Adik ane ini seharusnya sekarang sedang mengikuti Ujian Akhir Semester di kampusnya, namun karena negara kita sedang diterpa wabah virus corona maka dunia pendidikan kita harus mengadakan kegiatan belajar dirumah. Tidak terkecuali perkuliahan adik ane ini gan sist. Sejak pertengahan bulan Maret lalu perkuliahannya sudah dilaksanakan secara daring (online) melalui salah satu aplikasi teleconference. Akhir bulan april hingga minggu pertama bulan mei ini jadwal ujian yang juga dilaksanakan secara online.

Selama kurang lebih sebulan ini adik ane dan teman-temannya mengadakan kegiatan sosial yang berhubungan dengan pencegahan penyebaran virus corona, yakni pembuatan dan pembagian masker kain. Diskusi yang awalnya dilakukan secara online, mereka aplikasikan langsung dalam tindakan. Teman-teman adik ane secara sukarela menyisihkan uang mereka dan disumbangkan untuk membeli kain, ada pula yang mencari donatur yang ingin menyumbang dana atau kain juga. Sementara adik ane dan Santi (temen deketnya) serta 3 orang lainnya yang bertugas menjahit dan membuat masker kain 2 lapis sesuai anjuran pemerintah. Alhamdulillah ada beberapa tetangga dan banyak pula teman-temannya semasa SMA dulu yang antusias untuk menyumbang. Bahkan ada pula yang punya usaha percetakan menyumbangkan selebaran tentang upaya pencegahan dan dampak virus corona.



Ane salut dengan kekompakan dan sinergi mereka semua gan. Disela-sela kesibukan mereka kuliah online, masih menyempatkan waktu untuk berkumpul mengerjakan pembuatan masker kain yang akan mereka bagikan tersebut. Jadi mirip kerja kelompok sih. Eitss, ketika mereka berkumpul juga tetap menerapkan anjuran pemerintah lho, yakni pembatasan jarak fisik (physical distancing).

Sasaran utama dari pembagian masker kain buatan mereka ini adalah warga yang masih terkesan acuh dengan potensi penyebaran virus corona yang begitu cepat ini. inilah yang mendorong kegiatan ini, adik ane dan temen-temennya masih menjumpai warga yang dengan terpaksa keluar rumah tapi enggan sekali menggunakan masker. Entah karena tidak mau membeli atau sudah memiliki namun malas untuk memakainya.



Salah satu contohnya seperti lokasi pertama pemberian masker kain buat adik ane ini adalah di pasar tradisional kota ane gan sist. Banyak sekali pedagang dan pembeli yang tidak menggunakan masker, terlebih lagi mereka juga tidak membatasi jarak ketika berkerumun.

Entah sudah berapa kali adik ane dan teman-temannya ini turun langsung membagikan masker buatan mereka, karena ane sendiri tidak terlibat langsung. Ane hanya ikut membantu pembuatan maskernya saja. Oleh karenanya tidak terlalu banyak foto atau dokumentasi yang ane miliki. Yang jelas sejak pertengahan April lalu mereka sudah mulai melakukan pembagian maskernya.

Sebuah pelajaran berharga buat kita semua yang masih sehat dan memiliki kecukupan rejeki, ditengah pandemi virus corona covid19 ini marilah kita bersama-sama saling menguatkan dan saling berbagi. Meski hanya sebuah masker kain yang mungkin bisa kita buat sendiri secara gratis, namun melihat pengaruhnya yang cukup besar dalam upayanya mencegah corona, akan sangat berharga buat mereka-mereka yang terpaksa keluar rumah untuk mencari nafkah namun tidak punya kesempatan untuk membuat masker pelindung diri.