- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
Akankah kembali?


TS
muselimah
Akankah kembali?

Kita berteman sejak kecil, seperti anak-anak lainnya kita selalu bermain dan menghabiskan waktu bersama, karena sekolah yang sama maka kita juga sering berangkat dan pulang barengan. Berbagai macam permainan telah dilakukan, hingga beranjak remaja.. Saat memasuki SMP kita berpisah, namun waktu sudah di rumah kita bermain bersama lagi.. Dulu handphone belum terlalu marak, jadi kita bisa fokus dalam menghabiskan waktu dengan menyenangkan. Terkadang aku meminta tolong untuk diajarkan pelajaran sekolah karena ia lebih pintar dan bertanya pun lebih leluasa, jadi kegiatan-kegiatan unfaedah bisa tertutupi juga dengan ilmu yang bertambah dan slogan 'dulu ga bisa, sekarang sudah lupa' sudah pasti tetap terjaga #eh
Karena sama-sama suka anime dan waktu itu acara televisi masih banyak yang menayangkannya seperti Ranma, Rantaro, HunterXHunter, dll jadi hari minggu kita biasa menghabiskan waktu bersama berjam-jam lamanya didepan tv. Senin sampai Kamis kita masih TPA loh, belajar ngaji, walau sudah bisa mengaji sedari kecil kita tetap konsisten dalam membaca Al Quran ramai-ramai dengan anak-anak di desa, yang sudah remaja biasa menjadi guru ngaji bagi anak-anak yang lebih kecil.
Bisa dibayangkan jika Ramadhan seperti sekarang ini betapa ramainya masjid dihadiri oleh banyak anak-anak, selain mengaji juga menunggu buka bersama di sana. Kedekatan antar anak-anak ini sudah mendarah daging, seperti saudara sendiri dan jika bertemu pasti ada saja berbagai permainan yang dilakukan. Dalam ingatan masih terngiang kita berlari-lari di halaman masjid untuk bermain ular-ularan, engklek, gobak sodor, dll.. Namun semakin beranjak dewasa, permainan-permainan seperti itu sudah tergantikan dengan gadget, sekarang hanya tersisa permainan sepak bola saja yang masih sering dilakukan.
Tahun berganti tahun, kita sudah hampir masuk ke sekolah menengah atas, kita sudah merencanakan akan masuk di sekolah yang sama, namun ternyata takdir berkata lain, ayahnya harus melakukan dinas di kota lain dan akhirnya ia sekeluarga pindah ke pulau seberang. Ya, kini ia hidup jauh di sana..

Dulu sewaktu SD, kita sering sekali bermain Tamagochi bersama. Menghabiskan siang dengan duduk di bawah pohon yang rindang hanya untuk bermain Tamagochi.. Sebelum ia berangkat untuk pindah ke pulau seberang, ia memberikan Tamagochinya yang sudah usang itu untukku, katanya itu adalah barang yang paling ia sayangi. Tamagochi berwarna biru yang sudah tak menyala lagi kini hanya tergeletak tanpa pernah melihat tuannya lagi.
Walau sekarang memang lebih mudah untuk berkomunikasi, tapi kedekatan kita tak seperti dulu lagi, kini ia sukses meniti karirnya setelah berkuliah di salah satu jurusan kedokteran. Namun kita masih terpisah dan belum sempat bertemu kembali, kita sempat bersama dalam beberapa tahun, tak ada yang saling menyatakan rasa suka.. walau aku menyukainya, tapi aku tak ingin merusak pertemanan yang sudah lama itu. Kuharap kita bisa berjumpa lagi dalam waktu dekat.. karena ia akan kembali ke tempat asalnya
Walau kami sudah memiliki keluarga masing-masing
Karena sama-sama suka anime dan waktu itu acara televisi masih banyak yang menayangkannya seperti Ranma, Rantaro, HunterXHunter, dll jadi hari minggu kita biasa menghabiskan waktu bersama berjam-jam lamanya didepan tv. Senin sampai Kamis kita masih TPA loh, belajar ngaji, walau sudah bisa mengaji sedari kecil kita tetap konsisten dalam membaca Al Quran ramai-ramai dengan anak-anak di desa, yang sudah remaja biasa menjadi guru ngaji bagi anak-anak yang lebih kecil.
Bisa dibayangkan jika Ramadhan seperti sekarang ini betapa ramainya masjid dihadiri oleh banyak anak-anak, selain mengaji juga menunggu buka bersama di sana. Kedekatan antar anak-anak ini sudah mendarah daging, seperti saudara sendiri dan jika bertemu pasti ada saja berbagai permainan yang dilakukan. Dalam ingatan masih terngiang kita berlari-lari di halaman masjid untuk bermain ular-ularan, engklek, gobak sodor, dll.. Namun semakin beranjak dewasa, permainan-permainan seperti itu sudah tergantikan dengan gadget, sekarang hanya tersisa permainan sepak bola saja yang masih sering dilakukan.
Tahun berganti tahun, kita sudah hampir masuk ke sekolah menengah atas, kita sudah merencanakan akan masuk di sekolah yang sama, namun ternyata takdir berkata lain, ayahnya harus melakukan dinas di kota lain dan akhirnya ia sekeluarga pindah ke pulau seberang. Ya, kini ia hidup jauh di sana..

Dulu sewaktu SD, kita sering sekali bermain Tamagochi bersama. Menghabiskan siang dengan duduk di bawah pohon yang rindang hanya untuk bermain Tamagochi.. Sebelum ia berangkat untuk pindah ke pulau seberang, ia memberikan Tamagochinya yang sudah usang itu untukku, katanya itu adalah barang yang paling ia sayangi. Tamagochi berwarna biru yang sudah tak menyala lagi kini hanya tergeletak tanpa pernah melihat tuannya lagi.
Walau sekarang memang lebih mudah untuk berkomunikasi, tapi kedekatan kita tak seperti dulu lagi, kini ia sukses meniti karirnya setelah berkuliah di salah satu jurusan kedokteran. Namun kita masih terpisah dan belum sempat bertemu kembali, kita sempat bersama dalam beberapa tahun, tak ada yang saling menyatakan rasa suka.. walau aku menyukainya, tapi aku tak ingin merusak pertemanan yang sudah lama itu. Kuharap kita bisa berjumpa lagi dalam waktu dekat.. karena ia akan kembali ke tempat asalnya

Walau kami sudah memiliki keluarga masing-masing

0
246
1


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan