- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Bukalapak Akui 13 Juta Data yang Dijual Hacker adalah Peretasan di Maret 2019


TS
sudarmadji-oye
Bukalapak Akui 13 Juta Data yang Dijual Hacker adalah Peretasan di Maret 2019
Masalah pencurian data pengguna e-commerce menjadi perhatian belakangan ini. Setelah kebocoran data pengguna Tokopedia, kini perhatian mengarah ke perusahaan e-commerce lainnya, yakni Bukalapak.
Seorang hacker yang memakai username "Startexmislead" mengaku punya sekitar 13 juta data pengguna Bukalapak. Pengumuman ini ia publikasi pada Senin, 4 Mei 2020, di dark web bernama Raid Forums.
Menanggapi kabar itu, Bukalapak mengatakan tidak ada data baru penggunanya yang diretas dan dijual di forum hacker. Sementara 13 juta data akun yang dijual "Startexmislead" itu merupakan percobaan peretasan yang pernah terjadi pada Maret 2019.
“Setelah diinvestigasi oleh tim internal, dapat kami jelaskan bahwa tautan atau data yang beredar adalah informasi yang berasal dari percobaan peretasan tahun lalu, sehingga dapat kami konfirmasi tidak ada kejadian baru lagi,” kata Intan Wibisono, Head of Corporate Communications Bukalapak, kepada kumparan, Rabu (6/5).
© Disediakan oleh Kumparan Platform e-commerce Bukalapak. Foto: Bianda Ludwianto/kumparan
Menanggapi klaim hacker "Startexmislead", Bukalapak memastikan data penggunanya saat ini aman dan tidak ada peretasan atau kebocoran baru.
"Ancaman peretasan yang dilakukan oleh pihak - pihak tidak bertanggungjawab terhadap industri teknologi digital selalu ada. Perlu ditegaskan bahwa saat ini data konsumen aman di Bukalapak," ucap Rachmat Kaimuddin, CEO Bukalapak, dalam pernyataan resmi, Rabu (6/5).
Selain memastikan data pengguna aman, Rachmat juga menyampaikan bahwa Bukalapak sudah maksimal dalam melindungi data pelanggan dan mitra merchant yang tergabung. Bukalapak mengaku sudah menggunakan sistem perlindungan berlipat ganda saat menerima, menyimpan, dan mengolah seluruh data pengguna.
© Disediakan oleh Kumparan
Diketahui pada Maret 2019, data 13 juta pelanggan Bukalapak dilaporkan dicuri oleh hacker asal Pakistan bernama Gnosticplayers. Sang hacker mengaku menjual jutaan akun tersebut di dark web bernama Dream Market.
Saat itu, Bukalapak telah membantah 13 juta data penggunanya telah diretas dan dijual. Bukalapak mengakui jika ada upaya-upaya dari luar yang ingin meretas platform-nya, tapi tidak ada data penting seperti user password, finansial, atau informasi pribadi lain yang dicuri.
[url]https://www.msn.com/id-id/berita/teknologidansains/bukalapak-akui-13-juta-data-yang-dijual-hacker-adalah-peretasan-di-maret-2019/ar-BB13FraA?li=AAfui9h [/url]
loh ambigu?
ada yg di hack apa gak? kalimatnya :
“Setelah diinvestigasi oleh tim internal, dapat kami jelaskan bahwa tautan atau data yang beredar adalah informasi yang berasal dari percobaan peretasan tahun lalu,
==================================
bagaimana sebuah percobaan peretasan bisa mendapatkan "data", kalau sudah mendapatkan "data" berarti bukan percobaan lagi dong namanya
Seorang hacker yang memakai username "Startexmislead" mengaku punya sekitar 13 juta data pengguna Bukalapak. Pengumuman ini ia publikasi pada Senin, 4 Mei 2020, di dark web bernama Raid Forums.
Menanggapi kabar itu, Bukalapak mengatakan tidak ada data baru penggunanya yang diretas dan dijual di forum hacker. Sementara 13 juta data akun yang dijual "Startexmislead" itu merupakan percobaan peretasan yang pernah terjadi pada Maret 2019.
“Setelah diinvestigasi oleh tim internal, dapat kami jelaskan bahwa tautan atau data yang beredar adalah informasi yang berasal dari percobaan peretasan tahun lalu, sehingga dapat kami konfirmasi tidak ada kejadian baru lagi,” kata Intan Wibisono, Head of Corporate Communications Bukalapak, kepada kumparan, Rabu (6/5).
Menanggapi klaim hacker "Startexmislead", Bukalapak memastikan data penggunanya saat ini aman dan tidak ada peretasan atau kebocoran baru.
"Ancaman peretasan yang dilakukan oleh pihak - pihak tidak bertanggungjawab terhadap industri teknologi digital selalu ada. Perlu ditegaskan bahwa saat ini data konsumen aman di Bukalapak," ucap Rachmat Kaimuddin, CEO Bukalapak, dalam pernyataan resmi, Rabu (6/5).
Selain memastikan data pengguna aman, Rachmat juga menyampaikan bahwa Bukalapak sudah maksimal dalam melindungi data pelanggan dan mitra merchant yang tergabung. Bukalapak mengaku sudah menggunakan sistem perlindungan berlipat ganda saat menerima, menyimpan, dan mengolah seluruh data pengguna.
Diketahui pada Maret 2019, data 13 juta pelanggan Bukalapak dilaporkan dicuri oleh hacker asal Pakistan bernama Gnosticplayers. Sang hacker mengaku menjual jutaan akun tersebut di dark web bernama Dream Market.
Saat itu, Bukalapak telah membantah 13 juta data penggunanya telah diretas dan dijual. Bukalapak mengakui jika ada upaya-upaya dari luar yang ingin meretas platform-nya, tapi tidak ada data penting seperti user password, finansial, atau informasi pribadi lain yang dicuri.
[url]https://www.msn.com/id-id/berita/teknologidansains/bukalapak-akui-13-juta-data-yang-dijual-hacker-adalah-peretasan-di-maret-2019/ar-BB13FraA?li=AAfui9h [/url]
loh ambigu?
ada yg di hack apa gak? kalimatnya :
“Setelah diinvestigasi oleh tim internal, dapat kami jelaskan bahwa tautan atau data yang beredar adalah informasi yang berasal dari percobaan peretasan tahun lalu,
==================================
bagaimana sebuah percobaan peretasan bisa mendapatkan "data", kalau sudah mendapatkan "data" berarti bukan percobaan lagi dong namanya

Diubah oleh sudarmadji-oye 06-05-2020 16:36






fatqurr dan 25 lainnya memberi reputasi
26
1.6K
19


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan