Hai gansist
Bagaimana kabarnya hari ini?
Masih semangat kah kalian dalam menjalankan ibadah puasa?
Semoga masih dan akan selalu semangat ya, meskipun pandemi corona belum enyah juga dari Negeri kita tercinta.

Bulan Ramadhan merupakan bulan Tarbiahatau pembelajaran bagi kita semua. Kenapa saya mengatakan demikian? Sebab di bulan ini kita diminta untuk belajar menahan diri. Bukan hanya haus dan lapar yang wajib kita tahan, namun juga nafsu dan keinginan untuk melakukan hal yang kurang berfaedah juga perlu kita tahan.



Bicara tentang ramadhan pasti kita semua pasti tidak asing dengan yang dinamakan dengan Pesantren Kilat. Kegiatan yang biasanya diadakan oleh sekolah pada jenjang SD, SMP, dan SMA dalam waktu yang singkat. Pesantren kilat hanya diadakan satu kali dalam jangka waktu satu tahun, yaitu di bulan Ramadhan. Kegiatannya pun beragam, mulai dari membaca Al Qur'an secara bergiliran dengan saling menyimak, pemberian materi keagamaan ( Sejarah Islam, Fiqih, Akhlaq), sholat wajib dan sunah berjamaah, mujahadah bersama-sama, dan masih banyak lagi jenisnya. Tujuan diadakannya kegiatan pesantren kilat adalah untuk menjauhkan anak didik dari keramaian duniawi sejenak, sehingga mereka dapat memaknai kegiatan keagamaan secara lebih khusyuk.

Lalu apa sih yang melatarbelakangi institusi pendidikan untuk mengadakan pesantren kilat ini??
Tenaga pendidik khawatir dengan moral pendidik yang semakin lama semakin mengalami degradasi ditengah menjamurnya kemajuan teknologi. Ditambah lagi sibuknya orang tua dengan pekerjaan mereka yang mengakibatkan kurangnya waktu untuk memberikan bimbingan rohani bagi anak-anak mereka. Melalui pesantren kilat ini diharapkan peserta didik memiliki benteng yang kuat untuk menghadapi dunia yang semakin menua.
Materi yang diberikan pun juga tak hanya berupa materi teoritis, tapi juga pembinaan akhlaq dan ibadah selama pelaksanaan pesantren kilat.






Miris memang membaca pertanyaan diatas. Pesantren kilat kini hanya dianggap sebagai tradisi belaka, tidak lebih dan juga tidak kurang.
Lantas apa yang menyebabkan hal ini bisa terjadi?
Menurut kacamata TS sih karena memang penyelenggara dan peserta kurang serius dalam mengikuti kegiatan ini.

Banyak dari penyelenggara yang tidak mempersiapkan kegiatan ini dengan baik. Biasanya mereka hanya berniat untuk menggugurkan program kerja yang sudah dibuat di awal tahun. Selain itu memang anggaran yang dipergunakan untuk menyelenggarakan pesantren kilat ini tidak sedikit, sehingga ada kebingungan disini. Jika menggunakan anggaran sekolah maka dana nya tidak cukup, namun jika meminta dari siswa takut dikatakan sebagai pungli.

Dari pihak pesertanya juga kurang ada ketertarikan terhadap program ini. Sehingga banyak sekali siswa yang sengaja tidak mengikuti program ini dengan alasan malas atau tidak penting.

Polemiknya ada disini, dari pihak sekolah tidak bisa memberikan hukuman yang tegas kepada anak yang tidak mengikuti program ini karena memang pesantren kilat tidak masuk ke dalam kurikulum pembelajaran. Sedangkan jika tidak ada hukuman tegas maka anak jadi seenak nya tidak mengikuti pesantren kilat.

Oleh karena itu jika memang kegiatan pesantren kilat ingin didisiplinkan maka pilihlah materi, strategi, dan metode pengajaran yang terencana dan juga menarik. Semoga kita semua (tenaga pendidik) mampu mengubah mindsetkita bahwa pesantren kilat itu bukan hanya tradisi, namun kegiatan yang bersifat rutin. Kegiatan yang dilaksanakan tidak hanya dilakukan ketika bulan Ramadhan saja. Namun, kegiatan pendampingan keagamaan bisa dilaksanakan setiap harinya. Mungkin mulai dari sholat sunah dan wajib berjamaah, baca Al Qur'an setiap hari meski satu ayat, memberikan pengajian yang bisa memotivasi anak dalam beribadah seminggu sekali. Dengan penerapan kegiatan seperti ini semoga pendidikan moral, karakter, dan keagamaan dapat dilaksanakan dengan baik dan dapat memberi bekal kepada anak didik untuk menghadapi dunia yang makin berkembang kejahatannya.