- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
Pembicaraan Serius Bag. III (end)


TS
cicimasni
Pembicaraan Serius Bag. III (end)
Bab 53 : Pembicaraan Serius Bag. III (end)
🌸🌸🌸
Warning : Mereka masih anak-anak ya, jangan di baperin terlalu berlebihan.
🌸🌸
Azriel dan Luciel mengawasi si kembar Alandra, Andreo dan Sena, membuat istana pasir super besar. Sementara Dafa dan Min Ji juga membuat istana pasir di sebelah mereka.
Setelah tadi kalah dalam lomba renang. Dafa dan Min Ji menantang tim Arion dan Yong Ji untuk membuat istana pasir.
Jadilah area pemotretan umum pindah dari kolam renang ke pantai. Para wisatawan tidak ada yang bosan untuk memotret atau merekam video kegiatan anak-anak itu.
Hampir setiap saat ada yang meminta untuk berfoto dengan para visual itu. Jadi, anak-anak sudah terbiasa dan mengabaikan mereka.
Azriel dan Luciel bertindak sebagai bodyguard. Meminta kepada para penggemar untuk tidak menganggu mereka begitu perlombaan di mulai.
Lucunya, ada tiga bahasa yang mereka gunakan untuk berkomunikasi di tengah-tengah perlombaan.
Si kembar bersama Kalysa, tentu saja menggunakan bahasa Indonesia. Mereka membagi bagian antara menghias dan membentuk istana. Sena yang memimpin tim itu.
Dafa dan Min Ji berkomunikasi menggunakan bahasa Inggris. Tim ini adalah tim yang paling banyak omong dan sering tertawa (kesannya malah mereka tidak peduli dengan perlombaan). Begitu Dafa tak sengaja menumpahkan air, hingga bangunan yang baru di bentuk Min Ji hancur, keduanya sama-sama tertawa riang dan malah siram, hingga bangunan yang tadinya sudah jadi setengah, seketika hancur berantakan.
Arion dan Yong Ji hanya menatap mereka dalam diam. Keduanya mendadak bertemu pandang dan akhirnya sama-sama tersenyum, lalu melanjutkan kegiatan mereka membangun istana.
"Bisa tolong campurkan dengan air. Pasirnya masih susah di bentuk." Yong Ji meminta bantuan Arion menggunakan bahasa Korea.
Arion mengangguk, lalu mengambil air dan mencampurkannya dengan pasir di dekat Yong Ji.
"Sepertinya masih kurang besar." Gumam Arion. "Kita butuh menambahkan lebih banyak kamar."
Yong Ji dan Arion menatap bangunan pasir mereka yang sudah separuh jadi. "Satu kamar untuk masing-masing orang tua, lalu...kamar untuk masing-masing dari kita." Yong Ji menimpali ucapan Arion.
"Jangan hancurkan yang ini, kita hanya perlu menambah luas lahannya, lalu...membuat bangunan yang lebih tinggi. Aku akan mengambil lebih banyak pasir, kau...bikin bangunannya." Pinta Arion.
Yong Ji mengangguk. "Oke!."
Keduanya kembali bekerja dengan terlalu serius, bahkan tak menyadari orang-orang sekitar mereka yang makin terpesona.
"Beruntungnya aku liburan ke Bali kali ini, aku bisa melihat begitu banyak calon gadis-gadis dan pria tampan. Aku akan memperpanjang liburanku dan menikmati pemandangan cute ini." Salah satu penggemar para anak-anak yang mengamati mereka tak jauh dari situ, terus mengabadikan momen-momen di depannya.
Teman-teman nya ikutan mengangguk setuju. "Aku tidak sedih lagi karena kehilangan tiket konser Super Junior Oppa, Exo Oppa, bahkan BTS. Makhluk-makhluk imut ini menyegarkan mata dan hati ku."
"Aku benar-benar penasaran dengan para orang tua mereka. Sial!!, Kalau saja umurku 10 tahun lebih muda. Aku akan berlari ke sana dan mengajak salah satu anak itu jadi pacar ku."
"Ketika anak kecil bisa berpasang-pasangan seperti itu, apalah daya ku yang udah 20 tahun tapi masih jomblo ini. Aku hanya bisa ngiri."
"Kenapa mereka semua memakai baju couple. Aku paling suka yang tengah, mereka secerah mentari."
Gadis ini merujuk pada Dafa dan Min Ji yang berpakaian berwarna biru muda. Mereka masih saling menggoda dengan melempar pasir meski sudah kembali membangun istana mereka.
"Aku sudah duo visual yang mengawasi mereka. Aku rasa usia mereka belum 16 tahun, tapi...aku tidak bisa berhenti baper melihat kulit putih mulus serta lesung pipi itu. Mereka sepertinya yang paling tua diantara yang lain. Akan ku pastikan mengambil foto dengan mereka berdua nanti. Oh...tolong jangan anggap aku pedofil ya. Aku hanya mengagumi keindahan ciptaan Tuhan."
"Aku lebih suka anak-anak super imut itu, lihat mereka!!. Saling bantu menumpuk pasir. Lihat!!yang anak kecil yang baju orange itu, menghapus pasir di wajah si imut di sebelahnya. So sweet~." Gadis yang ini menunjukkan Alandra yang sedang membersihkan pasir di wajah Kalysa.
"Lihat kedua anak kecil yang juga berbaju warna orange bertopi hitam di sebelah mereka. Aku tau wajah mereka mirip, mungkin mereka saudara, tapi....aku tidak bisa berhenti menatap mereka. So...cute~."
Andreo sedang memegang kursi kayu, sementara Sena meletakkan hiasan bintang plastik di istana pasir milik mereka. Andreo mengacungkan jempol ketika Sena bertanya pendapatnya tentang aksesoris yang baru ia letakkan. Keduanya tersenyum puas dengan hasil karya mereka.
Salah seorang teman para gadis itu menunjukkan hasil jepretannya. Arion dan Yong Ji yang saling tatap sambil tersenyum. "Aku jatuh cinta pasangan ini. Senyum mereka mengalihkan dunia ku."
"Peach couple ini memang terlalu menawan. Mereka terlihat lebih dewasa dari yang lain. Lebih serius namun tetap menggemaskan." Gadis itu merujuk pada Arion dan Yong Ji yang memakai Hoodie berwarna peach.
Mereka (Arion dan Yong Ji) sekarang berdiri bersebelahan. Istana megah mereka sudah jadi, keduanya memutuskan untuk duduk di samping istana mereka sembari menunggu yang lain menyelesaikan istana masing-masing.
"Boleh tanya sesuatu??." Akhirnya Arion memutuskan untuk bicara. Yong Ji mengangguk.
"Apa rasanya sekolah??, Sulitkah??, Apa kau jadi punya banyak teman??. Adik-adik ku sering mengeluh soal teman sekelas mereka yang mengajak mereka bertengkar. Apa...kau dan saudari kembar mu juga mengalaminya??."
Pertanyaan beruntun dalam satu tarikan nafas.
Yong Ji menggeleng. "Kami tidak di sekolahkan di tempat yang sama. Sekolah....tidak terlalu menyenangkan, aku... lebih sering dijauhi anak-anak lain karena terlalu pendiam, tidak diajak bicara apalagi bertengkar. Mereka memilih berkelompok dengan orang-orang ceria. Tapi itu bukan masalah besar, hanya kadang...aku suka iri pada Min Ji yang punya banyak teman."
"Apa kau suka membaca buku??, Apa buku favorit mu??, Kartun yang kau sukai??, Apa aku bisa menelpon mu ketika kau dan keluargamu kembali ke Korea??. Aku sedikit penasaran dengan dengan negara mu."
Yong Ji tersenyum. "Omma (Ibu dalam bahasa Korea) kadang menyuruhku membaca cerita anak-anak, tapi aku suka buku bertema detektif, sedikit horor, dan petualangan yang menegangkan. Appa sering diam-diam membelikan ku komik bertema itu, dan akhirnya di marahi oleh omma."
"Kartun....detektif conan, one piece, naruto, boruto, kurositju, black cat, devil may cry, death note yahh...... Semacam itu. Apa...kau pernah menontonnya??."
Arion mengangguk. "Aku juga menyukai semua itu."
Yong Ji, "Aku juga suka melukis, dan menggambar manga."
Arion, "Aku suka melukis dan memotret pemandangan indah."
Yong Ji, "Tapi cita-cita ku menjadi polisi."
Arion, "Aku juga."
Keduanya saling pandang dan kembali tersenyum.
"Aku dokter anak." Min Ji tiba-tiba bicara dari belakang Arion dan Yong Ji, keduanya segera berbalik dan mendapati yang lain berada di belakang mereka.
"Aku arsitek. Aku akan membangun Rumah Sakit untuk mu." Dafa dan Min Ji langsung tos dan tertawa.
"Tapi Sena mau jadi kayak papa, Sena suka berlian."
Alandra menepuk bahu adiknya. "Tentu, Sena pasti bisa. Nanti kakak yang bantuin."
Sena tersenyum dan mengacungkan jempol pada kakaknya tanda setuju.
"Kau mau jadi apa??." Andreo bertanya pada Kalysa. "Biar aku membantumu saja."
"Mm...."Kalysa berpikir sebentar. "Aku ingin punya toko roti."
"Oke!, Suruh kak Dafa membangun nya juga untuk mu."
Dafa mengerutkan dahi. "Kenapa aku??, Kau bilang akan membantu adik ku kan??."
Andreo menjawab santai. "Aku membantunya memberikan solusi."
"......"
Luciel dan Azriel hanya tersenyum mendengar percakapan itu.
"Lalu kak Lu dan kak Riel, mau jadi apa??." Sena bertanya pada keduanya.
Mereka menjawab kompak. "Bodyguard!."
"Apa itu keren??." Tanya Andreo.
"Sangat keren!."
"Lebih keren dari polisi??." Kali ini Alandra yang bertanya.
"Yups." Luciel mengangguk. "Bisa bertarung, dan melindungi yang lemah."
Yong Ji mengangguk setuju. "Seperti Paman-paman bodyguardnya appa. Mereka juga sangat keren. Mereka bisa segalanya dan selalu melindungi Yong Ji dan Min Ji. Bodyguard itu paling keren."
"Kalau begitu aku mau jadi bodyguard." Arion tiba-tiba bicara.
"Kenapa??." Mereka yang ada di situ bertanya penasaran. Tapi Arion tidak langsung menjawab. Ia menatap Yong Ji lalu memasangkan penutup kepala (hoodie) Yong Ji dan merapikannya. "Aku juga mau jadi keren."
Senyum Yong Ji langsung mengembang. "Oke!!, Kalau begitu jadi bodyguard saja."
Arion mengangguk setuju.
🌸🌸🌸
Bab selanjutnya :
https://www.kaskus.co.id/show_post/5...cad72d8f17c77c
🌸🌸🌸
Warning : Mereka masih anak-anak ya, jangan di baperin terlalu berlebihan.
🌸🌸
Azriel dan Luciel mengawasi si kembar Alandra, Andreo dan Sena, membuat istana pasir super besar. Sementara Dafa dan Min Ji juga membuat istana pasir di sebelah mereka.
Setelah tadi kalah dalam lomba renang. Dafa dan Min Ji menantang tim Arion dan Yong Ji untuk membuat istana pasir.
Jadilah area pemotretan umum pindah dari kolam renang ke pantai. Para wisatawan tidak ada yang bosan untuk memotret atau merekam video kegiatan anak-anak itu.
Hampir setiap saat ada yang meminta untuk berfoto dengan para visual itu. Jadi, anak-anak sudah terbiasa dan mengabaikan mereka.
Azriel dan Luciel bertindak sebagai bodyguard. Meminta kepada para penggemar untuk tidak menganggu mereka begitu perlombaan di mulai.
Lucunya, ada tiga bahasa yang mereka gunakan untuk berkomunikasi di tengah-tengah perlombaan.
Si kembar bersama Kalysa, tentu saja menggunakan bahasa Indonesia. Mereka membagi bagian antara menghias dan membentuk istana. Sena yang memimpin tim itu.
Dafa dan Min Ji berkomunikasi menggunakan bahasa Inggris. Tim ini adalah tim yang paling banyak omong dan sering tertawa (kesannya malah mereka tidak peduli dengan perlombaan). Begitu Dafa tak sengaja menumpahkan air, hingga bangunan yang baru di bentuk Min Ji hancur, keduanya sama-sama tertawa riang dan malah siram, hingga bangunan yang tadinya sudah jadi setengah, seketika hancur berantakan.
Arion dan Yong Ji hanya menatap mereka dalam diam. Keduanya mendadak bertemu pandang dan akhirnya sama-sama tersenyum, lalu melanjutkan kegiatan mereka membangun istana.
"Bisa tolong campurkan dengan air. Pasirnya masih susah di bentuk." Yong Ji meminta bantuan Arion menggunakan bahasa Korea.
Arion mengangguk, lalu mengambil air dan mencampurkannya dengan pasir di dekat Yong Ji.
"Sepertinya masih kurang besar." Gumam Arion. "Kita butuh menambahkan lebih banyak kamar."
Yong Ji dan Arion menatap bangunan pasir mereka yang sudah separuh jadi. "Satu kamar untuk masing-masing orang tua, lalu...kamar untuk masing-masing dari kita." Yong Ji menimpali ucapan Arion.
"Jangan hancurkan yang ini, kita hanya perlu menambah luas lahannya, lalu...membuat bangunan yang lebih tinggi. Aku akan mengambil lebih banyak pasir, kau...bikin bangunannya." Pinta Arion.
Yong Ji mengangguk. "Oke!."
Keduanya kembali bekerja dengan terlalu serius, bahkan tak menyadari orang-orang sekitar mereka yang makin terpesona.
"Beruntungnya aku liburan ke Bali kali ini, aku bisa melihat begitu banyak calon gadis-gadis dan pria tampan. Aku akan memperpanjang liburanku dan menikmati pemandangan cute ini." Salah satu penggemar para anak-anak yang mengamati mereka tak jauh dari situ, terus mengabadikan momen-momen di depannya.
Teman-teman nya ikutan mengangguk setuju. "Aku tidak sedih lagi karena kehilangan tiket konser Super Junior Oppa, Exo Oppa, bahkan BTS. Makhluk-makhluk imut ini menyegarkan mata dan hati ku."
"Aku benar-benar penasaran dengan para orang tua mereka. Sial!!, Kalau saja umurku 10 tahun lebih muda. Aku akan berlari ke sana dan mengajak salah satu anak itu jadi pacar ku."
"Ketika anak kecil bisa berpasang-pasangan seperti itu, apalah daya ku yang udah 20 tahun tapi masih jomblo ini. Aku hanya bisa ngiri."
"Kenapa mereka semua memakai baju couple. Aku paling suka yang tengah, mereka secerah mentari."
Gadis ini merujuk pada Dafa dan Min Ji yang berpakaian berwarna biru muda. Mereka masih saling menggoda dengan melempar pasir meski sudah kembali membangun istana mereka.
"Aku sudah duo visual yang mengawasi mereka. Aku rasa usia mereka belum 16 tahun, tapi...aku tidak bisa berhenti baper melihat kulit putih mulus serta lesung pipi itu. Mereka sepertinya yang paling tua diantara yang lain. Akan ku pastikan mengambil foto dengan mereka berdua nanti. Oh...tolong jangan anggap aku pedofil ya. Aku hanya mengagumi keindahan ciptaan Tuhan."
"Aku lebih suka anak-anak super imut itu, lihat mereka!!. Saling bantu menumpuk pasir. Lihat!!yang anak kecil yang baju orange itu, menghapus pasir di wajah si imut di sebelahnya. So sweet~." Gadis yang ini menunjukkan Alandra yang sedang membersihkan pasir di wajah Kalysa.
"Lihat kedua anak kecil yang juga berbaju warna orange bertopi hitam di sebelah mereka. Aku tau wajah mereka mirip, mungkin mereka saudara, tapi....aku tidak bisa berhenti menatap mereka. So...cute~."
Andreo sedang memegang kursi kayu, sementara Sena meletakkan hiasan bintang plastik di istana pasir milik mereka. Andreo mengacungkan jempol ketika Sena bertanya pendapatnya tentang aksesoris yang baru ia letakkan. Keduanya tersenyum puas dengan hasil karya mereka.
Salah seorang teman para gadis itu menunjukkan hasil jepretannya. Arion dan Yong Ji yang saling tatap sambil tersenyum. "Aku jatuh cinta pasangan ini. Senyum mereka mengalihkan dunia ku."
"Peach couple ini memang terlalu menawan. Mereka terlihat lebih dewasa dari yang lain. Lebih serius namun tetap menggemaskan." Gadis itu merujuk pada Arion dan Yong Ji yang memakai Hoodie berwarna peach.
Mereka (Arion dan Yong Ji) sekarang berdiri bersebelahan. Istana megah mereka sudah jadi, keduanya memutuskan untuk duduk di samping istana mereka sembari menunggu yang lain menyelesaikan istana masing-masing.
"Boleh tanya sesuatu??." Akhirnya Arion memutuskan untuk bicara. Yong Ji mengangguk.
"Apa rasanya sekolah??, Sulitkah??, Apa kau jadi punya banyak teman??. Adik-adik ku sering mengeluh soal teman sekelas mereka yang mengajak mereka bertengkar. Apa...kau dan saudari kembar mu juga mengalaminya??."
Pertanyaan beruntun dalam satu tarikan nafas.
Yong Ji menggeleng. "Kami tidak di sekolahkan di tempat yang sama. Sekolah....tidak terlalu menyenangkan, aku... lebih sering dijauhi anak-anak lain karena terlalu pendiam, tidak diajak bicara apalagi bertengkar. Mereka memilih berkelompok dengan orang-orang ceria. Tapi itu bukan masalah besar, hanya kadang...aku suka iri pada Min Ji yang punya banyak teman."
"Apa kau suka membaca buku??, Apa buku favorit mu??, Kartun yang kau sukai??, Apa aku bisa menelpon mu ketika kau dan keluargamu kembali ke Korea??. Aku sedikit penasaran dengan dengan negara mu."
Yong Ji tersenyum. "Omma (Ibu dalam bahasa Korea) kadang menyuruhku membaca cerita anak-anak, tapi aku suka buku bertema detektif, sedikit horor, dan petualangan yang menegangkan. Appa sering diam-diam membelikan ku komik bertema itu, dan akhirnya di marahi oleh omma."
"Kartun....detektif conan, one piece, naruto, boruto, kurositju, black cat, devil may cry, death note yahh...... Semacam itu. Apa...kau pernah menontonnya??."
Arion mengangguk. "Aku juga menyukai semua itu."
Yong Ji, "Aku juga suka melukis, dan menggambar manga."
Arion, "Aku suka melukis dan memotret pemandangan indah."
Yong Ji, "Tapi cita-cita ku menjadi polisi."
Arion, "Aku juga."
Keduanya saling pandang dan kembali tersenyum.
"Aku dokter anak." Min Ji tiba-tiba bicara dari belakang Arion dan Yong Ji, keduanya segera berbalik dan mendapati yang lain berada di belakang mereka.
"Aku arsitek. Aku akan membangun Rumah Sakit untuk mu." Dafa dan Min Ji langsung tos dan tertawa.
"Tapi Sena mau jadi kayak papa, Sena suka berlian."
Alandra menepuk bahu adiknya. "Tentu, Sena pasti bisa. Nanti kakak yang bantuin."
Sena tersenyum dan mengacungkan jempol pada kakaknya tanda setuju.
"Kau mau jadi apa??." Andreo bertanya pada Kalysa. "Biar aku membantumu saja."
"Mm...."Kalysa berpikir sebentar. "Aku ingin punya toko roti."
"Oke!, Suruh kak Dafa membangun nya juga untuk mu."
Dafa mengerutkan dahi. "Kenapa aku??, Kau bilang akan membantu adik ku kan??."
Andreo menjawab santai. "Aku membantunya memberikan solusi."
"......"
Luciel dan Azriel hanya tersenyum mendengar percakapan itu.
"Lalu kak Lu dan kak Riel, mau jadi apa??." Sena bertanya pada keduanya.
Mereka menjawab kompak. "Bodyguard!."
"Apa itu keren??." Tanya Andreo.
"Sangat keren!."
"Lebih keren dari polisi??." Kali ini Alandra yang bertanya.
"Yups." Luciel mengangguk. "Bisa bertarung, dan melindungi yang lemah."
Yong Ji mengangguk setuju. "Seperti Paman-paman bodyguardnya appa. Mereka juga sangat keren. Mereka bisa segalanya dan selalu melindungi Yong Ji dan Min Ji. Bodyguard itu paling keren."
"Kalau begitu aku mau jadi bodyguard." Arion tiba-tiba bicara.
"Kenapa??." Mereka yang ada di situ bertanya penasaran. Tapi Arion tidak langsung menjawab. Ia menatap Yong Ji lalu memasangkan penutup kepala (hoodie) Yong Ji dan merapikannya. "Aku juga mau jadi keren."
Senyum Yong Ji langsung mengembang. "Oke!!, Kalau begitu jadi bodyguard saja."
Arion mengangguk setuju.
🌸🌸🌸
Bab selanjutnya :
https://www.kaskus.co.id/show_post/5...cad72d8f17c77c
Diubah oleh cicimasni 04-05-2020 08:48






sales.mobil1 dan 6 lainnya memberi reputasi
7
680
0
Thread Digembok
Thread Digembok
Komunitas Pilihan