Menjadi Pendengar Curhat yang Baik

Beranda
Komunitas
Entertainment
The Lounge
Menjadi Pendengar Curhat yang Baik

Papa.T.Bob

03-05-2020 16:42

* * * * *

Quote:

Sebenernya ane gak terlalu yakin apakah kegiatan yang rutin ane lakukan ini termasuk bentuk kebaikan atau bukan. Sebab ane rasa hal ini sangat remeh, dan semua kaskuser juga bisa melakukannya.

* * * * *

Quote:

kaskus.co.id

Jadi setahu ane (mohon dikoreksi) sebelum ada ajang berbagi cendol rame-rame seperti sekarang ini, di Kaskus ada suatu threadbertajuk "Dear Diary" (DD) yang sudah punya tradisi saling lempar cendol antar penghuninya.

Bagi agan-agan kaskuser mungkin cendol sudah jadi suatu hal yang biasa, seperti halnya tombol like di platform media sosial lain.

Tapi, ane gak mengada-ada, saat pertama kali curhat dan relieve stress dengan melampiaskan perasaan di thread DD terus ada yang kasih perhatian ke kita (meski cuma sebatas lempar cendol) itu rasanya kek ada yang "puk-puk" dari jauh gitu. Padahal kenal aja enggak lho.

* * * * *

Ane inget banget ada satu orang kaskuser berjuluk Pangeran DD yang tidak pernah miss (satu kali pun!) nyendolin setiap posting-an curhat ane di thread DD. Buat ane pribadi itu sesuatu banget sih emoticon-Frown

Beliau sudah almarhum. Tapi, kebiasaan beliau itu kini ane tiru. Setiap ada kuota internet dan waktu luang, ane selalu menyempatkan buka kaskus dan kasih reputasi ke setiap orang yang curhat di thread DD, dan juga beberapa thread yang ane subscribe.

Sebenernya ane gak terlalu yakin apakah kegiatan yang rutin ane lakukan ini termasuk bentuk kebaikan atau bukan. Sebab ane rasa hal ini sangat remeh, dan semua kaskuser juga bisa melakukannya. Tapi, ane meyakini bahwa suatu perbuatan seremeh apapun akan selalu berdampak, entah itu positif atau negatif.

* * * * *

Ane belajar banyak hal dari mengamati perilaku para penghuni thread DD. Agan mungkin sudah mahfum, bahwa seseorang yang curhat kadang hanya ingin melampiaskan sesuatu. Mereka hanya menginginkan dialog satu arah dan hanya butuh didengar. Mereka tidak meminta komentar, nasehat, atau judge dari orang lain.

Spoiler for DD:

Ane gak begitu inget kapan pertama kali curhat di threadDear Diary. Mungkin sekitar pertengahan tahun 2019.

Awalnya ane iseng aja, setelah tahu ada thread unik di mana kaskuser bisa bebas bermonolog dan menyampaikan keluh kesahnya tanpa perlu takut di-judge.

Aturannya pun simple, di thread DD kaskuser bebas melampiaskan uneg-unegnya dengan syarat: ada jeda waktu, dan gak boleh ngobrol, saling kuot, atau komen.

Ane pikir ini menarik. Di satu sisi orang lain bisa lihat curhatan kita, tapi di sisi lain mereka tidak bisa ikut campur dengan urusan tersebut.

Tidak ada bully keroyokan seperti yang rentan terjadi di platform media sosial kebanyakan. Orang hanya bisa memberi feedback secara head-to-head, lewat PM, mention, atau memberi reputasi.

Menurut ane, orang yang benar-benar ingin curhat tentu menghindari caper, mengumpat, atau membuka aib di media sosial dengan menyertakan segala bentuk identitas diri.

Sehingga ane angkat topi buat inisiator dan pengasuh thread DD siapapun itu.

* * * * *

Menjadi Pendengar Curhat yang Baik

idntimes.com

Di dunia nyata, ane meniru protokol curhat di thread DD. Ane mencoba menjadi pendengar yang baik bagi teman-teman ane yang lagi ambyar, remuk, hilang semangat, hilang arah, tidak punya teman berbagi cerita, atau sekedar ingin sambat saja.

* * * * *

Ane yakin agan-agan juga bisa melakukan apa yang ane lakukan. Sebab seperti teori "butterfly effect", sekecil apapun usaha yang kita lakukan (bahkan selemah kepakan kupu-kupu) pasti akan berdampak. Contohnya seperti mendengar curhat orang lain, serta berbagi cendol/bata ke sesama kaskuser.

Itu semua berarti gan emoticon-Embarrassment