Kaskus

Story

pearllyAvatar border
TS
pearlly
Liontin kupu-kupu [ Last Part ]
Liontin kupu-kupu [ Last Part ]


Esoknya Symphony tidah masuk sekolah karena upacara pemakaman kakak kembarnya. Rasa haru dan hening menghiasi pemakaman, tapi Symphony sama sekali tidak meneteskan airmata, karena ia tahu bahwa Melody ada di sampingnya.

Hari sudah pagi. Segera ia bersiap-siap untuk pergi ke sekolah. Ternyata di depan rumah ada Verena yang menunggunya.

Sekilas Verena melihat Symphony dan langsung berlari memeluknya disertai dengan airmata yang mengalir.

Setelah melewati suasana haru bersama, mereka pun pergi ke sekolah bersama.

Di perjalanan, Symphony menceritakan kecurigaannya terhadap Claudia kepada Verena. Mereka berdua pun menyusun rencana untuk mencari kepastian dari tersangka.

Waktu istirahat. Verena dan Symphony ke kantin bersama. Saat ingin duduk tiba-tiba Verena memasang ekspresi terkejut. "Kamu kenapa, na? kok kaget gitu liat muka aku?" Tanya Symphony.

"bukan kamu tapi Me-Melody." Jawab Verena terbata-bata. "Melody?" Symphony menoleh ke belakang.

"oohh.. Melody." Jawab Symphony enteng.
"kamu kok malah gitu sih?" Tanya Verena heran.

Symphony dan arwah Melody hanya tersenyum. "Ssst... jangan berisik. Cuma kamu berdua yang bisa lihat aku." Melody menjelaskan kepada Verena apa yang terjadi dengannya dan mengapa dia masih ada di dunia saat ini.

"oh, jadi kamu masih belum bisa tenang jika nggak ada yang nenangin kamu." Tanya Verena.

"iya, jadi tolong ya cari tahu gimana aku bisa tenang." Jawab Melody.

"oh ya, Claudia! Kita harus cari tahu. Ayo kembali ke kelas!" seru Symphony.

Segera Symphony dan Verena ditemani oleh Melody kembali ke kelas. Sebelum mereka memasuki ruang kelas, mereka mendengar suara gadis berbicara sendirian.

"Melody! Biarpun kamu sudah tidak ada tak akan ku maafkan!". Verena dan Symphony pun terbelalak.

Segera mereka menyergap Claudia. "Tak termaafkan? Maksudmu apa?" Tanya Symphony dengan tegas.

Claudia pun kaget dan dengan cepat ia lari dari ruang kelas. "Tunggu. Jadi yang memutuskan tali rem motorku itu dia? Tapi kenapa dia kelihatan dendam sekali dengan Melody? Hei Melody, apa kamu ingat sesuatu tentang dia? Apa kamu punya kenangan buruk dengannya?" Symphony bertanya-tanya dan menanyakan hal tersebut pada Melody.

Melody seperti berusaha menjawab tapi tak bisa karena ia sepertinya tidak berani mengatakannya.

Pulang sekolah, Symphony berjalan kaki sendirian. Tak lama, ada tukang ojek yang menawarkannya tumpangan "Neng, ojek?". Symphony menampilkan ekspresi ketakutan dan langsung lari meninggalkan tukang ojek tersebut.

"Symphony kamu kenapa? Kamu sepertinya trauma sama motor ya?" Tanya Melody halus. "Aku gak tau." Kata Symphony sambil tertunduk.

Malam hari di rumah, seusai makan malam, Symphony termenung di kamar didampingi Melody. "Kamu kenapa?" Tanya Melody. "aku masih belum bisa terima kenapa kakak harus mati dengan cara begini." Jawab Symphony. Suasana kembali hening.

"Symphony, sebenarnya kakak... hmm" kata Melody seperti ingin menyampaikan sesuatu.

"Kenapa, kak?" Tanya Symphony mendesak.

"Hmmm... Kakak sudahh..."

Melody menceritakan kepada adiknya apa hubungan antara dirinya dengan Claudia.

Dulu Melody pernah masuk tim basket di Paradiso Sportclub dan baru saja mengeluarkan diri dari tim.

Di tim itu, dia punya kelompok. Melody bertindak seolah-olah ketua dari tim itu. Lalu ada anggota baru, umurnya setahun di atasnya yang kelihatannya bodoh, culun dan tidak bisa apa-apa. Melodi dan kelompoknya kemudian menindasnya.

Kemudian setelah sekian lama ditindas, gadis itu dikabarkan bunuh diri. Orang-orang tidak tahu apa alasan gadis itu bunuh diri.
Selanjutnya Melody dan timnya pergi bersama mengunjungi pemakaman gadis itu. Dan di pemakaman, Melody melihat seorang gadis di samping batu nisan yang adalah Claudia adik gadis yang tertindas itu.

Dan barulah seminggu kemudian setelah kejadian itu, Claudia pindah ke sekolah St.Laurensia.

"Mengenaskan." Kata Symphony.

"Ya, kakak tahu. Kakak sangat merasa bersalah dan sangat berdosa." Kata Melody yang kemudian meniundukkan kepalanya.

"Oh, mungkin kakak bisa tenang jika Claudia memaafkan kakak." Symphony member ide.

"ya, mungkin. Tapi gimana caranya?" Melody kembali bertanya.

"Mimpi. Kakak bisa masuk ke mimpi orang kan?" Usul Symphony.

"Ya! Benar juga kamu. Kalau begitu kakak pergi ke rumah Claudia. Mungkin dia sudah tidur."

Malam itu juga, Melody pergi ke rumah Claudia dan memasuki mimpi Claudia.

Latar terlihat putih, terlihat Claudia sedang berjalan kebingungan. Melody menampakkan diri di depan Claudia.

"Hei, ini aku, Melody." sapa Melody.

"Nggak mungkin. Melody sudah mati." Kata Claudia dengan nada gelisah.

"Aku ke sini bukan untuk ganggu kamu. Tapi aku ke sini mau minta maaf. Aku gak mau ada dendam di antara kita. Mau kan maafin aku?" tutur Melody memohon maaf sambil melangkah pelan mendekati Claudia. "Nggak, jangan mendekat! Pergi! Jangan ganggu aku!" seru Claudia ketakutan.

"Aku gak akan pergi sebelum kamu maafin aku. Dengar! Aku tulus meminta maaf dari kamu." Kata Melody untuk meyakinkan Claudia. "Nggak! Jangaann !!" teriak Claudia.

Claudia terkejut dan terbangun dari mimpinya.

"Mimpi buruk. Aku bertemu arwah Melody. oh Tuhan ada apa denganku. Aku telah membunuhnya...." Gerutu Claudia dengan nada gelisah.

"Ohh.. Baik, aku akan memaafkanmu Melody. Tapi tolong maafkan aku juga karena tindakanku ya Tuhan." Kata Claudia dan perlahan.

Keesokan harinya Symphony dan Verena pergi ke sekolah bersama lagi.

"Hei, mana Melody?" Tanya Verena pada Symphony.
"Gak tau. Dari kemarin dia gak kelihatan." Jawab Symphony.
Kemudian sepanjang jalan tak ada percakapan yang terjadi. Sampai mereka melihat bayangan Melody melintas di depan mereka. "Melody. mau kemana?" Tanya Symphony.

"Aku tak tahu. Lagipula kenapa kamu mencariku?" kata Melody. "Jelas lah. Aku butuh kamu." Kata Symphony.

"Sudah, jangan manja gitu. Aku kan gak selamanya harus menemanimu." Kata Melody kemudian meninggalkan Symphony. "Melody!" Symphony berusaha memanggil tapi terlambat karena Melody sudah melayang jauh. Symphony pun menyerah dan melanjutkan perjalanannya ke sekolah.

Di tengah jalan Symphony melihat motor dan ia teringat akan janji kakaknya "Hei, Symphony, nanti weekend aku ajarin naik motor ya?".

Symphony pun menangis dan Verena heran melihatnya yang tiba-tiba menangis.

"Hei, kamu kenapa? Kok tiba-tiba nangis?" Tanya Verena heran. "Aku teringat janji dari Melody. Dia berjanji buat ngajarin aku naik motor waktu weekend. Tapi sebelum weekend tiba dia sudah meninggal. Kejam.. semua kejam."

Kata Symphony lirih. Verena merasa haru dan menenangkan Symphony dalam rangkulannya.

Hari-hari berlalu tanpa kehadiran Melody. Symphony yang selalu didampingi Verena semakin merasa tersiksa akan traumanya.

Verena merasa tak tega sahabatnya menderita akan trauma itu. "Ony, kamu ga mungkin kan terus-terusan trauma kayak gini. Kalau kamu terus kayak gini Mel-mel ga bakal tenang.

Jangan berlarut-larut dong." Verena mencoba menyarankan Symphony untuk menghilangkan traumanya, tapi Symphony mengelak.

"Gampang ya kamu ngomong kayak gitu. Kamu gak tau apa yang aku rasain, gimanamenderitanya aku selama ini, gimana sulitnya aku ngadepin semua ini.

Kamu gak tau apa-apa tentang aku. Sekarang mending tinggalin aku!" bentak Symphony.

Verena merasa telah mengucapkan kata-kata yang salah.

Karena takut mengganggu ia memutuskan untuk meninggalkan Symphony. Symphony termenung sejenak memikirkan apa yang disebutkan Verena barusan.

"Gak ada yang ngerti perasaanku" bisiknya lirih.

Symphony keluar melihat motor bekas dipakai Melody yang sudah lama diperbaiki.

Dia berkata dalam hatinya, "Aku ga boleh manja. Melody, aku akan perlihatkan padamu, kalau aku bisa naik motor".

Kemudian Symphony mengeluarkan motornya dari rumahnya dan mulai mencoba belajar mengendarai motor. Sekali ia jatuh, tetapi ia tak menyerah.

"Aku gaboleh kalah sama Melody. Aku pasti bisa. Lihat aku Melody." dengan kata itu dia bangkit lagi.

Perlahan-lahan ia mencoba menyusuri liku-liku. Dan beberapa lama kemudian akhirnya ia bisa mengendarai motor.

Sampai matahari dari putih berubah menjadi lembayung, ia kembali ke rumahnya. Setelah memasukkan motornya ke parkiran ia teringat sesuatu. "Oh ya. Melody!!"

Sore itu ia segera pergi dari rumahnya. Ia berkeliling seakan-akan mencari sesuatu. Dalam hatinya ia berbicara "Melody, dimana dia? Pergi kemana selama ini? Apa dia benar-benar ninggalin aku?". Tak henti ia mencari dimana kakak kembarnnya itu bersembunyi.

Ia ingin menunjukkan pada kakaknya kebanggaannya karena telah menghadapi rasa takutnya.

Ia terus berlari dan berlari. Dan akhirnya langkah pun perlahan tertatih. Wajah yang muram tanda putus asa mulai terlukis. Airmata bercucuran.

"Kak, apa kamu benci sama aku? Kenapa kamu tinggalin aku. Jangan pergi" katanya dengan nada lirih.

Waktu itu jalanan mulai sepi dan gelap.

Symphony menengadah dan matanya yang lesu pun kemudian terbelalak karena terkejut.

Seberkas cahaya memecah kegelapan dihadapannya. Di tengah cahaya terdapat sosok wanita yang terhalang silau cahaya sehingga Symphony tak dapat melihat melihat wajahnya.

Kemudian Symphony mendengar suara bening yang sangat dikenalnya. Suara iu mengucapkan sesuatu, "Terimakasih, saudariku. Tenang, aku tidak akan meninggalkanmu, karena aku ada dalam dirimu, dalam hatimu". Itu suara Melody.

"Kak jangan tinggalin aku sendiri. Jangan bilang kalau aku tidak akan melihatmu lagi. KAAAKK!!!" teriak Symphony tak sampai kepada Melody. Cahaya itu hilang bersama sosok Melody. Tangis pun membanjiri wajah Symphony.

"Krincing.." Symphony mendengar seperti ada sesuatu yang terjatuh. Symphony menghampiri asal suara itu. Ternyata liontin milik Melody. Kemudian Symphony menggabungkan kedua liontin miliknya dengan milik Melody. Kedua liontin itu membentuk kupu-kupu. Kini dua sayap yang terpisah telah menjadi satu. Symphony berbisik "Terbanglah dengan bebas... Kakakku."
Diubah oleh pearlly 08-05-2020 02:23
jeannneAvatar border
abellacitraAvatar border
nona212Avatar border
nona212 dan 21 lainnya memberi reputasi
22
857
6
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan