Sebetulnya ane bingung banget saat baca tema eventkebaikan diri sendiri ini. Tersebab ane mengingat lebih banyak kebaikan yang ane terima ketimbang yang ane lakukan, asli lupa. Namun begitu, dengan segenap kekuatan ingatan, ane nyoba juga deh menelisik kebaikan apa yang sekiranya nggak terlalu lebay tapi cukup berarti untuk bisa diambil hikmahnya bagi orang lain.

Setelah mencoba mengingat dan mengamati sekiranya apa bentuk kebaikan yang pernah ane lakukan, terlebih dalam masa self quarantine saat ini alias karantina mandiri. Sekian ide berlalu lalang di benak ane. Salah satunya baru terpikirkan sekian menit menjelang menulis thread ini. Kebaikan yang ane lakukan pada masa karantina mandiri ini atau self quarantine, lebih banyak terfokus pada dunia luar yang terhubung denga banyak orang tanpa sedikit pun tersentuh karena jarak yang memisahkan kami ratusan mil. Yups …! Dunia maya adalah tempat teraman untuk berinteraksi di kala kian merebaknya wabah COVID-19 saat ini. Semua kegiatan terpusat dari dalam rumah. Beribadah, belajar dan bekerja semua dilakukan dari dalam rumah. Begitulah anjuran dari pemerintah pada saat ini. Sebagai warga negara yang baik, kita wajib mematuhi dan melaksanakannya, iya kan Gansis sekalian.

Kebaikan yang ane lakukan, terbilang sederhana, bahkan lebih menjurus sepele, alias tidak bermakna, bagi orang lain. Namun, untuk ane … hal itu merupakan nilai yang sangat berharga. Bagaimana tidak, melalui dunia maya, ane kembali menemukan oase yang sekian lama terkubur, dengan kata lain mati suri. 

Ane sejak dulu, suka membaca dan menulis. Saat mengenyam bangku sekolah hingga memasuki masa menjadi seorang ibu, kesukaan akan menulis dan membaca, tidak juga hilang. Hanya saja, sesuai perkembangan zaman, genre menulis kerap beralih rupa. Saat kanak-kanak, senang menulis dan membaca tentang hal-hal impian, seperti kebanyakan bocah pada umumnya. Menjelang dewasa, mulai suka menulis diary, walaupun kerap rajin di awalan saja.

Saat ini, ane kembali giat mencoba menulis kembali. Diperkenalkan pada komunitas literasi, oleh RetnoQr3n dalam sebuah grup kepenulisan. Setelah sekian lama berdiam diri menjadi silent reader, ane memutuskan untuk mencoba menulis. Akhirnya, ane buat satu thread di Kaskus, platform menulis digital yang memang difokuskan oleh owner grup yang ane ikuti. 

Thread pun sudah jadi. Tibalah ane harus menyebar link thread ane. Jujur, ane minder en kagak berani, Gansis! Maunya ane, udah lah itu thread ane ndekem aje di list thread ane. Namun, kehadiran sosok founder grup belajar bersama bisa, yaitu @bekticahyopurno menjadi sebuah nilai tersendiri bagi ane. Akhirnya, ane tersadar … sosoknya memang sarat kebaikan meskipun namanya manusia pasti tidak luput dari kesalahan.



Kebaikan yang dia contohkan adalah tetap bersabar untuk terus menerus mengajarkan setiap member untuk menjadi paham akan betapa pentingnya nilai sebuah hobi menjadi berharga, secara materi karena pada nantinya bisa menolong diri sendiri juga orang banyak. 



Ya … dari contoh kebaikanyang diperbuat oleh @bekticahyopurno ane pun meniru kebaikan itu. Mencoba mengajarkan orang-orang dalam satu grup, kemudian menular pada kawan sesama orang tua murid dalam grup sekolahan anak ane. Semuanya dimulai dari menulis. Banyak kebaikan yang tersebar di muka bumi. Banyak kebaikan bisa dilakukan dari dalam rumah sekali pun. Salah satu kebaikan itu, ane memilih untuk terus membantu teman-teman di dunia maya dalam hal menulis. Walaupun ane bukan penulis, hanya seorang ibu rumahan saja. Namun, dari dunia maya, ane sudah membawa kebaikan pada dunia nyata ane, lingkungan kawan sekolahan anak ane dan sekitar rumah tanpa perlu keluar rumah. Tersebab social distancing masih harus kita jalankan hingga wabah COVID-19 bisa betul-betul musnah. Terima kasih ane buat @bekticahyopurno selaku pendiri grup BBB dan terima kasih ane juga buat Kaskus sebagai paltform menulis digital terbesar saat ini. Menulis, dasarnya adalah kebaikan. Tinggal bagaimana bentuk tulisan itu sendiri yang akan menentukan apakah kebaikan tetap mengiringi hingga menjadi catatan amal baik atau sebaliknya. 



👣👣👣👣👣






sumber: opri dan dokpri
foto