bukan hanya fisik, kau kuliah jurusan hukum, pembullyan, kekerasan semuanya ada pasal dan pasti melibatkan hukum, tanpa kekerasan pun kau pasti bisa memasukkan mereka ke penjara. Tidak perlu pakai tenaga." Kali ini Varo yang memberi nasehat.
Taek Won kembali bicara ketika mereka memasuki kantin kampus. "Dua keponakan kesayangan ku kuliah di universitas ini. Mereka mengambil jurusan kedokteran, dan satunya kuliah jurusan komputer tapi saat ini mereka sedang magang. Nanti akan ku kenalkan kau pada mereka. Mereka akan menjaga mu di kampus, selain satu bodyguard yang mendampingi mu."
Arion mengangguk mengerti.
"Di sini ada beberapa makanan yang cukup enak, tapi kau tidak perlu khawatir karena ibunya Yong Ji dan Min Ji pasti akan selalu membuatkan mu bekal."
Arion kembali mengangguk. Mereka memesan 3 sosis kentang, 3 cupcake strawberry, dan semangkuk besar patbingsu matcha (sejenis es serut) sebelum kembali melanjutkan pembicaraan.
Arion menggaruk pipinya dengan jari telunjuknya ketika melihat makanan itu di letakkan di atas meja. "Rion….masih kenyang." Ucap anak laki-laki itu akhirnya.
Mereka baru pergi dari rumah sekitar 1 jam yang lalu dan tentu saja Arion yang sudah sarapan masih belum merasa lapar. Tapi Varo mengomelinya karena ia tau Arion pasti hanya sarapan dengan sepotong roti panggang. "Kamu itu sedang masa pertumbuhan mesti makan banyak. Papa nggak mau kamu jatuh sakit. Ayo makan sosisnya!."
Arion akhirnya meraih sosis yang di berikan Varo. Tapi belum habis sosis itu, Taek Won sudah menyodorkannya cupcake. "Yang satu ini untuk mu!." Ucap pria itu setelah menghabiskan cupcake miliknya.
Begitu tiba saatnya memakan patbingsu, lagi-lagi Arion menggeleng. Ia mengeluarkan air mineral botol dari dalam ranselnya. "Rion nggak suka matcha."
"Anak kamu kok pilih-pilih sekali makannya, tolong beri tahu apa saja yang tidak dia sukai. Jangan sampai dia menyusahkan istri ku."
"….."
Mendengar itu Arion langsung berkecil hati. Ia meraih sendok dan memakan patbingsu itu menahan rasa yang paling tidak ia sukai di mulutnya, lalu menelannya.
Varo dan Taek Won jelas melihat anak laki-laki itu menahan diri untuk tidak menangis. Varo langsung memelototi Taek Won sementara pria itu merasa bersalah memarahi anak kecil.
"Ma'af, papa nggak tau kalau Arion nggak suka matcha. Papa akan belikan yang rasa coklat. Nggak apa-apa!!, biarkan paman ini yang menghabiskan semuanya." Varo segera berlari untuk membeli patbingsu baru rasa coklat.
"……" Arion kembali terdiam melihat patbingsu rasa coklat yang baru di letakkan Varo di atas meja. Ia juga membawa cake strawberry ukuran sedang.
Varo tersenyum. "Biar papa bantu Arion menghabiskan yang ini. Sebenarnya….papa juga nggak suka matcha, hahahaha."
"…...." Seseorang jelas ingin melemparkan sendok yang di pegang nya ke arah pria yang barusan tertawa itu. Taek Won jelas ingat kalau Varo lah yang memilih rasa itu ketika mereka memesannya tadi. Pria itu hanya menusuk cake strawberry dengan sendoknya lalu makan dengan amarah yang berusaha di tahan.
"Ee….."Arion tersenyum ketika Varo dan Taek Won mendongkak ketika ia akan mulai bicara. "Bukankah papa dan Appa….sedang diet? Ini….kalorinya lumayan banyak loh, belum lagi sosis dan cupcake yang tadi dan cake itu juga….
"UGRHHHH SIALLL!!!!." Kedua orang dewasa itu mengumpat bersamaan. Mereka baru sadar dengan apa yang mereka makan. Tanpa mendengar penjelasan Arion lebih lanjut. Keduanya sudah berlari menuju lapangan dan kembali melakukan battle lari. Berharap apa yang mereka makan tadi langsung terbakar kalorinya.
Arion hanya tersenyum dan duduk tenang di kantin kampus menunggu Varo dan Taek Won selesai berlari.
🌸🌸🌸
Bab selanjutnya :
https://www.kaskus.co.id/show_post/5...20847e876aa418
🌸🌸🌸
Apa aku sudah bilang kalau Varo memilih teman berdasarkan sifat dan hobi yang sama??. Mungkin kalian perlu di ingatkan lagi.
Begitu kami sampai di Korea, Ha Neul dan Yong Ji lah yang menyambut kami di bandara. Sementara Taek Won menjemput Min Ji dari sekolahnya, lantaran sekolah kedua anaknya berbeda tempat.
Dari bandara mereka langsung ke rumah Taek Won dan ternyata pria itu tidak sempat menyambut kedatangan mereka karena harus segera meeting.
Varo baru bertemu dengan Taek Won di meja makan ketika makan malam tiba. Kedua pria dingin itu dengan canggung duduk berhadapan.
Lily menatap Varo yang menolak memakan daging yang sengaja di hidangkan istri Taek Won. Sementara Taek Won mencibir pria itu, Varo hanya berkata santai bahwa ia sedang diet. Itu juga Lily ketahui setelah di translate oleh Arion.
"Kamu beneran mau diet??." Lily bertanya tidak percaya. Pasalnya Varo begitu sampai di kediaman Taek Won langsung bertanya di mana timbangan berat badan berada. Dan buntutnya di ketahui bahwa berat badan pria itu naik mencapai 10 kg.
"Aku akan menurunkan 5 kg berat badanku agar kembali normal."
"Apa kamu yakin??."
Varo mengangguk yakin. "Selama bukan kamu yang masak, aku nggak tertarik untuk memakannya dan itu sangat membantu dalam program diet ku."
Oh….oke!!!.
Ha Neul menatap Varo dan Lily, lalu beralih ke suaminya, "Apa kau tidak mau diet juga. Bagian perut mu…sepertinya sedikit membuncit."
"……" Seseorang yang tadinya asyik mengunyah daging panggang, langsung terdiam sementara Varo mentertawakan ucapan Ha Neul.
Pria itu menunjuk ke perutnya sendiri sambil berucap bangga. "Setidaknya perutku tidak buncit!."
"......"
Karena pembicaraan itu battle diet pun di mulai. Pagi, salad buah, siang, salad sayur, malam jus sayuran.
Taek Won, "Aku pasti akan lebih tampan dari mu, pipi tembem."
Varo melirik pria di samping nya dengan tatapan tidak peduli. "Aku tidak peduli kau tampan dari ku atau tidak, buncit!!, Aku hanya akan lebih berotot dan berperut eightpack dengan begitu, aku akan jauh lebih gagah.
Pembicaraan yang kekanak-kanakan sekali.
Sementara Lily, Ha Neul dan anak-anak menikmati makanan secara normal. Kedua pria itu malah mirip kambing.
Sialnya, para istri yang malas olahraga itu harus ikut bangun pagi-pagi buta untuk lari pagi menemani para suami mereka. Dan kejadian ini sudah berlangsung 3 hari.
Jalan-jalan keliling Korea yang di janjikan Varo sebelum mereka berangkat ke Korea bahkan tak terlaksana lantaran pria itu sibuk dengan program dietnya.
🌺🌺
Arion baru selesai berganti pakaian dan akan turun untuk makan ketika melihat Yong Ji keluar dari kamarnya. Kedua anak kecil itu tersenyum dan saling sapa selamat pagi.
Apa Oppa akan ke kampus hari ini??." Tanya gadis kecil itu ketika mereka menuruni tangga.
Arion mengangguk. "Harus registrasi lalu mau keliling untuk tau di mana ruangan belajarnya juga di mana perpustakaan dan kantin kampus."
Yong Ji duduk di kursi. Di meja makan telah terhidang sarapan pagi yang sepertinya sudah di siapkan Ha Neul sebelum ia di paksa Taek Won untuk olahraga.
"Yong Ji….harus ke sekolah karena ada ujian matematika hari ini. Jadi tidak bisa ikut menemani Oppa."
Arion tiba-tiba merasa sedih, tapi anak laki-laki itu hanya tersenyum dan makan dalam diam.
"Appanya Yong Ji bilang kalau Oppa mau mampir ke rumah papanya Oppa sebentar setelah pulang dari registrasi, lalu setelahnya mau jalan-jalan ke Namsan Tower, Yong Ji dan Min Ji boleh ikut jalan-jalan kan??."
Arion mengangguk. "Tentu."
"Sebenarnya Yong Ji dan Min Ji cukup bosan pergi ke sana, kami hampir tiap minggu ke sana. Yong Ji sampai hapal jalan yang biasa di lewati Omma dan Appa. Tapi….nanti karena Oppa baru pertama kali ke sana….Yong Ji nggak keberatan jadi guide nya."
Arion kembali mengangguk. "Oke. Tunjukkan padaku sebagus apa tempat itu."
Yong Ji berjanji bahwa Arion pasti akan menyukai Namsan Tower. Lalu mulai menceritakan banyak hal tentang tempat itu.
15 menit kemudian si kembar turun dan pergi ke dapur bersama Min Ji yang sudah berseragam sekolah.
Sena tiba-tiba menghampiri Arion dengan perasaan gembira. "Sena, kak Reo dan Kak Andra mau liat sekolahnya kak Min Ji sama kak Yong Ji, kakak mau ikut nggak??."
Arion mengelus kepala adik perempuannya itu sembari menggeleng. "Kak Rion juga mulai kuliah hari ini. Jadi nggak bisa ikut."
"Tapikan…Sena mau jalan-jalan sama kak Rion."
"……"
Yong Ji bangkit dari kursinya lalu ikut mengelus Sena, meski ia tidak mengerti apa yang di bicarakan Arion dan Sena lantaran mereka bicara dalam bahasa Indonesia, Yong Ji meminta penjelasan dari Arion. "Adik Oppa kenapa??, kok jadi sedih??."
"Dia mau jalan sama-sama, tapi aku nggak bisa karena harus ke kampus." Jelas Arion dalam bahasa Korea.
Yong Ji akhirnya mengerti dan sekarang ia tersenyum ke arah Sena. "Kak Yong Ji dan kak Min Ji pulang sekolahnya lebih awal hari ini, nanti Sena main aja dulu sama kak Reo dan kak Andra nya ya. Atau….Sena bantuin mamanya kak Yong Ji, panen buah strawberry di kebun belakang rumah. Setelah kak Yong Ji dan kak Mini pulang sekolah. Kami janji nemenin Sena jalan-jalan keliling Korea, gimana??, Mau kan nunggu sebentar?."
Meski masih murung, akhirnya Sena mengangguk setuju. Detik selanjutnya langsung tersenyum ketika Yong Ji memberikan semangkuk strawberry pada Sena. "Buat Sena semuanya, manis loh."
"Thank you Sister~." Sena langsung duduk di samping Yong Ji sambil memakan strawberry, tidak lagi merasa sedih.
Arion juga berbisik pelan mengatakan terima kasih dalam bahasa Korea."Gomawo."
Para anak kecil itu selesai makan ketika melihat para orang tua mereka pulang ke rumah dengan baju penuh peluh.
"Aku tidak mau olahraga lagi." Lily melotot ke arah Varo lalu berlari ke kamar.
"Menyebalkan!!!." Kali ini giliran Ha Neul yang melempar handuk ke wajah Taek Won. "Jangan pernah mengajak ku lari lagi!!." Ucapnya sebelum berbalik pergi ke kamar untuk mandi.
Varo dan Taek Won hanya menatap istri-istri mereka dengan pandangan biasa tapi begitu keduanya saling tatap, aura permusuhan malah terlihat jelas.
Keduanya berlari menuju timbangan yang berada di ruang gym pribadi milik Taek Won. Perjanjian mereka adalah siapa yang berat badannya turun lebih cepat, harus membayar uang liburan selama setengah tahun dan memfasilitasi semuanya.
Sungguh kekanak-kanakan.
🌺🌺
"……."
Karena Lily tidak mengerti bahasa Korea, akhirnya ia memutuskan untuk membantu Ha Neul memanen buah strawberry bersama anak-anak, sementara Varo dan Taek Won mengantar yang lain ke sekolah.
Lily dan Ha Neul tidak tau kalau seorang pria bersikeras untuk ikut mengantar Arion ke kampus.
"Istri ku kuliah di sini dan aku juga sering di panggil untuk mengajar jadi aku kenal baik dengan dosen, profesor maupun rektor di sini. Lagipula…nanti kalau ada apa-apa harus diberitahukan padaku. Aku kan walinya."
Bukankah kau hanya mau menggertak mereka untuk tidak menyulitkan calon menantu mu. Cih!!!.
Varo mengabaikan Taek Won dan malah bicara pada Arion. "Meskipun paman menyebalkan ini akan jadi wali mu, tapi segala keluhan atau masalahmu harus kamu ceritakan pada papa. Terutama ketika dia mempersulit mu mendekati anaknya."
"……"
Varo sengaja bicara dalam bahasa Indonesia dan berhasil membuat Taek Won menatapnya sebal. Tunggu saja!. Aku pasti bisa berbahasa Indonesia dalam 2 bulan ini.
Arion hanya duduk diam saja mendengarkan kedua orang dewasa itu berdebat di dalam mobil.
Begitu mereka sampai. Adegan turun dari mobil sampai mereka tiba di depan kantor untuk registrasi, entah sudah berapa orang yang tak sengaja bertabrakan, insiden kejedot tembok, ketumpahan kopi bahkan ada yang sampai mengikuti mereka hingga di tegur salah satu dosen yang lewat. Pemandangan itu tak luput dari perhatian Arion. Siapa lagi penyebabnya kalau bukan dua pria tampan nan tinggi yang berjalan di kedua sisi nya.
"Tenang saja. Mahasiswa berprestasi apalagi sejenius Arion akan mendapat perlakuan khusus, apalagi dia masih di bawah umur. Arion di izinkan untuk membawa 1 bodyguard yang bahkan bisa mengikutinya belajar di ruang kelas, asalkan hal itu tidak menganggu mahasiswa lain."
"Kami juga akan melaporkan perkembangan Arion kepada Bapak Ming Kyu dan Bapak Taek Won."
"Bagus. Tolong juga jauhkan para gadis-gadis yang berani mendekatinya. Aku tidak mau anak perempuan ku patah hati."
"……" Kedua rektor yang berada di depan Arion menatap Taek Won dengan pandangan bingung
"……" Varo menggelengkan kepalanya. "Mereka beda usia berapa tahun. Pedofil namanya kalau mereka mau berkencan dengan Arion. Otak mu kau letakkan di mana sih!."
"Aku bahkan menikahi istriku yang 10 tahun lebih muda dariku, apapun bisa terjadi, kau saja yang tidak tau. Lagipula aku tidak bisa selalu mengawasinya."
Whatever lah.
Arion lagi-lagi hanya diam saja mendengar kedua orang itu kembali berdebat.
"Ingat!!. Kau harus masuk club taekwondo dan belajar cara berkelahi yang benar, jadi laki-laki tidak boleh lemah." Taek Won mengingatkan Arion ketika mereka mengantarnya keliling kampus. Mereka bahkan tidak butuh dosen di sana untuk mengantarkan mereka, karena Taek Won sangat sering berkeliaran di sekitar kampus ketika Ha Neul masih kuliah di sana.
"Bukan hanya fisik, kau kuliah jurusan hukum, pembullyan, kekerasan semuanya ada pasal dan pasti melibatkan hukum, tanpa kekerasan pun kau pasti bisa memasukkan mereka ke penjara. Tidak perlu pakai tenaga." Kali ini Varo yang memberi nasehat.
Taek Won kembali bicara ketika mereka memasuki kantin kampus. "Dua keponakan kesayangan ku kuliah di universitas ini. Mereka mengambil jurusan kedokteran, dan satunya kuliah jurusan komputer tapi saat ini mereka sedang magang. Nanti akan ku kenalkan kau pada mereka. Mereka akan menjaga mu di kampus, selain satu bodyguard yang mendampingi mu."
Arion mengangguk mengerti.
"Di sini ada beberapa makanan yang cukup enak, tapi kau tidak perlu khawatir karena ibunya Yong Ji dan Min Ji pasti akan selalu membuatkan mu bekal."
Arion kembali mengangguk. Mereka memesan 3 sosis kentang, 3 cupcake strawberry, dan semangkuk besar patbingsu matcha (sejenis es serut) sebelum kembali melanjutkan pembicaraan.
Arion menggaruk pipinya dengan jari telunjuknya ketika melihat makanan itu di letakkan di atas meja. "Rion….masih kenyang." Ucap anak laki-laki itu akhirnya.
Mereka baru pergi dari rumah sekitar 1 jam yang lalu dan tentu saja Arion yang sudah sarapan masih belum merasa lapar. Tapi Varo mengomelinya karena ia tau Arion pasti hanya sarapan dengan sepotong roti panggang. "Kamu itu sedang masa pertumbuhan mesti makan banyak. Papa nggak mau kamu jatuh sakit. Ayo makan sosisnya!."
Arion akhirnya meraih sosis yang di berikan Varo. Tapi belum habis sosis itu, Taek Won sudah menyodorkannya cupcake. "Yang satu ini untuk mu!." Ucap pria itu setelah menghabiskan cupcake miliknya.
Begitu tiba saatnya memakan patbingsu, lagi-lagi Arion menggeleng. Ia mengeluarkan air mineral botol dari dalam ranselnya. "Rion nggak suka matcha."
"Anak kamu kok pilih-pilih sekali makannya, tolong beri tahu apa saja yang tidak dia sukai. Jangan sampai dia menyusahkan istri ku."
"….."
Mendengar itu Arion langsung berkecil hati. Ia meraih sendok dan memakan patbingsu itu menahan rasa yang paling tidak ia sukai di mulutnya, lalu menelannya.
Varo dan Taek Won jelas melihat anak laki-laki itu menahan diri untuk tidak menangis. Varo langsung memelototi Taek Won sementara pria itu merasa bersalah memarahi anak kecil.
"Ma'af, papa nggak tau kalau Arion nggak suka matcha. Papa akan belikan yang rasa coklat. Nggak apa-apa!!, biarkan paman ini yang menghabiskan semuanya." Varo segera berlari untuk membeli patbingsu baru rasa coklat.
"……" Arion kembali terdiam melihat patbingsu rasa coklat yang baru di letakkan Varo di atas meja. Ia juga membawa cake strawberry ukuran sedang.
Varo tersenyum. "Biar papa bantu Arion menghabiskan yang ini. Sebenarnya….papa juga nggak suka matcha, hahahaha."
"…...." Seseorang jelas ingin melemparkan sendok yang di pegang nya ke arah pria yang barusan tertawa itu. Taek Won jelas ingat kalau Varo lah yang memilih rasa itu ketika mereka memesannya tadi. Pria itu hanya menusuk cake strawberry dengan sendoknya lalu makan dengan amarah yang berusaha di tahan.
"Ee….."Arion tersenyum ketika Varo dan Taek Won mendongkak ketika ia akan mulai bicara. "Bukankah papa dan Appa….sedang diet? Ini….kalorinya lumayan banyak loh, belum lagi sosis dan cupcake yang tadi dan cake itu juga….
"UGRHHHH SIALLL!!!!." Kedua orang dewasa itu mengumpat bersamaan. Mereka baru sadar dengan apa yang mereka makan. Tanpa mendengar penjelasan Arion lebih lanjut. Keduanya sudah berlari menuju lapangan dan kembali melakukan battle lari. Berharap apa yang mereka makan tadi langsung terbakar kalorinya.
Arion hanya tersenyum dan duduk tenang di kantin kampus menunggu Varo dan Taek Won selesai berlari.
🌸🌸🌸
Bab selanjutnya :
https://www.kaskus.co.id/show_post/5...20847e876aa418
Diubah oleh cicimasni 08-05-2020 04:53






ZieYo dan 4 lainnya memberi reputasi
5
707
0
Thread Digembok
Thread Digembok
Komunitas Pilihan