Akong.JiuguiAvatar border
TS
Akong.Jiugui
Kerap Ditargetkan Amerika, Ini 6 Alasan Laboratorium Wuhan Bukan Sumber Virus Corona

]Sejak Wuhan menjadi episentrum awal wabah [url=https://akuraS E N S O Rindeks?tag=COVID-19][color=#f9a01b][b]COVID-19[/b][/color][/url], [url=https://akuraS E N S O Rindeks?tag=Institut+Virologi+Wuhan][color=#f9a01b][b]Institut Virologi Wuhan[/b][/color][/url] ([url=https://akuraS E N S O Rindeks?tag=WIV][color=#f9a01b][b]WIV[/b][/color][/url]) memang acap kali dijadikan target empuk bagi para pembuat teori konspirasi dunia. Bahkan, karena saking suramnya pengetahuan tentang bagaimana virus corona baru, SARS-CoV-2, bisa muncul, [url=https://akuraS E N S O Rindeks?tag=AS][color=#f9a01b][b]AS[/b][/color][/url], hingga badan intelijen global 'Lima Mata', kompak ingin membuktikan bahwa wabah [url=https://akuraS E N S O Rindeks?tag=COVID-19][color=#f9a01b][b]COVID-19[/b][/color][/url] bercokol di [url=https://akuraS E N S O Rindeks?tag=WIV][color=#f9a01b][b]WIV[/b][/color][/url].

Sementara itu, berbagai pernyataan hingga klaim pada dasarnya mengarah pada bagaimana prosedur keamanan [url=https://akuraS E N S O Rindeks?tag=WIV][color=#f9a01b][b]WIV[/b][/color][/url] dinilai tidak aman hingga akhirnya menyebabkan kebocoran virus. Namun, di tengah gencarnya tudingan dari para politisi, intelijen, hingga ahli konspirasi dunia, para ilmuwan juga mempunyai pendapat sendiri.

Berbeda dari spekulasi yang tengah  berkembang, para ilmuwan justru menyebutkan berbagai alasan mengapa [url=https://akuraS E N S O Rindeks?tag=WIV][color=#f9a01b][b]WIV[/b][/color][/url] bukan sumber SARS-CoV-2 dan laboratorium ini hanyalah menjadi 'korban permainan politik' belaka.

Dilansir dari berbagai sumber, AKURAT.CO pada Minggu (3/5) merangkum 5 alasan dari para ilmuwan global yang mengklaim bahwa virus SARS-CoV-2 tidak berasal dari [url=https://akuraS E N S O Rindeks?tag=WIV][color=#f9a01b][b]WIV[/b][/color][/url].

1. Sampel laboratorium tidak cocok dengan virus corona baru

[url=https://akuraS E N S O Rindeks?tag=WIV][color=#f9a01b][b]WIV[/b][/color][/url] memang diketahui sibuk mempelajari virus corona kelelawar, khususnya yang terkait dengan keluarga virus penyebab Sindrom Pernapasan Akut Parah (SARS). Pun, para peneliti [url=https://akuraS E N S O Rindeks?tag=WIV][color=#f9a01b][b]WIV[/b][/color][/url] sempat menerbitkan penelitian terkait dengan virus corona SARS pertama (2003) dan virus corona kelelawar lain, sembari mengingatkan dunia bahwa wabah virus corona SARS atau MERS di masa mendatang akan berasal dari kelelawar.

Karena inilah, meski belum ada bukti konkret, ahli teori konspirasi hingga [url=https://akuraS E N S O Rindeks?tag=AS][color=#f9a01b][b]AS[/b][/color][/url] getol meyakini bahwa entah bagaimana, virus corona baru penyebab [url=https://akuraS E N S O Rindeks?tag=COVID-19][color=#f9a01b][b]COVID-19[/b][/color][/url] ini telah bocor dari laboratorium Wuhan. Sementara, selain SARS-1, salah satu jenis virus yang gencar diselidiki [url=https://akuraS E N S O Rindeks?tag=WIV][color=#f9a01b][b]WIV[/b][/color][/url] adalah RaTG13, virus yang ditemukan di sebuah gua di Yunnan pada 2013 lalu.

RaTG13 sendiri memang memiliki 96 persen kesamaan genom dengan SARS-CoV-2, dan inilah mengapa ia dinilai menjadi kerabat terdekat yang diketahui para ilmuwan. Meski begitu, para ahli virologi menyebutkan bahwa sangat tidak mungkin SARS-CoV-2 adalah pengembangan dari RaTG13 lantaran 4 persen genom saja memiliki perbedaan puluhan tahun dalam dunia evolusi. 

"Tingkat perbedaan urutan genom antara SARS-CoV-2 dan RaTG13 setara dengan rata-rata 50 tahun (dan sedikitnya 20 tahun) perubahan evolusi. Karena itu, SARS-CoV-2 tidak berasal dari RaTG13," kata [url=https://akuraS E N S O Rindeks?tag=Edward+Holmes][color=#f9a01b][b]Edward Holmes[/b][/color][/url], seorang profesor di [url=https://akuraS E N S O Rindeks?tag=University+of+Sydney][color=#f9a01b][b]University Of Sydney[/b][/color][/url] yang pada tahun ini telah menerbitkan enam makalah akademik tentang genom dan asal-usul SARS-CoV-2, dalam sebuah pernyataan.

2. Kemungkinan transmisi hewan ke manusia di luar jauh lebih tinggi daripada virus yang menginfeksi manusia di dalam laboratorium

Ahli ekologi penyakit [url=https://akuraS E N S O Rindeks?tag=AS][color=#f9a01b][b]AS[/b][/color][/url] sekaligus Presiden [url=https://akuraS E N S O Rindeks?tag=EcoHealth+Alliance][color=#f9a01b][b]EcoHealth Alliance[/b][/color][/url], [url=https://akuraS E N S O Rindeks?tag=Peter+Daszak][color=#f9a01b][b]Peter Daszak[/b][/color][/url], optimis bahwa SARS-CoV-2 berasal dari kelelawar dan melompat ke orang-orang di suatu tempat (kemungkinan di [url=https://akuraS E N S O Rindeks?tag=China][color=#f9a01b][b]China[/b][/color][/url]). Dalam penjelasannya, Daszak lantas mengungkapkan bagaimana peluang transmisi virus dari ratusan juta kelelawar di Asia Tenggara jauh lebih besar daripada penularan yang dinilai mungkin bisa terjadi di dalam sebuah laboratorium virologi.

Pasalnya, setelah belasan tahun meneliti virus berbahaya yang bersembunyi di satwa liar, Daszak menemukan fakta bagaimana seluruh sampel warga Yunnan, yang memiliki antibodi terhadap virus-virus corona kelelawar hanyalah 3 persen saja. Alhasil, menurut analisis, 1-7 juta orang bisa terinfeksi virus kelelawar hanya dalam satu tahun saja.

"Bandingkan itu. Jika Anda melihat laboratorium di Asia Tenggara yang memiliki virus corona, mungkin hanya ada dua atau tiga (jenis) dan mereka pun (dijaga) dengan keamanan tinggi. [url=https://akuraS E N S O Rindeks?tag=Institut+Virologi+Wuhan][color=#f9a01b][b]Institut Virologi Wuhan[/b][/color][/url] memang memiliki sejumlah kecil virus corona kelelawar. Namun, mereka bukan (virus corona baru), SARS-CoV-2. Mungkin ada setengah lusin orang yang bekerja di laboratorium itu. Jadi mari kita bandingkan 1 juta hingga 7 juta orang setahun dengan setengah lusin orang. Itu tidak logis," terang Daszak.

3. Absennya diskusi global tentang virus baru sebelum wabah [url=https://akuraS E N S O Rindeks?tag=COVID-19][color=#f9a01b]COVID-19[/color][/url] muncul


Sudah bukan rahasia lagi bahwa, seperti warga lainnya, para ilmuwan juga gemar bergosip tentang jenis virus baru. Namun hingga kini, belum ada laporan terkait adanya desas-desus, gosip, atau bahkan obrolan tentang virus baru sebelum [url=https://akuraS E N S O Rindeks?tag=COVID-19][color=#f9a01b][b]COVID-19[/b][/color][/url] muncul.

"Alasan mengapa saya tidak terlalu menekankan (teori kebocoran laboratorium) adalah tidak adanya obrolan sebelum munculnya virus ini (SARS-CoV-2)... Dan jika tidak ada yang lain, komunitas ilmiah cenderung sangat suka bergosip," ucap Dennis Carroll, mantan Direktur Badan Pembangunan Internasional [url=https://akuraS E N S O Rindeks?tag=AS][color=#f9a01b][b]AS[/b][/color][/url] (USAID) sekaligus Kepala Global Virome Project.

"Jika ada yang baru, virus yang berpotensi berbahaya yang telah diidentifikasi, beredar di alam, dan dibawa ke laboratorium, (pasti) sudah ada obrolan tentang itu. Dan ketika Anda melihat ke belakang secara retrospektif, tidak ada obrolan apa pun tentang penemuan virus baru. Orang-orang akan kembali dan mengatakan [url=https://akuraS E N S O Rindeks?tag=China][color=#f9a01b][b]China[/b][/color][/url] adalah [url=https://akuraS E N S O Rindeks?tag=China][color=#f9a01b][b]China[/b][/color][/url], mereka akan menekan informasi itu. Tetapi para ilmuwan [url=https://akuraS E N S O Rindeks?tag=China][color=#f9a01b][b]China[/b][/color][/url], saya pikir, sama-sama suka berteman dengan ilmuwan lain," tambahnya.

4. Biosafety Level dari [url=https://akuraS E N S O Rindeks?tag=WIV][color=#f9a01b]WIV[/color][/url] ada di tingkatan tertinggi


Pada dasarnya semua laboratorium yang mempelajari virus dan bakteri wajib mengikuti sistem yang dikenal sebagai standar Biosafety Level (BSL). Kemudian, empat tingkatan, yang tergantung pada jenis agen biologis yang dipelajari dan tindakan pencegahan penahanan yang diperlukan untuk mengisolasi mereka.

Sementara, [url=https://akuraS E N S O Rindeks?tag=WIV][color=#f9a01b][b]WIV[/b][/color][/url] sendiri diketahui adalah laboratorium dengan Biosafety Level 4 (BSL-4), level tertinggi dan dicadangkan untuk laboratorium yang berurusan dengan patogen paling berbahaya. Dengan prosedur keselamatan yang superketat, fasilitas hingga alat perlindungan para ilmuwan [url=https://akuraS E N S O Rindeks?tag=WIV][color=#f9a01b][b]WIV[/b][/color][/url] pun disebutkan sangat aman.

"Di lapangan, mereka (ilmuwan [url=https://akuraS E N S O Rindeks?tag=WIV][color=#f9a01b][b]WIV[/b][/color][/url]) mengenakan alat pelindung diri yang ekstrem, termasuk beberapa lapis sarung tangan, pelindung mata, setelan seluruh tubuh, dan masker. Sampel yang dikumpulkan dari kelelawar, segera terbagi antara beberapa vial yang mengandung bahan kimia yang menonaktifkan virus, dan wadah lain yang membuat virus tetap hidup. Ketika sampel dipelajari, para peneliti kemudian hanya menggunakan yang tidak aktif dan tidak menular," ucap ahli epidemiologi di Universitas California, Jonna Mazet.

5. Ilmuwan [url=https://akuraS E N S O Rindeks?tag=WIV][color=#f9a01b]WIV[/color][/url] dinilai sangat kompeten

Selain dicap memiliki standar keamanan level tinggi, para peneliti [url=https://akuraS E N S O Rindeks?tag=WIV][color=#f9a01b][b]WIV[/b][/color][/url], khususnya virologi kelelawar [url=https://akuraS E N S O Rindeks?tag=Shi+Zhengli][color=#f9a01b][b]Shi Zhengli[/b][/color][/url] juga dinilai sangat kompeten oleh ilmuwan dunia. Selain Daszak, beberapa ilmuwan lain yang pernah bekerja dengan para peneliti [url=https://akuraS E N S O Rindeks?tag=WIV][color=#f9a01b][b]WIV[/b][/color][/url] juga mengaku bagaimana para peneliti [url=https://akuraS E N S O Rindeks?tag=WIV][color=#f9a01b][b]WIV[/b][/color][/url] tidak hanya ahli, tetapi juga sangat pekerja keras.

"Saya telah bekerja di laboratorium ini pada berbagai kesempatan selama 2 tahun terakhir ini. Saya secara pribadi dapat membuktikan kontrol yang ketat dan tindakan pengendalian yang diterapkan saat bekerja di sana. Staf di [url=https://akuraS E N S O Rindeks?tag=WIV][color=#f9a01b][b]WIV[/b][/color][/url] sangat kompeten, pekerja keras, dan ilmuwan yang sangat baik dengan rekam jejak yang luar biasa," tulis Danielle Anderson, Direktur Ilmiah Laboratorium Duke-NUS Medical School ABSL3.

"Laboratorium Wuhan canggih dalam hal sistem dan protokol keselamatan dan keamanan, dan karena (Laboratorium Nasional Galveston di [url=https://akuraS E N S O Rindeks?tag=AS][color=#f9a01b][b]AS[/b][/color][/url]) telah membantu melatih banyak dari mereka (peneliti) dan memiliki beberapa program kolaborasi. Saya yakin mereka sangat profesional, yang membuat kemungkinan kecelakaan (kebocoran) jauh," tambah Gerald Keusch, seorang profesor kedokteran dan kesehatan internasional dan direktor asosiasi dari Laboratorium Penyakit Menular Nasional Universitas Boston.

6. Virus [url=https://akuraS E N S O Rindeks?tag=COVID-19][color=#f9a01b]COVID-19[/color][/url] dinilai hasil alam alias bukan senjata kimia

Sebelum teori kebocoran laboratorium muncul, tidak sedikit pihak yang juga menyebutkan kemungkinan bahwa virus SARS-CoV-2 adalah hasil rekayasa manusia alias senjata kimia yang mungkin dibuat oleh [url=https://akuraS E N S O Rindeks?tag=China][color=#f9a01b][b]China[/b][/color][/url]. Namun, teori ini terus dibantah oleh berbagai ilmuwan dunia dengan alasan bahwa virus baru ini bukanlah sesuatu yang bisa dirancang oleh manusia.

"Tidak ada (alasan) apa pun terkait dengan gagasan bahwa virus berasal dari laboratorium sebagai percobaan bioweapon (senjata biologi)," ucap Paul Friedrichs yang kini menjabat sebagai ahli bedah Staf Gabungan [url=https://akuraS E N S O Rindeks?tag=AS][color=#f9a01b][b]AS[/b][/color][/url].

"Semua bukti sejauh ini menunjuk pada fakta bahwa virus [url=https://akuraS E N S O Rindeks?tag=COVID-19][color=#f9a01b][b]COVID-19[/b][/color][/url] secara alami berasal dari bukan buatan manusia. Jika Anda mau mendesainnya (virus) di laboratorium, perubahan urutan tidak masuk akal karena semua bukti sebelumnya akan memberitahu Anda bahwa cara tersebut akan membuat virus lebih buruk. Tidak ada sistem di laboratorium (manapun) yang bisa (digunakan) untuk membuat beberapa perubahan (urutan genom)," tambah ahli imunologi Nigel McMillan dari Menzies Health Institute Queensland.

"Ini memiliki terlalu banyak fitur berbeda, beberapa di antaranya berlawanan dengan intuisi," dukung Robert Garry, seorang ahli virus dari Universitas Tulane di New Orleans.

"Berdasarkan genom dan sifat virus, tidak ada indikasi sama sekali bahwa itu adalah virus hasil rekayasa," imbuh Richard Ebright, seorang profesor biologi kimia dari Rutgers University, New Jersey, [url=https://akuraS E N S O Rindeks?tag=AS][color=#f9a01b][b]AS[/b][/color][/url].


[url=https://akuraS E N S O Rnews/id-1104556-read-kerap-ditargetkan-as-hingga-ahli-konspirasi-dunia-ini-6-alasan-laboratorium-wuhan-bukan-sumber-virus-corona]https://akuraS E N S O Rnews/id-1104556-read-kerap-ditargetkan-as-hingga-ahli-konspirasi-dunia-ini-6-alasan-laboratorium-wuhan-bukan-sumber-virus-corona [/url]
Diubah oleh Akong.Jiugui 03-05-2020 14:20
onikAvatar border
4iinchAvatar border
viell007Avatar border
viell007 dan 24 lainnya memberi reputasi
25
1.9K
28
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan