- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
Cintaku Melaju Seiring Keretamu Melaju


TS
no.er
Cintaku Melaju Seiring Keretamu Melaju

Quote:
Sering terdengar quote sejuta umat tersebut. Tanpa quote itu pun Aku telah menyadarinya namun entah kenapa Aku selalu terjerumus dan larut dalam indahnya sebuah pertemuan. Rasa nyaman tak pernah mudah ku tepis, walau sebentar kau begitu memikat dan memberikan kenyamanan.

ilustrasi: flickr.com

ilustrasi: flickr.com
Aku memang sering bolak-balik Bandung-Jogja untuk membeli bahan dagangan atau hanya sekedar jalan, dan selalu memilih perjalanan menggunakan kereta api karena biayanya cukup terjangkau. Selain itu Aku sangat senang bisa bertemu banyak orang untuk sekedar mendapat teman ngobrol supaya dalam perjalanan tidak membosankan, bahkan kadang mendapatkan cerita inspiratif dan nasehat.
Sabtu malam sekitar tahun 2010 seperti biasa, Aku memulai perjalanan pulang dari Bandung menggunakan kereta ekonomi. Aku sudah terbiasa berjalan sendiri menuju stasiun kemudian cetak boarding pass dan menunggu waktu cek data sebelum diijinkan masuk. Setelah 15 menit sebelum keberangkatan kereta akhirnya diperbolehkan masuk dan Aku selalu masuk pertama karena datang lebih awal.
Ritual utama setelah masuk kereta langsung taruh tas diatas kemudian rebahan, karena penumpang lain masih pada sibuk melakukan pengecekan.
Saat mata sedikit terpejam terdengar suara lembut membangunkanku, “mas, bangun mas!”
Aku dengan malas membuka mata, dan menjawab agak ketus “Ya mbak, bentar lagi nyaman nih!”
Karena kemarin aku cek di web kursi sebelah dan depanku masih kosong, ternyata mbaknya beli langsung di stasiun. Aku memang sering mengecek apakah kursi sebelah kosong? Soalnya kalau kosong bisa buat tiduran sebelum diserobot orang lain.
Di depanku ternyata berdiri seorang cewek lumayan manis sambil tersenyum dan bertanya, “mas, tempat duduknya di sini?”
“Iya mbak, Aku di kursi 24E. Mbaknya duduk dimana?” tanyaku yang penasaran.
Sambil menunjuk kursi sebelahku, “disini mas, 24D”
“ehh maaf mbak, solanya kemarin Aku cek masih kosong. Silahkan duduk mbak.” jawabku sambil merasa tidak enak.
Dari sinilah obrolan dan perkenalan kami dimulai.
Akupun mulai membuka obrolan, “Mbak tujuannya kemana?”
“Mau main ke Jogja mas, janjian sama teman mau jalan-jalan.” Jawabnya masih dengan senyuman manisnya.
“Ohh ya, belum kenalan. Aku Norman, mbaknya?”
“Aku biasa dipanggil dek Anee mas”, jawabnya malu-malu.
Sepanjang perjalanan kami isi banyak ngobrol dan bercanda hingga perjalanan selama 8 jam hanya tidur sekitar 1 jam saja karena lelah. Dari obrolan di kereta banyak hal yang Aku tahu, dan ternyata kami juga masih seumuran jadi nyaman dan nyambung banget. Anee meskipun begitu lembut, ternyata seorang pekerja keras. Namun disela kesibukannya bekerja sering menyempatkan waktu untuk liburan. Aku ngak abis pikir meskipun hanya libur satu hari Anee sering liburan jauh-jauh seperti saat ini ke Jogja berangkat Sabtu malam main sehari terus pulang sampai rumah Senin pagi lajut kerja, apa ngak capek ya?
Setelah melalui perjalanan panjang sampailah di stasiun Lempuyangan kami turun dan keluar stasium. Aku sebenarnya pengen cepat ke toko dan segera istirahat karena bawaan banyak, namun akhirnya kuurungkan niat tersebut karena Anee belum bertemu dengan temannya yang menjemput. Kondisi juga masih sumayan gelap karena baru Jam 4.15 WIB, sebagai cowok Aku pun menemaninya menunggu jemputan. Disitu kami sempat bertukar nomor HP, sebelum beberapa saat kemudian seorang teman ceweknya datang.
Teman ceweknya sedikit mengoda Anee, “Wuih sama cowok nih, tumben amat?”
“Tadi ketemu di kereta mbak”, jawabnya sambil tersipu malu.
“Wuidih, semalam dikereta membawa cinta”, temannya menimpali sambil tertawa.
“Apaan sih? Udah ahh, yuk ke kosanmu” sambil naik kemotor temannya.
“Loh kok udah naik aja? Ngak pamitan sama masnya?” tanya teman Anee dengan nada sedikit menggodanya.
“Astagfirullah lupa.”, Anee pun turun dari motor dan kembali menghampiriku dan mengulurkan tangannya.
Aku Cuma tersenyum melihat tingkah dua cewek tersebut, tanpa sedikitpun menimpalinya.
Sambil berjabat tangan Dia bilang, “Makasih ya mas, sudah ditemani dari tadi malam. Aku jalan dulu.”.
Dan yang tak disangka Ia mencium tanganku setelah itu, Aku pun hanya bengong tak menjawab kalimatnya. Kemudian Dia kembali naik motor dan pergi berboncengan bersama temannya. Akupun juga lansung pergi ke toko
Sekitar jam delapan ada chat dari Anee, “Mas lagi apa? Sibuk jaga toko ya?”
“Lagi bangun tidur, kalau abis ambil dagangan dijaga sama karyawan”, balasku masih setengah sadar.
“Owh, ikut main aja yuk mas bareng sama teman-teman.” Ajak Anee
Sebenarnya Aku ingin menolak tapi entah kenapa tak kuasa, “Boleh, ketemu dimana?”
Anee pun mengirim sebuah alamat dan Aku segera menuju kesana. Seharian kami main, sampai saat jam 5 kami pulang. Ternyata Anee langsung ke stasiun untuk pulang ke Bandung tidak kembali ke kos temannya, Akupun menawarkan diri untuk mengantarnya. Karena kereta berangkatnya masih jam 7.15, kami keliling dulu dan mampir ke sebuah angkringan di dekat stasiun.
Setelah sholat isya’ Aku langsung mengantarkan Anee ke dalam ruang tunggu stasiun dan segera boarding. Sebelumnya Dia berpamitan sambil kembali mencium tanganku, hal ini yang membuatku kembali bengong. Cewek ini cocok banget untuk dijadika seorang istri, pikirku dalam hati.
Setelah Aku mengantarnya ke stasiun untuk pulang, hubungan kami masih berlanjut melalui chat. Beberapa kali kami bertemu saat Dia main ke Jogja atau Aku ke Bandung dan Anee sedang libur kerja. Entah kapan kami saling mengutarakan rasa, meskipun jauh kami selalu saling percaya dan itulah yang membuat nyaman.
Dua tahun lebih berlalu tanpa terasa, Anee seperti biasa main ke Jogja dan menemuiku. Tapi ada yang tak biasa dari dirinya. Biasanya Ia begitu ceria menjadi sedikit pendiam. Setelah main seharian seperti biasa saat Ia mau pulang Aku selalu mengantarkannya ke stasiun.
Saat menunggu Anee dengan ragu bilang, “Mas Aku mau dipromosikan jadi Supervisor, tapi tugasnya di Kalimantan.”
Beberapa saat kami terdiam karena Aku bingung untuk menjawabnya.
Akhirnya Aku bilang sambil mencoba tersenyum, “Bagus dong, berarti kamu berprestasi dek. Kan masih bisa komunikasi dan kita sudah terbiasa LDR, kamu juga sudah terbiasa pergi langsung pulang gitu pasti mudah lah sebulan atau dua bulan sekali main kesini atau Aku yang berkunjung ke tempatmu.”
Anee hanya menunduk tak menjawabku, kemudian Aku genggam tangannya dan kucium tangannya beberapa saat. Kamipun kembali terdiam dalam lamunan masing-masing. Sampai ada pengumuman penumpang diperbolehkan masuk.
Anee kembali hanya diam memandangku, kemudian aku kembali membuka suar “Saat ini kita sedang mempersiapkan kehidupan masa depan lebih baik dek. Jadi jalani dengan semangat, jangan menyerah dengan keadaan.”
Entah darimana kata-kata tersebut Aku dapatkan, akhirnya Anee mencoba tersenyum dan berpamitan. Tak lupa Ia selalu mencium tanganku setelah bersalaman. Akupun terus memandangnya dari ruang tunggu sampai Ia masuk ke dalam gerbong kereta dan akhirnya kereta pun melaju.
Setelah mendapatkan promosi dan ditugaskan di Kalimantan kami selalu menyempatkan untuk komunikasi disela-sela kesibukan masing-masing. Setelah tiga bulan bekerja di Kalimantan Anee tiba-tiba mengejutkanku.
Baru jam 5 pagi ada telephone masuk, ternyata banyak chat juga yang belum sempat Aku buka. Ternyata Anee mau ke Jogja dan Aku diminta untuk menjemput di bandara jam 8. Dengan semangat Aku pun bersiap, padahal masih 3 jam lagi Ia datang. Setelah bertemu akhirnya kami menghabiskan waktu seharian untuk melepaskan rindu.
Ternyata Anee tidak langsung pulang ke kalimantan, Ia mau pulang dulu ke Bandung kemudian naik pesawat dari sana. Ritualku setiap Anee ke Jogja pun tetap sama [size=3][font=Roboto]meskipun tadi Ia datang menggunakan pesawat, tapi pulangnya Aku tetap mengantarnya ke stasiun kemudian melepasnya pulang ke Bandung. Kami pun saling bercanda sewajarnya pasangan yang lama tidak bertemu, sambil menunggu kereta yang akan membawa Anee.
Setelah kereta datang Anee berpamitan dan mencium tanganku, sambil terus tersenyum lebar. Akupun melambaikan tanganku saat Ia masuk ke gerbong kereta, dan Aku selalu menunggu tak pernah berpindah dari tempat berdiriku terakhir bersalaman dengan Anee sampai kereta tersebut melaju.
Sebelum Ia akan kembali ke Kalimantan sempat mengabariku melalui telephone. Namun itulah komunikasi terakhir kami, karena setelah itu Ia tak ada kabar sama sekali. Anee masihkan kau mengingatku? Kurasa tidak, biarlah cintaku berlalu seiring keretamu melaju.
Diubah oleh no.er 03-05-2020 16:29


Bgssusanto88 memberi reputasi
1
457
1


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan