- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Berbuat Kebaikan Bisa Dimulai Dari Hal yang Dianggap Sepele Sekalipun


TS
gegerorion124
Berbuat Kebaikan Bisa Dimulai Dari Hal yang Dianggap Sepele Sekalipun

Hai, Agan Sista. Selamat siang dan bagaimana kabarnya, nih? Semoga dalam kondisi sehat lahir dan batin, walaupun dengan kondisi yang seperti sekarang.

Foto
Berbuat baiklah dalam hidup ini, meski dirimu belum sepenuhnya menjadi baik.Ane setuju nih sama orang yang nyiptain kalimat ini. Berbuat baik meski hanya secuil itu lebih baik daripada tidak sama sekali. Dan berbuat baik itu tidak selalu berurusan dengan yang namanya duit. Membalas salam atau menjawab tanya seseorang yang bertanya kabar pun ane rasa merupakan hal yang baik. Terlihat sepele kan ya. Tapi sangatlah berdampak pada yang bertanya.
Mumpung masih berada di bulan yang mulia--Ramadhan, ayolah kita tebar kebaikan. Gak perlu jauh-jauh dulu. Coba tengok sekitar, tetangga atau saudara-saudara yang sekiranya butuh bantuan.
Dulu, sewaktu hidup numpang di rumah mertua, ane sering ngumpulin barang-barang yang menurut ane gak layak pakai. Kayak wadah plastik usang, atau gelas air mineral bekas pengajian. Atau botol-botol. Awalnya ane suka nukerin ke tukang loak yang rutin lewat dua minggu sekali di depan rumah. Pada satu waktu, saat itu menjelang sore, ada seorang bapak usianya ane tebak udah lumayan sepuh. Nah, dia bongkar-bongkar tempat sampah sebrang rumah. Ane perhatiin aja tingkahnya itu. Tiba-tiba ane keingat kakek sendiri di kampung. Ane samperin deh tuh bapak, dan bertanya basa-basi. Intinya dia ngorehin tempat sampah karena emang nyari barang yang bisa dipungut untuk diuangkan. Ya sudah ane kembali ke rumah, dan tak lama keluar sambil nenteng barang bekas yang udah ane kumpulin beberapa minggu. Ane serahkan. Walhasil, muka si bapak bagaikan bunga yang tadinya layu terus kesiram hujan. Tampak bahagia. Dia pun langsung pulang.
Padahal hanya dikasih barang bekas, barang sepele, tapi senyum si bapak tampak sangat bahagia. Dan itu mampu membuat hati ane jadi adem.
Di lain waktu. Biasanya ane berbelanja sayur di bakul yang emang suka mangkal dekat rumah. Pak bakul itu mangkal mulai selepas subuh turun sampai siang sekitar jam anak-anak sekolah sudah masuk kelas.
Ane belanja enggak tentu waktunya. Kadang pagi sekali. Kadang kesiangan. Nah, di pak bakul itu juga selain dagangannya juga kadang ada beberapa bakul yang titip jualan. Kue-kue tradisional. Atau nasi untuk sarapan. Ya ... harganya pun ramah lah. Pas untuk sekali makan. Jika ada uang belanja berlebih, kadang ane sengaja jajan. Apalagi jika sudah siang, dan dagangan titipan masih banyak, ane merasa terpanggil untuk beli beberapa. Enggak ngeborong. Tapi setidaknya mengurangi jumlah kue titipan itu, agar uang yang dibawa pulang si penitip kue enggak tekor. Ane paham betul, barang dagangan kayak gitu, si pembuat enggak ambil untung banyak. Mesti ngasih ke yang dititipin juga.
Ane pernah di posisi seperti si penitip. Jualan banyak yang balik, sedangkan modal belum balik penuh. Yang ada tekor tenaga dan modal. Tapi, ya namanya usaha kan ya. Selalu pasang surut. Intinya, jika bertepatan dengan kantong ane yang sedang dalam kondisi baik, dan dihadapkan pada dagangan semacam gitu, ane usahain untuk membelinya. Terlebih jika yang jualan itu ane kenal. Entah teman, atau tetangga. Atau barangkali mantan tetangga. Hehehe.
Bagaimana menurut agan sista? Apakah pengalaman yang ane ceritakan tadi termasuk pamer? Ane harap enggak. Karena ane hanya ingin berbagi pengalaman kecil yang penuh pelajaran bagi diri sendiri. Ane yakin, agan sista di sini pasti malah lebih-lebih berbuat kebajikannya.
Dari tulisan ane ini, semoga ada yang bisa dipetik. Sekiranya ada kalimat yang enggak pas di hati, mohon maaf lahir batin, ya.
Berbuat baik bisa banget dimulai dari hal kecil. Semisal memberi cendol dan bintang lima di tulisan ane ini. Heheee
Terima kasih. Selamat siang dan selamat beristirahat.

Foto
Berbuat baiklah dalam hidup ini, meski dirimu belum sepenuhnya menjadi baik.Ane setuju nih sama orang yang nyiptain kalimat ini. Berbuat baik meski hanya secuil itu lebih baik daripada tidak sama sekali. Dan berbuat baik itu tidak selalu berurusan dengan yang namanya duit. Membalas salam atau menjawab tanya seseorang yang bertanya kabar pun ane rasa merupakan hal yang baik. Terlihat sepele kan ya. Tapi sangatlah berdampak pada yang bertanya.
Mumpung masih berada di bulan yang mulia--Ramadhan, ayolah kita tebar kebaikan. Gak perlu jauh-jauh dulu. Coba tengok sekitar, tetangga atau saudara-saudara yang sekiranya butuh bantuan.
Dulu, sewaktu hidup numpang di rumah mertua, ane sering ngumpulin barang-barang yang menurut ane gak layak pakai. Kayak wadah plastik usang, atau gelas air mineral bekas pengajian. Atau botol-botol. Awalnya ane suka nukerin ke tukang loak yang rutin lewat dua minggu sekali di depan rumah. Pada satu waktu, saat itu menjelang sore, ada seorang bapak usianya ane tebak udah lumayan sepuh. Nah, dia bongkar-bongkar tempat sampah sebrang rumah. Ane perhatiin aja tingkahnya itu. Tiba-tiba ane keingat kakek sendiri di kampung. Ane samperin deh tuh bapak, dan bertanya basa-basi. Intinya dia ngorehin tempat sampah karena emang nyari barang yang bisa dipungut untuk diuangkan. Ya sudah ane kembali ke rumah, dan tak lama keluar sambil nenteng barang bekas yang udah ane kumpulin beberapa minggu. Ane serahkan. Walhasil, muka si bapak bagaikan bunga yang tadinya layu terus kesiram hujan. Tampak bahagia. Dia pun langsung pulang.
Padahal hanya dikasih barang bekas, barang sepele, tapi senyum si bapak tampak sangat bahagia. Dan itu mampu membuat hati ane jadi adem.
Di lain waktu. Biasanya ane berbelanja sayur di bakul yang emang suka mangkal dekat rumah. Pak bakul itu mangkal mulai selepas subuh turun sampai siang sekitar jam anak-anak sekolah sudah masuk kelas.
Ane belanja enggak tentu waktunya. Kadang pagi sekali. Kadang kesiangan. Nah, di pak bakul itu juga selain dagangannya juga kadang ada beberapa bakul yang titip jualan. Kue-kue tradisional. Atau nasi untuk sarapan. Ya ... harganya pun ramah lah. Pas untuk sekali makan. Jika ada uang belanja berlebih, kadang ane sengaja jajan. Apalagi jika sudah siang, dan dagangan titipan masih banyak, ane merasa terpanggil untuk beli beberapa. Enggak ngeborong. Tapi setidaknya mengurangi jumlah kue titipan itu, agar uang yang dibawa pulang si penitip kue enggak tekor. Ane paham betul, barang dagangan kayak gitu, si pembuat enggak ambil untung banyak. Mesti ngasih ke yang dititipin juga.
Ane pernah di posisi seperti si penitip. Jualan banyak yang balik, sedangkan modal belum balik penuh. Yang ada tekor tenaga dan modal. Tapi, ya namanya usaha kan ya. Selalu pasang surut. Intinya, jika bertepatan dengan kantong ane yang sedang dalam kondisi baik, dan dihadapkan pada dagangan semacam gitu, ane usahain untuk membelinya. Terlebih jika yang jualan itu ane kenal. Entah teman, atau tetangga. Atau barangkali mantan tetangga. Hehehe.
Bagaimana menurut agan sista? Apakah pengalaman yang ane ceritakan tadi termasuk pamer? Ane harap enggak. Karena ane hanya ingin berbagi pengalaman kecil yang penuh pelajaran bagi diri sendiri. Ane yakin, agan sista di sini pasti malah lebih-lebih berbuat kebajikannya.
Dari tulisan ane ini, semoga ada yang bisa dipetik. Sekiranya ada kalimat yang enggak pas di hati, mohon maaf lahir batin, ya.
Berbuat baik bisa banget dimulai dari hal kecil. Semisal memberi cendol dan bintang lima di tulisan ane ini. Heheee
Terima kasih. Selamat siang dan selamat beristirahat.
Tulisan. Opini pribadi.
Spoiler for Cendol:
Diubah oleh gegerorion124 02-05-2020 13:02






aldysadi dan 18 lainnya memberi reputasi
19
700
7


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan