- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
Cinta Kandas Karena Candaan


TS
arifian61
Cinta Kandas Karena Candaan
Dua hari terpisah karena candaaan

Jangan memandang remeh wanita yang pendiam, dibalik sikapnya itu pasti ada makna yang tersembunyi. Jangan kaget jika dia telah ambil keputusan.
***
Namaku Fia, putri ketiga dari pasangan suami istri yabg saling menyayang. Aku wanita berlesung pipi sebelah kiri, tidak terlalu dalam sich tapi cukup manis. Kata Ummi & Abbahku.
Aku punya beberapa teman dekat, di dunia nyata maupun dunia maya. Aku mengenal Zaki--mantan pacarku selama 1 tahun. Kami sering ngedate di saat ada waktu luang kadang berdua, kadang bersama teman-teman sejawat.
Aku menyayangi Zaki meskipun dia kadang menyebalkan karena humornya yang tidak tepat pada waktu dan tempatnya.
Saat itu, sebelum pertemuan terakhir dengannya, rasa hati ini hancur, kecewa dan merasa di khianati.
Dating kala itu bertiga dengan sahabatku Ria--wanita cantik berambut ikal gelombang, aku me ganggapnya seoetti saudariku. Obrolan hangat sana sini tercipta di antara kami.
"Duh, Beb. Aku ngebayangin kalian menikah jadi iri dech, pasangan yang saling menyayangi. Nggak kayak aku, tak ada yang sayang ma aku kek Zaki sayang ma lu, Beb."
Ria tetiba ngomong itu dengan nada yang memelas. Lalu aku dengan santai menimpalinya. Sambil kucubit pipinya.
"Lu belum ketemu yang seperti itu kali, sabar lah, nanti pun dapat."
Tanpa kuduga, Zaki ikut menyahut.
"Ya udah, entar aku nikahin kalian berdua okay? Aku siap lahir bathin untuk kalian."
Kata Zaki sambil mengedipkan sebelah mata dan tersenyum girang.

sumur
Bagai di sambar petir, hatiku retak. Tak menyangkah laki-laki yang aku sayangi mengucapkan kata-kata itu. Tuhan, mimpi apa akuu semalam?
Ria hanya tersenyum malu tersipu-sipu, sedangkan aku, rasanya hati ini panas sampai ubun-ubun. Ingin aku menampar laki-laki itu, tidakkah dia bisa menjaga hatiku?
Aku diam, buliran tirta hangat menetes tak tertahankan. Membasahi pipi tanpa permisi.
"Yank, kamu nikahin Ria saja. Sorry ya, aku tidak mau di madu."
Aku katakan itu dengan lancar. Zaki terkejut, melongo, diam seribu bahasa.
"Mungkin niatmu hanya bercanda, tapi itu tidak lucu bagiku. Hancur rasa hatiku. Kamu saja belum sah menjadi penyempurna ibadahku, namun kamu sudah berani mengatakan hal itu. Dan bila kami setuju tentu saja kamu akan benar-benar melakukannya" Lanjutku.
"Aku hanya bercanda Yank, tanpa pikir panjang"
Zaki berusaha membela diri, sedangkan Ria hanya diam saja.
"Sudahlah, aku tidak tahu apa yang telah terjadi di antara kalian di belakangku."
Aku menepis tangan Zaki yang ingin meraih tanganku.
"Maaf ya, aku harus pergi. Disini bukan tempat untukku lagi. Yank, kita putus! Selamat tinggal, semoga jalan kita nanti berpasasan lagi."
Kuambil tas dan berlalu menerjang hujan, tanpa menoleh kebelakang lagi. Keputusanku sudah bulat untuk putus dengan Zaki.

sumur
Dalam perjalanan pulang aku mampir ke counter dan membeli nomer baru untuk mengganti nomerku. Semua medsosku aku tutup. Kubeli tiket pesawat secara online untuk esok harinya. Aku pergi liburan kerumah tante di luar pulau.
***
Sejak saat itu aku tidak lagi berhubungan dengan mereka berdua. Orang tuaku sudah kuberi tahu tentang hal itu, jadi mereka tahu apa yang harus di lakukan.
Mungkin aku terlalu frontal? Tapi itu keputusanku, aku tidak butuh laki-laki seperti itu. Semoga dengan kejadian itu, Zaki akan lebih berhati-hati dalam bertutur kata. Agar tidak menyakiti hati yang kadang rapuh.
Sampai saat ini tidak ada kabar dari mereka berdua. Entahlah apa yang terjadi setelah aku pergi meninggalkan mereka.
Masa lalu ku ini tak bisa dengan mudah ku melupakannya. Dua hati terpisah hanya karena bercandaan. Kadang hati ini merindukan mereka berdua. Aaah.. sudahlah. Semua telah berlalu, akupun tak mau mengulanginya lagi.
***
Terimakasih sudah membaca cerita Fia ini, jumpa lagi di lain kesempatan.

Jangan memandang remeh wanita yang pendiam, dibalik sikapnya itu pasti ada makna yang tersembunyi. Jangan kaget jika dia telah ambil keputusan.
***
Namaku Fia, putri ketiga dari pasangan suami istri yabg saling menyayang. Aku wanita berlesung pipi sebelah kiri, tidak terlalu dalam sich tapi cukup manis. Kata Ummi & Abbahku.
Aku punya beberapa teman dekat, di dunia nyata maupun dunia maya. Aku mengenal Zaki--mantan pacarku selama 1 tahun. Kami sering ngedate di saat ada waktu luang kadang berdua, kadang bersama teman-teman sejawat.
Aku menyayangi Zaki meskipun dia kadang menyebalkan karena humornya yang tidak tepat pada waktu dan tempatnya.
Saat itu, sebelum pertemuan terakhir dengannya, rasa hati ini hancur, kecewa dan merasa di khianati.
Dating kala itu bertiga dengan sahabatku Ria--wanita cantik berambut ikal gelombang, aku me ganggapnya seoetti saudariku. Obrolan hangat sana sini tercipta di antara kami.
"Duh, Beb. Aku ngebayangin kalian menikah jadi iri dech, pasangan yang saling menyayangi. Nggak kayak aku, tak ada yang sayang ma aku kek Zaki sayang ma lu, Beb."
Ria tetiba ngomong itu dengan nada yang memelas. Lalu aku dengan santai menimpalinya. Sambil kucubit pipinya.
"Lu belum ketemu yang seperti itu kali, sabar lah, nanti pun dapat."
Tanpa kuduga, Zaki ikut menyahut.
"Ya udah, entar aku nikahin kalian berdua okay? Aku siap lahir bathin untuk kalian."
Kata Zaki sambil mengedipkan sebelah mata dan tersenyum girang.

sumur
Bagai di sambar petir, hatiku retak. Tak menyangkah laki-laki yang aku sayangi mengucapkan kata-kata itu. Tuhan, mimpi apa akuu semalam?
Ria hanya tersenyum malu tersipu-sipu, sedangkan aku, rasanya hati ini panas sampai ubun-ubun. Ingin aku menampar laki-laki itu, tidakkah dia bisa menjaga hatiku?
Aku diam, buliran tirta hangat menetes tak tertahankan. Membasahi pipi tanpa permisi.
"Yank, kamu nikahin Ria saja. Sorry ya, aku tidak mau di madu."
Aku katakan itu dengan lancar. Zaki terkejut, melongo, diam seribu bahasa.
"Mungkin niatmu hanya bercanda, tapi itu tidak lucu bagiku. Hancur rasa hatiku. Kamu saja belum sah menjadi penyempurna ibadahku, namun kamu sudah berani mengatakan hal itu. Dan bila kami setuju tentu saja kamu akan benar-benar melakukannya" Lanjutku.
"Aku hanya bercanda Yank, tanpa pikir panjang"
Zaki berusaha membela diri, sedangkan Ria hanya diam saja.
"Sudahlah, aku tidak tahu apa yang telah terjadi di antara kalian di belakangku."
Aku menepis tangan Zaki yang ingin meraih tanganku.
"Maaf ya, aku harus pergi. Disini bukan tempat untukku lagi. Yank, kita putus! Selamat tinggal, semoga jalan kita nanti berpasasan lagi."
Kuambil tas dan berlalu menerjang hujan, tanpa menoleh kebelakang lagi. Keputusanku sudah bulat untuk putus dengan Zaki.

sumur
Dalam perjalanan pulang aku mampir ke counter dan membeli nomer baru untuk mengganti nomerku. Semua medsosku aku tutup. Kubeli tiket pesawat secara online untuk esok harinya. Aku pergi liburan kerumah tante di luar pulau.
***
Sejak saat itu aku tidak lagi berhubungan dengan mereka berdua. Orang tuaku sudah kuberi tahu tentang hal itu, jadi mereka tahu apa yang harus di lakukan.
Mungkin aku terlalu frontal? Tapi itu keputusanku, aku tidak butuh laki-laki seperti itu. Semoga dengan kejadian itu, Zaki akan lebih berhati-hati dalam bertutur kata. Agar tidak menyakiti hati yang kadang rapuh.
Sampai saat ini tidak ada kabar dari mereka berdua. Entahlah apa yang terjadi setelah aku pergi meninggalkan mereka.
Masa lalu ku ini tak bisa dengan mudah ku melupakannya. Dua hati terpisah hanya karena bercandaan. Kadang hati ini merindukan mereka berdua. Aaah.. sudahlah. Semua telah berlalu, akupun tak mau mengulanginya lagi.
Quote:
***
Terimakasih sudah membaca cerita Fia ini, jumpa lagi di lain kesempatan.






sansan11 dan 20 lainnya memberi reputasi
21
469
10


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan