Ketika kita harus memilih antara orang tua atau pasangan, itu bingungnya bisa berhari - hari. Aku p4ngeran8, dan ini adalah sepenggal kisahku dengan dia.
Quote:
Aku dan Dia habis pulang jalan - jalan keliling kota. Sebenarnya kita sudah punya pasangan masing - masing, cuma kita bodoh amet. Kalau lagi berdua semua panggilan atau pesan dari pacar harus diabaikan. Orang tua kita sudah tau kita berhubungan, lah wong dari SMP. Ibunya Reza itu sering marah lewat Reza kalau aku bikin nangis anaknya

.
Tidak terasa 3 bulan lebih aku tidak bertemu Reza. Kita memang jarang komunikasian meskipun Reza tau nomer hp ku, mungkin ya karena kita punya pasangan masing - masing.
Quote:
Umi : " Cong, tadi umi ketemu Reza dinikahan temennya umi. Dia liat umi tapi habis itu dia palingkan wajahnya. Kamu ada masalah sama dia? "
Aku : " Enggak kok. Kenapa emangnya? "
Umi : " Ya Kita kan sudah sama - sama kenal, kalau kalian sudah putus ya benci - benciannya jangan sampai kebawa ke orang tua. "
Aku : " Nanti aku tanya Reza mi. "
Dari pembicaraan tadi itu aku langsung hubungi Reza minta dijelaskan se jelas - jelasnya, karena waktu bicara tadi muka Umi serius banget.
Quote:
Aku : " Sa, Kamu hari sabtu kemaren kemana? "
Reza : " Ke nikahan temen Mas. Kenapa emang ? "
Aku : " Di Gedung X kan ? Ketemu Umi kan kamu ? "
Reza : " Iya Mas. Aku liat Umi seh Mas tapi dia lagi gak liat aku tuh. "
Aku : " Jangan bohong deh. Ceritakan yang jujur "
Reza : " Beneran Mas. Emang Umi ngomong gimana ? "
Aku : " Kamu inget - inget lagi deh kejadiannya gimana. Assalamualaikum "
Sedikit pusing deh harus percaya kemana antara Ibu sendiri atau orang yang paling spesial di hidup aku.
Ramadahan 2015 telah tiba. Teman - Teman Alumni SMP ku dulu ngadain buka bersama para alumni di sebuah cafe di kota B. Gara - Gara golongan ku dateng, ya aku dateng. Oh ya aku punya teman - teman yang awet dari SMP sampe sekarang, 10 tahunan lebih lah kita berteman. kalian bisa cek di thread aku yang " Arti Sebuah Persahabatan ". Kembali lagi ke thread.
Quote:
Fahmi : " Selamat Datang Ten Brothers. Nikamatilah Party ini. "
Ulin : " Sudah mau berbuka ini, mana makananya ini ? "
Erwin : " Ada Reza tuh, dia dateng sama Danang. "
Aku : " Biar kan lah. Bukan Urusan. Kita makan saja deh "
Reza Melihatku, tapi aku pura - pura tidak melihatnya. Males juga. Sampai Acara buka bersama sama telah usai dan tinggal sesi foto - fotonya. Tanganku langsung di Tarik Gebi.
Quote:
Gebi : " Rama, sini kamu. kamu apain tetanggaku ? "
Aku di tarik menuju Reza dan Danang.
Gebi : " Ini Rama, kamu katanya mau ngomong kan ? "
Reza : " Mas, maafin aku. "
Aku : " Buat ? "
Reza mulai nangis tanpa berkata.
Danang : " Ternyata kamu memang belum bisa lepas dari Rama sa. Ya sudah di lanjutkan saja bicaranya. "
Danang pergi meninggalkan kita, aku liat seh sepertinya dia kecewa Reza pilih aku.
Reza : " Mas maafin aku "
Reza nangis tambah menjadi - jadi, sampai dia peluk aku di depan teman - teman ku. Ya tau kan mulutnya anak - anak yang gak tau masalahnya apa cuma bilang " Rama, Jangan di buat nangis Reza nya "
Aku : " Aku tanya maaf buat apa tapi kamu gak jawab "
Reza bukan tambah reda nangisnya malah tambah menjadi - jadi. Sampai aku cium keningnya, bukannya tambah tenang tapi malah pelukannya tambah erat.
Lima belas menit berselang singkat cerita aku berhasil menenangkan Reza.
Quote:
Aku : " Kamu tadi kesini sama apa ? "
Reza : " Sama Danang. "
Aku : " Terus sekarang Danangnya gimana itu ? "
Reza : " Ya sudah biarin lah Mas dia kecewa. Nanti Aku pulang sama Gebi saja. "
Aku : " Nanti kamu pulang sama aku saja. "
Besok sore di teras rumah, Aku dan Umi duduk santai nunggu buka puasa.
Quote:
Aku : " Aku kemaren waktu bukber sama temen SMP ketemu Reza. Cerita versi Umi dan Reza beda. "
Umi : " Kamu lebih percaya orang tua atau pacarmu itu ? Papa saja bilang ke Umi kok suruh melarang keras kamu ketemu Reza. "
Aku : " Terus Aku harus gimaa Mi ? "
Umi : " Bawa Reza ke sini. Ya sudah ayo masuk mau buka. "
Jam 8 setelah sholat tawarih, aku sudah janjian dengan Reza untuk telponan.
Quote:
Aku : " Sa, gimana kabarmu ? "
Reza : " Alhamdulillah Mas. Umi gimana Mas ? "
Aku : " Ya begitu lah. Kamu di suruh ke rumah Sa. Nanti bantu ngomong. "
Reza : " Tapi mas ? "
Aku : " Tapi kenapa lagi. Kalau kamu emang merasa benar ya sudah kita berjuang sama - sama jelaskan ke orang tua ku. Aku ya pusing Sa mikir ini terus, mau percaya sama sapa. "
Reza : " Ya sudah deh Mas. "
Setelah itu kita ngobrol biasa saja, kangen - kangenan saja di telpon, sampe kita tertidur. Entah sudah berapa jam kita telponan itu.
Satu minggu sudah berlalu. Dua minggu sudah berlalu. Sampai aku putus dengan pacarku, Reza belum juga menjukkan batang hidungnya. Di SMS dan di telpon ya gak di angkat. Akhirnya aku beranikan diri untuk kerumahnya.
Quote:
Aku : " Assalamualaikum Ibu. Reza ada ? "
Ibu Reza : " Oh keluar nak Rama tadi sama temennya.
Aku : " Maaf ibu Rama mau tanya, apa Reza tidak titip pesan apa atau cerita apa saja tentang saya ke Ibu ? "
Ibu Reza : " Tidak Nak, Dia tidak cerita apa - apa ke Saya nak. "
Aku : " Baik kalau begitu Saya pamit pulang saja Ibu. Assalamualaikum. "
Ibu Reza : " Iya Nak. Waalaikumsalam. Hati - hati. "
Tidak Kerasa 1 bulan sudah berlalu dan Reza benar - benar hilang. Dan akhirnya aku mengirim pesan terakhir ku ke dia via SMS, dan tidak mengharapkan balasan dari dia.
Quote:

:
" Aku putuskan lebih percaya pada Ibu dari pada kamu. Dengan sikapmu yang begini berarti sudah menunjukkan bahwa sebenarnya kamu lah yang salah, dan kamu tidak mau mengakui itu. Aku ngotot berusaha sampai sekarang ya karena aku pernah bilang mau melamar kamu. Kalau sekarang begini jadinya ya sudah mau gimana lagi. Lupakan saja semuanya. Terima kasih. "
Seperti yang aku kira tadi, Reza beneran gak bales dan ya
Life Must Go On. Hidupku harus tetap jalan meskipun itu sakit sekali pun.
Pelajaran yang aku bisa ambil dari kisahku. Orang tua tidak akan pernah menyesatkan anaknya. Orang tua pasti tau yang terbaik untuk anaknya. Orang tua pasti segalanya untuk anak. Jangan pernah ragukan apa yang orang tua ajarkan dan katakan kepada kalian.
" Aku Berdoa Semua Kamu Menemukan Orang Yang Lebih Tepat Dari Pada Aku "
Februari 2020
Quote:
No Name : " Mas, ingat aku ? "
Aku tidak langsung membalasnya. Aku mendiamkannya beberapa detik.
Aku : " Reza ? "
Reza : " Gimana kabarmu Mas ? Keluargamu pasti marah ya sama aku ? "
Aku : " Alhamdulillah. Gak usah basa - basi deh Sa, Aku sudah berkeluarga dan kamu pun juga. Kita jaga perasaan pasangan kita masing - masing. Jangan hubungi aku kalau tidak ada perlunya, atau jangan hubungi aku lagi sama sekali. Kamu tau dari mana nomer ku ? "
Aku : " Erwin Mas. Aku cuma kangen saja Mas sama Kamu. "
Aku langsung tutup telponnya.
Sebelum aku kembali ke Jayapura, Aku memang sempat berpapasan di jalan dengan Reza dan Suaminya. Aku ya cuma senyum saja, tapi tidak menyapa. Mungkin dia langsung tanya nomer ku ke temen ku yang satu tempat kerja dengan dia.
- TAMAT -