~PROLOGUE~
Cartoons United Backside Story
Season 4 - Episode 86 : Running Man
Quote:
Seminggu selepas penyebaran undangan proyek, para peserta dijadwalkan bertemu di salah satu studio agensi Cartoons United. Pertemuan perdana tersebut ditujukan agar peserta mengetahui garis besar acara, peraturan dan tantangan di episode syuting.
Produser hadir bersama segenap kru dan didampingi petinggi agensi. Beliau akan melakukan perkenalan sekaligus menyampaikan semua materi. Kerja sama proyek ‘Running Man’ dengan agensi merupakan yang pertama kali sepanjang acara berjalan. Produser sangat antusias. Beliau telah bersiap di studio, menunggu kedatangan makhluk kartun pilihan.
Pukul sepuluh pagi kurang lima belas menit, lantai studio agensi mulai ramai. Para anggota mengunjungi tempat pengkaryaan masing-masing. Karyawan berlalu lalang mengurus izin kepemilikan beberapa studio. Kru program ‘Running Man’ mengambil posisi di samping pintu studio pusat. Mereka hendak menyambut calon peserta yang baru menginjak ujung koridor.
Empat pemuda datang menyongsong lokasi kumpul. Kru tanggap mengecek identitas, termasuk mencocokkan wajah. Pengecekan berlangsung dua menit. Rombongan pemuda itu dipersilahkan masuk dan duduk di barisan kursi yang tersusun melingkar. Sebuah mimbar terletak di depan tengah. Layar proyektor terpasang di belakang mimbar menghadap peserta.
Tersisa tiga calon peserta yang belum hadir. Di antaranya ialah dua gadis yang baru saja keluar lift. Gadis satu terus menoleh kanan-kiri. Dia menahan gadis dua melangkah duluan supaya ada teman. Mereka sengaja berjalan pelan sekali supaya tidak ketinggalan sesuatu.
“Hansel belum datang, Eruna. Dari awal kita mengitari lobby, batang hidung dia belum terlihat. Sebaiknya kita segera ke studio dan menunggu disana !”, keluh Ruri.
“Aku mau bertemu senior sebelum kumpul ! Di studio, aku pasti diabaikan karena keberadaan teman-teman senior”, balas Eruna.
“Haduh, kamu bisa melakukannya saat pulang. Ayolah, aku jenuh jalan tersendat begini. Orang sekitar itu memperhatikan. Tujuan ada di depan mata dan kita membuang waktu !”, Ruri tepuk jidat.
“Tidak apa, Ruri. Mereka sabar menunggu kok ! Layak aku yang sabar menunggu sapaan hangat senior. Hihi, aku hendak menunjukkan rambutku yang baru supaya senior tidak minder berkepala botak”, Eruna malu-malu menggeleng.
Eruna berdandan seperti biasa, yakni memakai seragam model sekolahan serta rok pendek selutut. Namun, perbedaan terdapat pada rambut dia yang pendek mirip laki-laki akibat peristiwa misterius selepas konser instrumen. Kepala Eruna terkena cairan pengikis rambut yang dilempar entah dari mana. Bukannya panik, dia justru bersyukur punya gaya rambut yang menyamai kebotakan Hansel.
Ruri menghela nafas. Demi menarik simpati, Eruna rela berpenampilan nyeleneh. Selain gerak langkah yang dipaksa pelan, orang sekitar tentu heran menatap rambut sahabat. Mereka tak biasa menemukan gadis berambut sangat pendek, kecuali sedang sakit. Bahkan, wanita agensi yang tomboy sekalipun tidak potong sependek itu.
Tinggal sekian langkah dari studio, telinga Eruna menangkap suara samar laki-laki dikenal. Dia berbalik tersenyum lebar. Siluet Hansel berada di balik kerumunan orang yang baru keluar lift. Eruna berniat lari menyongsong senior. Ruri sigap memegangi lengan sahabat, mencegah kejadian canggung. Dia menduga Hansel sedang tidak sendiri.
“Hansel, jalan cepat ! Nanti kita telat bertemu produser ! Penilaian beliau bisa jelek, duh !”, peringat Shinee. Dia mendorong Hansel yang malas-malasan.
“Apaan sih ? Mereka yang mengundang, maka pantas menunggu. Berhentilah mendorong ! Punggungku pegal !”, sanggah Hansel memiringkan badan. Shinee yang terlalu keras mendorong, hampir terjerembap.
Shinee kesal memukul-mukul, sementara Hansel kalem menangkis. Pertikaian khas pasangan itu diamati pula oleh Eruna. Gadis itu lemas hilang semangat. Kesempatan Eruna untuk mengajak bicara senior kesukaan semakin kecil. Hansel cenderung meladeni ulah manja saingan terberat selama kumpul.
“Ah, lagi-lagi Shinee menemani senior. Kapan senior ke studio seorang diri ?”, Eruna menunduk lesu.
“Sudah yang tabah. Terimlah kenyataan bila Hansel resmi memacari partner musik. Wajar kalau mereka pergi bareng kemana-mana. Jangan libatkan perasaan pada interaksimu dengan Hansel. Dia mengerti kok…”, nasihat Ruri.
“Ugh, kau harusnya memberi strategi untuk menyingkirkan Shinee di studio. Kita isengi dia dengan panggilan pentas atau urusan kelas S. Tiada yang merebut tatapan senior selain aku. HUAHAHAHA !!” Eruna tertawa jahat.
“Yang kamu pikirkan cuma cara penyenang dirimu saja. Lagipula, belum tentu Shinee ikut ke dalam. Aku tidak melihat namanya di tabel undangan. Mungkin, dia sekedar menemani Hansel berangkat”, Ruri mengangkat bahu.
Eruna menghela nafas. Dia tidak hafal nama peserta undangan selain Hansel dan dua sahabatnya. Eruna berusaha optimis mengiyakan ucapan Ruri. Kehadiran Shinee yang tidak berkepentingan di studio dilarang kru acara. Mau tidak mau Hansel masuk sendiri meninggalkan pasangan. Eruna punya celah cari perhatian.
“Halo, selamat pagi Ruri, selamat pagi..ehm, teman laki-laki Ruri ?”, sapa Shinee. Dia asing melihat penampilan Eruna.
“Pa-pagi, Shinee. Dia bukan teman laki-lakiku. Masa kamu tidak mengenal teman seangkatan ? Psst, hoi balas sapaannya !”, Ruri gugup mengkoreksi. Dia menyikut pelan Eruna yang melamun.
Eruna menengok. Menemukan wujud saingan tepat di depan mata, wibawa dia langsung runtuh. Kaki Eruna bergetar hebat. Dia kehilangan tenaga untuk berdiri tegak. Eruna bersandar merangkul Ruri. Dia mengeluarkan kata-kata tidak berarti di balik leher halus sahabat. Ruri malu bersusah payah melepas lengan Eruna.
“Wah, kalian romantis. Selamat, Ruri hihi ! Semoga langgeng yaa !”, puji Shinee.
“Katanya terburu-buru. Malah sempat kamu mengobrol disini. Jarak ke studio tinggal sedikit lagi !”, sindir Hansel. Perilaku Shinee tidak konsisten.
“Apa salahnya aku menghampiri sesama penyanyi ? Lihatlah, Hansel ! Ruri yang pernah kamu ajak berduet, sekarang punya partner juga ! Berilah selamat !”, Shinee mengangkat bahu. Dia menyatukan tangan Hansel dan Ruri untuk berjabat.
“Pasangan Ruri ? Eruna ?”, Hansel memicingkan mata. Dia tetap mengenali wajah partner editorial di meski beda gaya rambut. Ruri tersenyum kecut. Syukur, ingatan Hansel normal.
Seketika, tenaga Eruna kembali. Dia berdiri tegak, membetulkan ikatan kain syal yang agak kendur sebab aksi rangkul barusan. Eruna mengangguk ramah ke arah Shinee. Lantas ke depan Hansel, dia menunduk terlebih dahulu. Eruna perlu mengumpulkan keberanian untuk memulai bahasan ringan terhadap senior yang ditunggu-tunggu.
“Ha-halo senior, selamat pagi. Wah, senior po-potong botak…”, Eruna grogi. Dia hanya sekilas mengamati rupa Hansel atas-bawah.
“Wah, kamu baru melihat potonganku ? Begitulah, nasib malang yang menimpaku kala hendak memperbagus penampilan. Terpenting, teman-teman masih mengenali Hansel yang sama, tiada masalah. Kamu yang habis potong pendek seperti pria juga jangan sampai tidak dikenal hahaha..”, Hansel mengusap dagu berpesan.
Eruna syok. Komentar Hansel pendek sekali. Senior terdengar tidak tertarik mengulik alasan kerelaan Eruna merubah gaya rambut. Pemikiran Hansel cukup sampai tahu. Mungkin, laki-laki itu biasa menganggap cewek berambut pendek. Hansel paham selera Eruna sukar ditebak. Jika partner editorial berniat mencoba dandanan unik, Hansel tidak heran.
“Partner Ruri bernama Eruna ? Mirip seseorang di angkatan deh ! Ngomong-ngomong Hansel tahu identitas partner Ruri dari mana ?”, Shinee mengetuk-ngetuk kepala. Dia pun masih bertahan pada pandangan konyol.
“Astaga, Shinee ! Dia itu Eruna dari angkatan kita. Kalau keliling kantor agensi, aku sering menemui Ruri dan Eruna bersama”, Hansel tepuk jidat.
“Hihi, maaf. Aku kan jarang mampir ke ruang pengkaryaan selain markas girlband. Ngomong-ngomong Ruri sedang apa ? Mau hadir di kumpul perdana proyek ‘Running Man’ juga kah ?”, Shinee terkikik centil, lanjut bertanya.
“Umm, iya. Kami berdua diundang pakai surat. Kalian menerima surat serupa ? Seingatku, ada nama Hansel di tabel terlampir”, Ruri mengangguk.
“Eer, betul ada namaku. Tapi sebenarnya…”, penjelasan Hansel terpotong.
“Ada nama Hansel yang tercetak di tabel, dan namaku menyusul ditulis di susunan acara utama. Kami sepasang tampil di acara terpopuler di dunia, bekerja sama menyelesaikan tantangan demi hadiah dan pamor. Penonton setia ‘Running Man’ sekaligus penggemar lagu ciptaan X5-SB pasti menyukai kolaborasi kami !”, Shinee semangat merebut topik. Hansel mendengus. Bukan waktu yang tepat mengungkit alias musik.
Kepercayaan diri Shinee memecahkan sesuatu di lubuk hati Eruna. Gadis itu kian tunduk menyembunyikan muka. Eruna ketar-ketir menemui Hansel yang terbawa aura atraktif personil girlband. Terlebih, dia bakal beradu dengan mereka di sepanjang acara. Undangan macam ini berujung mendatangkan penyakit hati.
Ruri terbelalak, lalu mengeryitkan dahi. Dia ragu partner Hansel turut diundang. Nama di tabel sudah ditetapkan, tidak akan berubah. Susulan nama di susunan acara paling cuma akal-akalan Shinee. Pacar Hansel terlalu gembira hingga berandai tidak logis. Memang kebiasaan buruk para penggemar setia reality show.
“Oke, aku dan Hansel duluan ke studio ! Haha, tidak sabar mendengar suara produser yang dewasa dan kalem menerangkan isi permainan. Semangat Ruri, jangan sampai kalah dari aku hihi !”, Shinee menggandeng Hansel pergi.
“Acara belum mulai Shinee ! Bicaramu kejauhan !”, tegur Hansel. Dia menunduk sedetik, berkomat-kamit maaf ke Ruri dan Eruna.
“Oh iya, Ruri bilang ke pasanganmu agar besok mengenakan celana ya ! Ketampanan dia kurang sesuai dengan bawahan rok selutut !”, saran Shinee memicu sebuah jitakan dari Hansel.
Sudah jatuh ketiban tangga. Taktik pendekatan Eruna berakhir mengenaskan. Setelah gaya rambut yang diabaikan Hansel, dia menerima kabar bahwa Shinee ikut bergabung di acara. Tiada celah buat Eruna memancing interaksi Hansel. Dia tidak bisa mengalahkan polah cerewet Shinee. Kalau memaksa, hanya malu yang didapat.
“HUAAA, RURII !! AKU MENYESAL POTONG PENDEK ! Senior kejam mengabaikan Eruna ! Shinee segala ikut proyek. Huhu, rencanaku kacau…”, Eruna bersandar, memeluk Ruri erat. Pose mereka mirip lelaki yang memberi ungkapan kasih pada wanita tersayang.
“Huft, aku belikan kamu wig deh, sepulang dari sini…”, Ruri menaruh iba.
PENDAFTARAN BELUM DIBUKA
Pada permainan ini GM membutuhkan 7-10 pemain.
Silahkan bagi kalian yang ingin mendaftarkan diri menjadi pemain posting di thread dengan format :
Quote:
Title: Daftar sebagai Pemain !
Body :
Saya [user id] siap mematuhi segala aturan dan mengikuti permainan hingga selesai
Karakter Pilihan : XXX
Anime/Kartun Kesukaan : XXX (cukup satu judul yang paling disukai)
[alasan pemilihan karakter/pandangan pribadi mengenai Cartoons United Agency]
Quote:
Original Posted By ContohTitle: Daftar sebagai Pemain !
Body :
Saya gm.runningman siap mematuhi segala aturan dan mengikuti permainan hingga selesai
Karakter Pilihan : Thomas Cat-tingham
Anime/Kartun Kesukaan : Spongebob Squarepants
Thomas ialah kucing yang lucu dan menggemaskan. Polah tingkah konyolnya saat mengejar tikus Jerry sering membuat saya terpingkal-pingkal. Saya tentu ingin memainkan karakter favorit sejak kecil pada permainan ini. Tentunya, saya senang jika agensi Cartoons United memiliki Thomas sebagai anggota kelas tertinggi. Popularitasnya pasti membawa nama agensi kian meningkat. Termasuk salah satu caranya, ialah menjadi bintang tamu di reality show Running Man.
NB : cerita boleh berdasarkan kisah nyata, atau imajinasi masing pemain
TURN 1 akan dimulai Hari, DD Bulan YYYY, selambat-lambatnya pukul JJ.MM WIK (Waktu Indonesia KASKUS)