- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Ternyata Ada Juga Malaikat Disekitar Kita. Namanya Keluarga Dan Sahabat.


TS
metalbee
Ternyata Ada Juga Malaikat Disekitar Kita. Namanya Keluarga Dan Sahabat.

Hai, Gansis! Jumpa lagi dengan ane di thread ini. Kali ini ane bakal menceritakan kisah pribadi ane yang mana tahu bisa memotivasi Gansis semua untuk tetap ikhtiar dan sabar serta bisa lebih menghargai orang-orang di sekitar.
Cuss lanjut baca!
Cuss lanjut baca!
******
Oke, perkenalkan diri ane, sebut aja Metal. Ane adalah anak ke-2 dari 5 bersaudara. Ane adalah satu-satunya laki-laki di keluarga ane. Ane tinggal di salah satu kota di Indonesia, sebut aja kota J.
Pengalaman mengharukan ane sebagai siswa sekolah terjadi ketika menginjak kelas 3 SMA. Kala itu bersekolah di salah satu sekolah swasta di kota J. Salah satu sekolah yang menurut ane cukup bagus. Semasa di sekolah swasta, ane mendapatkan pengalaman yang berbeda dari sekolah Negeri. Tentunya dari sisi finansial.
Kebetulan Ibu ane adalah seorang PNS golongan 1. Dan Bapak seorang Kuli Bangunan. Untuk finansial memang kami morat-marit walaupun Ibu seorang PNS. Kebutuhan yang ada cukup menyita uang sekolah ane. Hal yang ngga ane pikirkan ketika masuk ke sekolah swasta. Apa jadinya? Ya, seperti yang kalian rasakan ketika berada di sekolah swasta yaitu SPP. Disaat sekolah negeri lain hanya membayar uang pembangunan dan beberapa kebutuhan lainnya, tidak dengan sekolah swasta yang tentunya banyak menyodorkan tagihan lebih.

Pengalaman mengharukan ane sebagai siswa sekolah terjadi ketika menginjak kelas 3 SMA. Kala itu bersekolah di salah satu sekolah swasta di kota J. Salah satu sekolah yang menurut ane cukup bagus. Semasa di sekolah swasta, ane mendapatkan pengalaman yang berbeda dari sekolah Negeri. Tentunya dari sisi finansial.
Kebetulan Ibu ane adalah seorang PNS golongan 1. Dan Bapak seorang Kuli Bangunan. Untuk finansial memang kami morat-marit walaupun Ibu seorang PNS. Kebutuhan yang ada cukup menyita uang sekolah ane. Hal yang ngga ane pikirkan ketika masuk ke sekolah swasta. Apa jadinya? Ya, seperti yang kalian rasakan ketika berada di sekolah swasta yaitu SPP. Disaat sekolah negeri lain hanya membayar uang pembangunan dan beberapa kebutuhan lainnya, tidak dengan sekolah swasta yang tentunya banyak menyodorkan tagihan lebih.

source : Google
Ditengah kendala keuangan seperti itu ane berusaha mencari pekerjaan tapi ngga ada yang mau nerima ane karna masih sekolah dan belum memiliki KTP. Akhirnya hal ini berlanjut sampai kelas 3 SMA.
Di SMA ane harus membayar banyak tagihan, mulai dari uang SPP, Les, Uang Pensi, Uang perpisahan, Uang buku dan masih banyak lagi. Untuk bisa ikut ujian sekolah dan UN.
Sialnya ekonomi kami saat itu sedang kacau banget. Sampai-sampai ane ngga berani minta uang SPP ke orangtua ane karna ane tahu kondisi kami yang makan seharipun susah. Jadinya sering banget jadi langganan TU (Tata Usaha). Ane berusaha menjelaskan tapi tetap aja guru dan yang lain ngga percaya. Sampai akhirnya ane dipanggil oleh Kepala Sekolah untuk dimintai kejelasan. Dan orangtua ane juga datang supaya masalah sekolah ane bisa dikasih kelonggaran waktu.

Di SMA ane harus membayar banyak tagihan, mulai dari uang SPP, Les, Uang Pensi, Uang perpisahan, Uang buku dan masih banyak lagi. Untuk bisa ikut ujian sekolah dan UN.
Sialnya ekonomi kami saat itu sedang kacau banget. Sampai-sampai ane ngga berani minta uang SPP ke orangtua ane karna ane tahu kondisi kami yang makan seharipun susah. Jadinya sering banget jadi langganan TU (Tata Usaha). Ane berusaha menjelaskan tapi tetap aja guru dan yang lain ngga percaya. Sampai akhirnya ane dipanggil oleh Kepala Sekolah untuk dimintai kejelasan. Dan orangtua ane juga datang supaya masalah sekolah ane bisa dikasih kelonggaran waktu.

source : Google
Semua guru memandang lain diri ane karna mereka beranggapan bahwa PNS itu makmur. Sampai sering banget ane dibilang melarikan uang orangtua, waduh. Disaat itulah ane ngga mau jadi PNS. Karna orang beranggapan bahwa PNS adalah manusia tanpa beban. Temen-temen pada ngajak buat tes Sekolah Kedinasan tapi ane ngga mau. Trauma banget sama perkataan orang banyak.

Ada suatu ketika kami di rumah ngga bisa makan karna uang habis. Ngga ada bensin buat nganterin ane sekolah. Karna bensin cuma cukup untuk pergi kerja Bapak ane. Tapi ane kudu sekolah supaya ngga ada Alfabiar ngga kena denda dari kelas. Inisiatif lah ane, bangun shubuh-shubuh supaya bisa jalan ke sekolah. Kebetulan sekolah dari rumah ane berjarak sekitaran 7 Kilometer. Ane berjalan dari jam setengah 5 sampai pas banget jam 7 udah bel.
Quote:
Udah, dan mereka pada ngga bisa. Ane ngga mau maksain itu. Akhirnya ane berjalan ke sekolah.
Ketika ane belajar, ane mendapatkan notifikasi dari HP ane. Oh, pesan dari Ibu ane. Ane izin keluar sama guru buat ke lorong membalas pesan karna saat itu kami sedang latihan soal. Ane diizinkan lalu ane membuka pesan itu. Hal yang membuat ane langsung tertunduk lemes. Ibu ane berkata dia meminta maaf sampai membiarkan ane berjalan kaki, meminta maaf karna belum bisa menjadi Ibu yang baik. "Semoga jalanmu dan semangatmu belajar dibayar oleh Gusti Allah," ujarnya.

Di lorong itu ane hanya bisa menangis. Dan terus menangis karna ngga tega melihat seorang Ibu meminta maaf kepada anaknya yang mana itu bukan salah dia. Ane cuma berusaha ngga mau membebani keluarga.
Dan ada temen ane yang melihat ane nangis. Ane langsung kabur tapi mereka kejar. Akhirnya karna ane ngga bisa lagi bohong, ane jujur. Dan cerita ke mereka. Mereka yang tadinya penasaran ada yang ikut nangis dan marah ke ane kenapa ane ngga mau cerita. Semuanya beda pada momen itu. Bener-bener haru.
Keesokan harinya mereka datangin ane nih, mereka minta tolong fotoin. Kebetulan memang ane kalo di sekolah jago kalo ngefotoin orang, hehe. Sebagai mana biasanya mereka ane fotoin, dan mereka senang. Ane kembali lagi ke kelas untuk ngerjain Tugas daripada di luar.
Ketika bel masuk, salah satu temen ane megang tangan ane lalu dia ngasih uang banyak banget untuk keperluan ane membayar separuh biaya sekolah. Ane yang awalnya becanda jadi nangis nih Gansis. Huhu cengeng banget! Ternyata mereka tahu apa yang ane rasakan. Dan itu adalah sumbangan dari satu kelas!

Dari situ ane bener-bener ngga bisa lupain kebaikan mereka. Apa yang mereka berikan ngebantu ane banget. Syukurnya ane dapat rezeki dan sesekali membayarkan uang kas mereka tanpa mereka tahu. Itu bentuk terima kasih ane. Ane bersyukur banget dikasih Tuhan teman seperti mereka. Dikasih nafas buat membahagiakan keluarga dan orang yang berkontribusi untuk hidup ane.
Ketika ane belajar, ane mendapatkan notifikasi dari HP ane. Oh, pesan dari Ibu ane. Ane izin keluar sama guru buat ke lorong membalas pesan karna saat itu kami sedang latihan soal. Ane diizinkan lalu ane membuka pesan itu. Hal yang membuat ane langsung tertunduk lemes. Ibu ane berkata dia meminta maaf sampai membiarkan ane berjalan kaki, meminta maaf karna belum bisa menjadi Ibu yang baik. "Semoga jalanmu dan semangatmu belajar dibayar oleh Gusti Allah," ujarnya.

source : ITS
Di lorong itu ane hanya bisa menangis. Dan terus menangis karna ngga tega melihat seorang Ibu meminta maaf kepada anaknya yang mana itu bukan salah dia. Ane cuma berusaha ngga mau membebani keluarga.
Dan ada temen ane yang melihat ane nangis. Ane langsung kabur tapi mereka kejar. Akhirnya karna ane ngga bisa lagi bohong, ane jujur. Dan cerita ke mereka. Mereka yang tadinya penasaran ada yang ikut nangis dan marah ke ane kenapa ane ngga mau cerita. Semuanya beda pada momen itu. Bener-bener haru.
Keesokan harinya mereka datangin ane nih, mereka minta tolong fotoin. Kebetulan memang ane kalo di sekolah jago kalo ngefotoin orang, hehe. Sebagai mana biasanya mereka ane fotoin, dan mereka senang. Ane kembali lagi ke kelas untuk ngerjain Tugas daripada di luar.
Ketika bel masuk, salah satu temen ane megang tangan ane lalu dia ngasih uang banyak banget untuk keperluan ane membayar separuh biaya sekolah. Ane yang awalnya becanda jadi nangis nih Gansis. Huhu cengeng banget! Ternyata mereka tahu apa yang ane rasakan. Dan itu adalah sumbangan dari satu kelas!


source : Google
Dari situ ane bener-bener ngga bisa lupain kebaikan mereka. Apa yang mereka berikan ngebantu ane banget. Syukurnya ane dapat rezeki dan sesekali membayarkan uang kas mereka tanpa mereka tahu. Itu bentuk terima kasih ane. Ane bersyukur banget dikasih Tuhan teman seperti mereka. Dikasih nafas buat membahagiakan keluarga dan orang yang berkontribusi untuk hidup ane.
Thank's God.
Quote:
Spoiler for Cendolin:






aldysadi dan 17 lainnya memberi reputasi
18
421
2


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan