- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Hawa Nafsu Jadi Prioritas/Kebaikan Menjaga Integritas? Inilah Facts in Real Life!
TS
ginanisa7
Hawa Nafsu Jadi Prioritas/Kebaikan Menjaga Integritas? Inilah Facts in Real Life!
Pernahkah integritas Agan Sista ditantang? Apa yang akan Gan Sist lakukan? Mengikuti hawa nafsu? Atau mempertahankan integritas diri? Berdasarkan pengalaman, ketika integritas kita ditantang, maka kita harus memberikan tanggapan atau reaksi positif terhadap situasi yang dihadapi agar hasil yang didapatkan juga positif. Jadi, harus mempertahankan integritas ya, Gan Sist😉. Hal itu berarti kita memiliki pendirian moral yang kuat.
Kebaikan dan kejujuran merupakan dua hal yang bersifat kausalitas. Kejujuran ada di dalam kebaikan dan kebaikan mewadahi kejujuran. Ketika kita jujur terhadap suatu hal, maka kita juga melakukan kebaikan. Sangat banyak jenis kebaikan. Tidak selalu besar, namun yang terpenting berarti. Tidak juga selalu berbentuk materi, yang terpenting memberi. Karena nilai bukanlah ukuran kebaikan. Tapi, keikhlasanlah yang menjadi fondasi kebaikan.
Berbicara mengenai kebaikan tak pernah ada habisnya bak air di lautan luas dan tak ada ujungnya bagai bumi yang bulat ini. Selama kita hidup, kebaikan harus terus ditingkatkan. Semua orang di dunia ini pasti pernah melakukan kebaikan, walaupun sekecil biji zarah. Setiap yang kita lakukan pasti ada timbal baliknya. Pemberi kebaikan pasti tidak terlepas dari penerima kebaikan. Oleh karena itu, semua orang pun pasti pernah menerima kebaikan walaupun sebesar partikel atom.
Pandemi covid-19 yang masih mewabah dunia ini melumpuhkan berbagai bidang kehidupan, terutama perekonomian yang menjadi lesu. Keadaan ini harus dihadapi bersamaan dengan bulan suci Ramadan. Bulan yang penuh keberkahan ini memberi banyak kesempatan untuk berbuat kebaikan dengan beribadah dan berbagi kepada sesama. Integritas (kejujuran) menjadi pilar penting dalam menjaga kesempurnaan puasa kita.
Ngomong-ngomong tentang kejujuran, ada cerita kebaikan yang berkaitan dengan kejujuran nih, Gan Sist😄. Kebaikan kecil yang sangat bermakna. Kebaikan ini dilakukan di hari pertama puasa. Menguji iman, tapi memberi hikmah. Menambah keberkahan di bulan suci ini. Penasaran? Yuk, langsung meluncur
.
Spoiler for Cerita Kebaikan:
Kebaikan ini dilakukan oleh sepupuku. Ia tinggal di dekat rumahku dan selalu ke rumahku untuk bercerita. Sudah beberapa bulan ia tidak memiliki ponsel karena rusak dan menginginkan ponsel baru, namun belum terbeli karena masih memprioritaskan kebutuhan yang lebih penting.
Saat hari pertama puasa, ia bersama bibiku pergi ke pasar untuk membeli kebutuhan untuk berbuka. Menurut ceritanya, ia menemukan sebuah telepon seluler android bermerk sumsang di jalanan pasar. Lalu, ia membawanya pulang tanpa sepengetahuan bibiku. Setelah pulang dari pasar, ia ke rumahku sambil membawa ponsel temuannya itu dan menyuruhku untuk mengurusi ponsel tersebut agar tidak dapat dihubungi dan dilacak oleh si pemilik ponsel tersebut.
Dengan proses mencerna kejadian itu, aku langsung menolak dan memarahinya. Tak peduli usianya yang lebih tua dariku. Ibuku yang mendengarnya pun langsung menyuruhnya untuk mengembalikan ponsel itu. Kami menasihatinya sebisa mungkin. Tapi, ia tetap bersikeras mempertahankan ponsel yang bukan haknya itu. Sepertinya ia sudah terhasut godaan setan yang terkutuk😈. Karena seharusnya ia tidak seperti itu.
Aku membiarkannya sendiri di ruang tengah agar ia dapat berpikir jernih. Di saat seperti itu, sang pemilik ponsel mulai menghubungi ponsel itu berulang kali. Nada deringnya terdengar sampai kamar. Tapi, belum berhenti juga. Akhirnya, aku pun menghampirinya lagi dan menyuruhnya mengangkat panggilan itu. Ia masih terdiam dan belum bertindak. Aku menasihatinya lagi dan mengingatkannya bahwa ini adalah bulan Ramadan yang seharusnya diisi oleh kebaikan. Akhirnya, ia pun luluh dan mau mengangkat panggilan di ponsel itu.
Ketegangan berlalu, aku dan ibuku pun lega karena sepupuku itu berhasil melawan hawa nafsunya. Ia pun keluar rumah dan menuju jalan raya untuk membicarakan lokasi pengembalian ponsel dengan si pemilik ponsel. Tak berapa lama, ia kembali dan mengatakan sudah mengembalikan ponsel itu. Bonusnya, ia diberi uang Rp50.000 oleh si pemilik ponsel atas kejujurannya itu.
Awalnya, ia menolak karena memang tak mengharapkan imbalan. Tapi, si pemilik ponsel bersikukuh untuk memberikan uang itu sebagai tanda terima kasih. Akhirnya, ia pun menerima uang itu. Ia sadar bahwa keinginannya untuk memiliki ponsel harus didapatkan dengan jalan yang benar, bukan dengan mengambil hak orang lain.
Perubahan ekspresi wajahnya pun sangat terlihat. Saat sepupuku bersikeras menginginkan ponsel itu, wajahnya terlihat sangat gelisah. Berbeda saat sesudah mengembalikan ponsel itu, wajahnya terlihat sangat tenang.
Akhir cerita:
Ibuku bergegas ke rumah bibiku untuk menceritakan kejadian yang dialami oleh anaknya itu. Bibi berniat membelikan ponsel baru untuk anaknya. Tapi, feelingku sih si bibi bakal lupa kejadian ini dan mengundurkan diri untuk membelikannya ponsel😅😂.
Saat hari pertama puasa, ia bersama bibiku pergi ke pasar untuk membeli kebutuhan untuk berbuka. Menurut ceritanya, ia menemukan sebuah telepon seluler android bermerk sumsang di jalanan pasar. Lalu, ia membawanya pulang tanpa sepengetahuan bibiku. Setelah pulang dari pasar, ia ke rumahku sambil membawa ponsel temuannya itu dan menyuruhku untuk mengurusi ponsel tersebut agar tidak dapat dihubungi dan dilacak oleh si pemilik ponsel tersebut.
Dengan proses mencerna kejadian itu, aku langsung menolak dan memarahinya. Tak peduli usianya yang lebih tua dariku. Ibuku yang mendengarnya pun langsung menyuruhnya untuk mengembalikan ponsel itu. Kami menasihatinya sebisa mungkin. Tapi, ia tetap bersikeras mempertahankan ponsel yang bukan haknya itu. Sepertinya ia sudah terhasut godaan setan yang terkutuk😈. Karena seharusnya ia tidak seperti itu.
Aku membiarkannya sendiri di ruang tengah agar ia dapat berpikir jernih. Di saat seperti itu, sang pemilik ponsel mulai menghubungi ponsel itu berulang kali. Nada deringnya terdengar sampai kamar. Tapi, belum berhenti juga. Akhirnya, aku pun menghampirinya lagi dan menyuruhnya mengangkat panggilan itu. Ia masih terdiam dan belum bertindak. Aku menasihatinya lagi dan mengingatkannya bahwa ini adalah bulan Ramadan yang seharusnya diisi oleh kebaikan. Akhirnya, ia pun luluh dan mau mengangkat panggilan di ponsel itu.
Ketegangan berlalu, aku dan ibuku pun lega karena sepupuku itu berhasil melawan hawa nafsunya. Ia pun keluar rumah dan menuju jalan raya untuk membicarakan lokasi pengembalian ponsel dengan si pemilik ponsel. Tak berapa lama, ia kembali dan mengatakan sudah mengembalikan ponsel itu. Bonusnya, ia diberi uang Rp50.000 oleh si pemilik ponsel atas kejujurannya itu.
Awalnya, ia menolak karena memang tak mengharapkan imbalan. Tapi, si pemilik ponsel bersikukuh untuk memberikan uang itu sebagai tanda terima kasih. Akhirnya, ia pun menerima uang itu. Ia sadar bahwa keinginannya untuk memiliki ponsel harus didapatkan dengan jalan yang benar, bukan dengan mengambil hak orang lain.
Perubahan ekspresi wajahnya pun sangat terlihat. Saat sepupuku bersikeras menginginkan ponsel itu, wajahnya terlihat sangat gelisah. Berbeda saat sesudah mengembalikan ponsel itu, wajahnya terlihat sangat tenang.
Akhir cerita:
Ibuku bergegas ke rumah bibiku untuk menceritakan kejadian yang dialami oleh anaknya itu. Bibi berniat membelikan ponsel baru untuk anaknya. Tapi, feelingku sih si bibi bakal lupa kejadian ini dan mengundurkan diri untuk membelikannya ponsel😅😂.
Sebelum kejadian tersebut, paginya aku menonton video ini. Serasa teralami sendiri siangnya😅. Walaupun, melalui perantara sepupuku. Semua itu bukanlah kebetulan, tapi memang sudah direncanakan oleh Allah swt. Setiap peristiwa pasti memberi hikmah yang bermakna sebagai bekal pengalaman untuk menjalankan kehidupan lebih lanjut.
Berdasarkan pengalaman tersebut, ketika kita berbuat baik maka akan dibalas oleh kebaikan juga. So, jangan takut jujur ya. Karena ada sebagian orang yang tidak berani jujur. Alasannya, takut mendapat respon negatif. Misalnya, dari kejadian di atas sepupuku takut mengembalikan ponsel temuannya karena takut disangka mencuri (contoh). Nah, itu sudah pasti salah ya😄. Jangan sampai ketidakberanian menjerumuskan kita ke perbuatan buruk.
Kejadian tersebut memberi kesan tersendiri bagiku, bahwa kebaikan tidak selalu memberi. Tapi, berhati besar juga merupakan kebaikan. Kejujuran dan pendirian moral yang kuat dapat menjaga diri kita dari hawa nafsu negatif. Walau kejadian tersebut tidak dialami langsung olehku, tapi ketenangan hati atas kejujuran sepupuku itu dapat dirasakan juga olehku. Jadi, benar-benar jujur itu recommended😁. Membuat hidup tenang, tenteram, dan damai tanpa takut ketahuan salah.
Intinya, memiliki niat baik saja sudah merupakan kebaikan. Melakukannya akan mendapat balasan kebaikan😄.
Spoiler for Berbagi Cendol:
Jangan salah, berbagi cendol juga kebaikan kecil, berdampak besar
. Begitu banyak kebaikan yang bisa dilakukan dan berada di sekitar kita. Jadi, menanami ladang pahala tidak harus dimulai dengan kebaikan yang besar. Justru kebaikan kecil yang akan menopang kebaikan besar ke depannya. Mari berlomba-lomba berbuat kebaikan😉!🌹Stay safe and keep healthy🌹
gitaanisa4 dan 27 lainnya memberi reputasi
28
911
20
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan