- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
Berjuang Untuk Seseorang Tidak Pernah Mudah, Untuk Saya, Kamu, Kita. Siapa Saja.


TS
Gudyl
Berjuang Untuk Seseorang Tidak Pernah Mudah, Untuk Saya, Kamu, Kita. Siapa Saja.

Hallo Agan & Sista
Asalamu'alaikum
Asalamu'alaikum
Mau cerita tentang Long Distance Relationship yang pernah ane jalanin dan sad ending

Quote:

Selama gue ambil waktu libur 2 minggu di Bandung, berencana akan memberikan surprise ke pacar, setelah mendapatkan hari libur yang cukup panjang, demi kebahagiaan gue dan doi, namun ada 1 hal yang mengganjal di hati dan pikiran gue, antara hati sama pikiran emang gak pernah singkron sih, tapi kali ini beda, entah ada yang aneh dengan hubungan kami berdua selama 11 bulan yang sudah ane jalanin bersama, rintangan demi rintangan ane lewatin bersama, tapi kali ini ada 1 rintangan yang gagal kita lewati, sepertinya doi yang gagal menempati janji cinta kita.
“hoy, ngelamun aja.”malam itu ia sangat ceria. Seolah tanpa tanggungan beban masalah. “yang kok diem aja siiihh” ia mendadah-dadahkan telapak tangannya didepan wajah gue
Saat itu memang gue masih memikirkan soal surprise yang udah ane rencanain di jauh-jauh hari, gue mencari salah satu alasan mengapa di 2 minggu ini sengaja liburan ke rumah abang gue di lembang - Bandung, selain untuk sekedar menikmati udara sejuk daripada di Jakarta yang super panas.
Liburan selama di Bandung tanpa memberitahukan keberadaan gue ke si pacar yang sekarang sudah berjalan 11 bulan, awalnya gue bakalan bikin rencana buat surprise ke pacar gue, namun satu hal menggagalkan rencana gue karena pernah suatu hari gue jalan sama Rio dan papasan di sebuah mall di BIP Bandung, tanpa sengaja dan dengan sengaja nggak gue sapa dan bukti potretan itu akan gue tanyakan disaat waktu yang pas. Sakit coey. 

Dari yang gue lihat sendiri, bahwa yang terjadi 2 hari itu sangat nyata, bahkan sakitnya seperti dihantam balok es ke dada gue. Melihatnya dengan kepala sendiri, si dia jalan sama cowok laen kek mesra-mesraan gitu, tapi disisi lain hubungan kita masih berstatus pacaran entah karena pikiran gue yang udah overthinking atau memang ada 1 rahasia dibalik itu semua. Entahlah..
“Eh sampe mana kita tadi, cilok goreng?” ucapan gue melantur, gak memerhatikan obrolan di malam itu.
Malam itu kita jalan keluar di malam minggu, disebuah café up normal dekat dago (agak lupa nama jalannya), seolah seperti pacaran pada umumnya, tetapi kala itu ia lebih sering dapet notif seolah ada obrolan lain di handphonenya.
“Dari siapa yank?”sangat penasaran siapa sih yang berani chat disaat kita lagi jalan gini.
Kalau isinya grup whatsapp sih wajar, ataupun teman sesame jenis yang butuh teman cerita, tetapi kali ini cara ia membalas chat seolah ada senyuman khusus untuk seseorang didalam pesan itu. (dari sikap tubuh yang gue lihat).
“Enggak ini temen-temen di grup hahaha” membalas ucapan gue tanpa melihat mata gue
Selalu berprasangka baik tanpa tau isinya itu kebaikan ataupun seperti berpositif thinking, tetapi enggak gini juga sih, jalan sama pacar rasanya kaya pedekate dulu. Terus-terusan bikin pertanyaan, tapi lawan bicara kita tanpa memberi feedback.
Saat itu gue mencoba menenangkan diri, serileks mungkin. 15 menit kita diem-dieman, gue menikmati hidangan malam, gue membuka gallery di hape gue dan menunjukan foto cowok yang gue crop dari 1 foto menjadi setengah foto yang dipunggung tangan si cowok melingkar tangan cewek dan itu cewek gue.
Saat itu emosi gue udah gak karuan, bahkan setelah pulang dari mall gue mengkokin spion angkot yang ugal-ugalan dijalan, tetapi gue selalu berprasangka baik dan positif thinking, mungkin salah liat atau salah orang.
“Gak kenal aku yank”balasnya dengan sedikit jutek.
Malam itu gue menonaktif kan handphone, berharap kita bisa ngobrol berdua dengan menikmati malam indah kota Bandung, tapi malam itu ia lebih memilih ngobrol dengan teman-temannya di grup whatsapp.
“Sayang, kita pacaran udah hampir 1 tahun, aku bahkan bisa membaca keanehan dari raut wajah kamu, gerakan badanmu. kalau kita lagi ada masalah deh sama hubungan ini, aku tau masalahnya, tapi aku selalu berpositif thinking. Entah apa aku lihat kamu saat papas an di mall itu seolah orang lain yang wajahnya mirip dengan mu atau aku sedang melamun, dan aku sering liat kamu diantar oleh cowok yang ada di foto itu, aku beneran serius, itu siapa??”ucap gue dengan sekalem mungkin
“Itu temen kantor aku sayang, percaya deh. Cuma temen kok, gak lebih” ucapnya masih berbohong
Saat gue tatap bola matanya, selalu saja dia menghindar, entah melihat kearah jalananlah, atau kearah handphone, kemanapun. Selalu saja menghindar.
Karena sudah larut, jam 10 malam gue mengantarkan dia ke depan rumahnya dan duduk diteras rumahnya, bahkan gue bertemu nyokapnya, gue seperti dianggap sebagai calon mantu yang baik bagi beliau..
“Kalau yang ini kamu kenal kan”saat itu gue menunjukan sebuah foto 2 orang manusia yang sepertinya baru menjalin hubungan, sangat romantis.
Foto itu gue dapat dari Rio yang saat itu kami iseng main ke mall BIP sekedar nyari casing handphone, dimana gue melihat pacar gue jalan sama cowok, dan gue nyuruh Rio buat ambil gambar dari depan, agar gue benar-benar yakin bahwa itu pacar gue seperti punya pacar baru.
Sebelumnya mengcapkan itu, gue pegang kedua tangannya, buang semua ego, emosi. Mencoba tetap tenang demi kelangsungan hidup hubungan ini.
“Sayang kita udah pacaran selama hampir 1 tahun kurang 1 bulan, meskipun LDR komunikasi kita gak pernah ada putusnya, selalu tiap malam, siang, pagi.. aku berkabar, tanpa ada 1 weekend pun aku lewatin buat sekedar ketemu sama kamu, aku berusaha dewasa dan percaya sama hubungan ini, bahkan aku berniat buat serius, tapi akhir-akhir ini aku merasa ada yang salah dan selalu berperasangka baik bahwa kita baik-baik saja."
Saat itu matanya berkaca-kaca. Ia menangis, dan mengakui kesalahannya. Dia udah jalan selama 1 bulan, dimana saat status kita masih pacaran.
“Cowok itu bernama Rendi, teman kantor ku, dia memang suka sama aku, dia selalu baik dan beberapa kali nembak aku, selalu aku tolak tapi kali ini dia nembak aku saat moment ulang tahun aku yang ke 22 didepan teman kantor, aku bingung. Dan aku pun sedikit ada rasa.”
Kalimat terakhir seolah seperti pisau tajam yang merobek hati gue. Sakit anjir, rasanya usaha gue selama ini sia-sia. Tangan gue geram, pengen menampar tetapi gue gak bisa. Cukup!! gue gak bisa bermain kasar sama orang, apalagi perempuan.
“Yang sudah terjadi biarlah terjadi, kadang berlari pun ada lelahnya. Aku udah cukup dewasa menghadapi masalah ini, tapi kali ini, maaf mungkin hubungan kita sampai disini.” ucap gue sambil tersenyum pahit, mata gue ikut menangis. Hati gue sakit, hubungan yang selama ini gue jalanin rasanya seperti cuma status aja. 

Dia nangis sesegukan, menahan tangan gue agar tidak beranjak pergi, tetapi gue tetap menyudahi hubungan yang udah rusak ini.
TAMAT
Sumber Foto


Bgssusanto88 memberi reputasi
1
387
Kutip
1
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan