Aku berdiri di depan cermin, melihat tubuh langsingku yang memesona, dari atas sampai bawah aku terlihat anggun, Aku baru saja memoles wajahku dengan polesan sederhana, Aku ingin terlihat cantik di depan dia idaman hatiku. Karena ini kencan pertamaku dengannya.

"Kamu cantik banget malam ini."

Aku tersipu malu, mendengar pujiannya.

"Kamu udah lama nunggu?" tanyaku lalu menghempaskan bokongku di kursi.

"Gak, aku juga baru nyampe."

Aku menunduk, dadaku selalu berdebar saat di dekatnya, ia lelaki yang mampu meluluhkan hatiku saat pandangan pertama. Ia memiliki wajah tampan, hidung bangir, bibir tipis yang di hiasi bulu-bulu halus menambah kegagahannya.

"Sal, aku mau ngomong sesuatu sama kamu," ucapnya membuyarkan lamunanku.

Tiba-tiba Lendra menarik kedua tanganku, lalu menggenggamnya dengan erat.

"Aku mencintaimu, maukah kau jadi pacarku?"

Dadaku berdebar lebih cepat dari biasanya, kupu-kupu berterbangan dalam perut.

Apa aku mimpi, dia mengungkapkan perasaannya. Aku serasa terbang tinggi ke angkasa. Hatiku merasa bahagia.

Aku terdiam sejenak lalu mengangguk.

Lelaki tampan itu langsung mencium tanganku dengan lembut, "makasih sal, Aku janji Aku akan selalu mencintaimu sampai kapanpun."

Malam ini aku sangat bahagia ternyata cintaku tak bertepuk sebelah tangan, dia pun mempunyai perasaan yang sama.

Hari-hari kulewati dengan Indah ia lelaki yang sangat perhatian, ia selalu bisa membuatku tersenyum.

Segala keinginanku selalu ia penuhi, ah aku sangat beruntung memilikinya,

Walau memang masalah selalu datang dan memicu pertengkaran. Tapi ia selalu sukses menyelesaikannya.

Aku pun mengenalkan Lendra kepada sahabatku keysa, keysa adalah temanku sedari kecil ia sudah aku anggap seperti saudaraku sendiri.

Terkadang kami jalan-jalan bertiga, bercanda, tertawa, bahagia. Aku beruntung memiliki pacar dan sahabat seperti mereka.


------

Hari ini tepat satu tahun kami pacaran, rencananya aku mau membuat suprise kepada Lendra kekasihku.

Aku sudah mempersiapkan semuanya sendiri, membuat kue yang sudah kuhiasi dengan lilin-lilin kecil.

Malam ini aku akan datang kekosannya, memberi kejutan kecil untuknya di hari jadian kita. Namun sesampainya di kosan aku terpaku melihat pemandangan yang sangat mengejutkan.

Kakiku bergetar, dada bergemuruh, ingin rasanya aku menampar sang kekasih hati yang sudah tega menghianati. Lebih tepatnya ia bajingan yang tak punya hati.



Lendra sedang asyik berciuman dengan wanita yang sangat kukenali ia adalah sahabat dari kecil yang tega menusukku dari belakang.

Begitu lihainya dua sejoli yang sedang berciuman itu, keduanya terlihat menikmati setiap sentuhan yang mereka lakukan.

Hatiku serasa di tikam bertubi-tubi oleh belati yang tajam, dua orang yang sangat kusayangi tega menghianati.

Kue yang dari tadi kupegang akhirnya terjatuh ke lantai, hingga membuat Lendra dan kesya menoleh seketika.

"Sal!"

"Salsabila!"

Aku berlari sekuat tenaga, terdengar Lendra memanggil namaku, aku tak menghiraukannya. Lariku semakin cepat di iringi deraian air mata yang terus membasahi pipi.

Kukira Lendra akan mengejarku, ah ternyata dia tak peduli, mungkin mereka meneruskan bercumbu yang sempat terganggu dengan kedatanganku.

Malam ini hujan turun begitu deras, langit seakan merasakan apa yang aku rasakan. Rintik-rintiknya membasahi tubuhku. Namun tak mampu mendinginkan hatiku.
---

Setelah kejadian itu aku memutuskan hubunganku dengan Lendra.