- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
Antara Cinta Dan Karir
TS
ryyn
Antara Cinta Dan Karir
Sebenarnya aku tidak ingin mengungkit atau mengenang kembali kisah cintaku ini, kisah cinta yang menyedihkan. Meski kini aku bahagia dengan kehidupan cintaku yang sekarang, namun terkadang kisah masa lalu itu datang dengan sendirinya tanpa bisa kucegah. Atau terkadang kenangan itu hadir karena sesuatu hal yang mengingatkan. Kadang dari hal-hal kecil, seperti sebuah lagu, minuman, atau apapun itu. Karena terlalu banyak kenangan dengan Dia. Dia yang pernah mengisi hari-hariku, dia yang menemaniku dalam suka dan duka hingga aku bisa seperti sekarang. Dia yang pernah menguatkanku... Mas Andri. Andrian Hermanto, seorang anak pengusaha sukses di kotaku. Terima kasih telah memberiku kisah cinta yang tak terlupakan 
Quote:
Aku mengenalnya sejak awal masuk kelas 1 SMA. Waktu itu Mas Andri adalah anggota OSIS di sekolahku, jadi dia termasuk panitia penerimaan siswa baru. Awalnya tidak ada yang spesial darinya. Hingga pada hari ketiga Masa Orientasi Siswa, pada pagi itu jadwal permainan outbond. Mas Andri yang menjadi pendamping di kelompokku, saat itulah kedekatan kami dimulai. Orangnya baik, pintar dan suka bercanda. Kata temen-temenku sih dia salah satu cowok favorit di sekolah ini. Maklum saja, punya wajah ganteng, tubuh atletis dan pastinya tajir karena dia anak orang kaya. Meski begitu dia tidak pernah sombong, dia tidak pernah memillih teman maupun menampakkan kekayaannya. Cewek mana yang tidak luluh coba?
Bukan bermaksud menyombongkan diri, aku adalah lulusan SMP favorit dengan nilai Ujian Nasional yang sangat memuaskan. Aku terpaksa melanjutkan di sekolah yang sama dengan Mas Andri ini karena paling dekat dengan rumahku, terlebih aku mendapatkan beasiswa di sekolah ini. Ya karena aku dari keluarga sederhana saja, tidak memungkinkan bagiku melanjutkan sekolah di SMA favorit dengan biaya tinggi tanpa beasiswa. Awalnya penasaran, Mas Andri yang notabene keluarganya sangat mampu, kenapa malah sekolah disini. Pertanyaan itu terjawab saat kami mulai dekat, yang ternyata dia tidak ingin memanfaatkan kekayaan orang tuanya untuk bisa sukses. Dia ingin berusaha sendiri, dia ingin menjadi pribadi mandiri yang kuat. Kalaupun pada akhirnya dia diberikan tanggung jawab meneruskan perusahaan dan bisnis orang tuanya, itu karena dia mampu, bukan semata-mata karena dia ahli warisnya.
Aku dan Mas Andri mulai resmi berpacaran saat libur semester ganjil, kurang lebih enam bulan sejak kami kenal. Banyak yang iri dan sinis padaku. Maklum saja, mereka mengira aku berpacaran dengan Mas Andri karena ingin menikmati kekayaannya saja. Padahal komitmen kami dalam berpacaran adalah untuk saling menguatkan dalam meraih sukses, terutama suksesnya Mas Andri hingga menjadi sarjana nanti. Ini yang tidak kusadari dari awal. Dia ingin agar aku lah yang menemani, menyemangati dan menguatkannya meraih cita-citanya. Lalu bagaimana denganku???
Aku yang berasal dari keluarga sederhana, sejak kecil bermimpi ingin mengubah derajat keluargaku. Aku ingin sukses demi ayah dan ibuku yang rela bekerja agar anak-anaknya bisa sekolah hingga sarjana. Inilah yang menjadi pemicu perpisahan kami
Mas Andri menginginkanku cukup sampai SMA saja, biarlah dia saja yang menjadi sarjana dan bekerja. Dia memintaku untuk menunggunya lulus kuliah dulu baru menikah. Mas Andri memang serius, meski dia anak orang kaya, tidak sedikitpun ada keraguan memilihku sebagai pendamping hidupnya. Baginya cukup dua tahun ini dia mengenalku dan memutuskan untuk memilihku. Dia berani bertemu langsung dengan kedua orang tuaku setelah lulus SMA, dia utarakan keinginannya untuk menikahinya setelah lulus kuliah nanti. Dia ingin aku menunggunya 2 tahun lagi setelah aku lulus SMA. Kedua orang tuaku memberikan hak penuh padaku tentang keputusan menerima atau tidak keinginan dari Mas Andri.
Aku yang saat itu masih kelas 3 SMA harus segera memutuskan. Disatu sisi aku mencintai Mas Andri dan ingin tetap bersamanya, sementara disisi lain aku ingin meraih mimpiku untuk menjadi wanita sukses yang mampu mengangkat derajat kedua orang tuaku. Kami mencoba mencari solusi, mencari jalan keluar masalah ini. Tidak ada hasil. Kami sama-sama kekeh mempertahankan keputusan dan keinginan kami, aku ingin menjadi wanita karir yang sukses sementara Mas Andri menginginkanku menjadi Ibu Rumah Tangga saja. Pertengkaran hebat pun tak terelakkan, hingga kedua orang tuaku mengetahuinya. Perbedaan pendapat inilah yang membuat Mas Andri memberi keputusan yang sangat tidak kuharapkan, Berpisah! Aku tidak menyadari bahwa komitmen sewaktu pacaran dulu adalah untuk menyemangatinya saja, bukan untukku. Karena Mas Andri tidak ingin memiliki istri wanita karir
Kini dia sukses meneruskan perusahaan orang tuanya, aku pun sukses dengan karirku. Sejak kata perpisahan itu terucap darinya, sejak itu pula tidak ada komunikasi diantara kami...
Bukan bermaksud menyombongkan diri, aku adalah lulusan SMP favorit dengan nilai Ujian Nasional yang sangat memuaskan. Aku terpaksa melanjutkan di sekolah yang sama dengan Mas Andri ini karena paling dekat dengan rumahku, terlebih aku mendapatkan beasiswa di sekolah ini. Ya karena aku dari keluarga sederhana saja, tidak memungkinkan bagiku melanjutkan sekolah di SMA favorit dengan biaya tinggi tanpa beasiswa. Awalnya penasaran, Mas Andri yang notabene keluarganya sangat mampu, kenapa malah sekolah disini. Pertanyaan itu terjawab saat kami mulai dekat, yang ternyata dia tidak ingin memanfaatkan kekayaan orang tuanya untuk bisa sukses. Dia ingin berusaha sendiri, dia ingin menjadi pribadi mandiri yang kuat. Kalaupun pada akhirnya dia diberikan tanggung jawab meneruskan perusahaan dan bisnis orang tuanya, itu karena dia mampu, bukan semata-mata karena dia ahli warisnya.
Aku dan Mas Andri mulai resmi berpacaran saat libur semester ganjil, kurang lebih enam bulan sejak kami kenal. Banyak yang iri dan sinis padaku. Maklum saja, mereka mengira aku berpacaran dengan Mas Andri karena ingin menikmati kekayaannya saja. Padahal komitmen kami dalam berpacaran adalah untuk saling menguatkan dalam meraih sukses, terutama suksesnya Mas Andri hingga menjadi sarjana nanti. Ini yang tidak kusadari dari awal. Dia ingin agar aku lah yang menemani, menyemangati dan menguatkannya meraih cita-citanya. Lalu bagaimana denganku???
Aku yang berasal dari keluarga sederhana, sejak kecil bermimpi ingin mengubah derajat keluargaku. Aku ingin sukses demi ayah dan ibuku yang rela bekerja agar anak-anaknya bisa sekolah hingga sarjana. Inilah yang menjadi pemicu perpisahan kami
Mas Andri menginginkanku cukup sampai SMA saja, biarlah dia saja yang menjadi sarjana dan bekerja. Dia memintaku untuk menunggunya lulus kuliah dulu baru menikah. Mas Andri memang serius, meski dia anak orang kaya, tidak sedikitpun ada keraguan memilihku sebagai pendamping hidupnya. Baginya cukup dua tahun ini dia mengenalku dan memutuskan untuk memilihku. Dia berani bertemu langsung dengan kedua orang tuaku setelah lulus SMA, dia utarakan keinginannya untuk menikahinya setelah lulus kuliah nanti. Dia ingin aku menunggunya 2 tahun lagi setelah aku lulus SMA. Kedua orang tuaku memberikan hak penuh padaku tentang keputusan menerima atau tidak keinginan dari Mas Andri.
Aku yang saat itu masih kelas 3 SMA harus segera memutuskan. Disatu sisi aku mencintai Mas Andri dan ingin tetap bersamanya, sementara disisi lain aku ingin meraih mimpiku untuk menjadi wanita sukses yang mampu mengangkat derajat kedua orang tuaku. Kami mencoba mencari solusi, mencari jalan keluar masalah ini. Tidak ada hasil. Kami sama-sama kekeh mempertahankan keputusan dan keinginan kami, aku ingin menjadi wanita karir yang sukses sementara Mas Andri menginginkanku menjadi Ibu Rumah Tangga saja. Pertengkaran hebat pun tak terelakkan, hingga kedua orang tuaku mengetahuinya. Perbedaan pendapat inilah yang membuat Mas Andri memberi keputusan yang sangat tidak kuharapkan, Berpisah! Aku tidak menyadari bahwa komitmen sewaktu pacaran dulu adalah untuk menyemangatinya saja, bukan untukku. Karena Mas Andri tidak ingin memiliki istri wanita karir
Kini dia sukses meneruskan perusahaan orang tuanya, aku pun sukses dengan karirku. Sejak kata perpisahan itu terucap darinya, sejak itu pula tidak ada komunikasi diantara kami...
noprirf memberi reputasi
1
318
1
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan