Dulu saya pernah membaca cerita mengenai sebuah kebaikan yang dilakukan seorang tukang becak. Sebut saja pak Arif.

Sebagai seorang tukang becak yang untuk makan saja tak menentu jelas pak Arif tak mungkin untuk bersedekah, pak Arif sadar betul akan hal tersebut namun itu tak menggoyahkan keinginan mulia nya untuk membangu orang lain.

Akhirnya dia memilih melakukan hal yang dia bisa yakni sedekah jasa. Setiap hari jumat dia akan menggratiskan siapapun yang menaiki becaknya. Kebaikan itu dia lakukan tanpa henti setiap minggunya.

Di Suatu hari jumat ada seorang lengusaha bernama pak Marji yang tengah kesulitan. Mobil yang dia tumpangi mogok di tengah jalan.

"Din, bisa dibenerin enggak?" Tanyanya kepada supirnya

"Waduh, bakalan lama pak"

Pak Marji pun melihat ke sebalerang jalan dimana ada sekumpulan becak yang tengah mangkal. Salah satunya adalah pak Arif.

"Yaudah din, saya naik becak aja"

Dia pun menyebrang jalan dan secara kebetulan becak pak Arif lah yang dia pilih. Mereka pun melaju dan begitu sampai tujuan pak Marji memberi 50 ribu dan tak perlu kembalian namun pak Arif menolak dan bilang kalau dia sudah bersumpah menggratiskan siapapun yang menaiki becaknya di hari jumat untuk bersedekah.

Pak Marji pun tertegun. Dipanggilnya lagi becak tersebut dan kali ini diberikan satu juta. Pak Marji mengira bila jumlahnya besar siapapun pasti akan ambil namun pak Arif tetap menolak.

Disitu pak Marji tertegun. Dirinya yang hidup serba berlebih saja tak pernah terpikir untuk bersedekah sedangakan tukang becak yang untuk makan pun susah masih mencoba bersedekah dengan caranya sendiri.

Pak Marji merenung lama sekali dan tersenyum kemudian.

Bulan ramadhan pun tiba dan hari idul fitri datang dengan cepat. Pak Marji bergegas pergi ke pangkalan becak tempat pak Arif memarkirkan becaknya.

"Mau kemana pak?"

"Bawa saja saya ke rumah bapak"

Pak arif merasa heran dengan permintaan tersebut namun tetap menjalankan becaknya. Hari idul fitri yang kebetulan jatuh di hari jumat itupun menjadi hari keberkahan bagi oak Marji.

Begitu melihat kondisi rumah pak Arif pak Marji semakin tertegun. Rumahnya tampak tua dengan genteng yang bocor di banyak tempat. Pak Marji kemudian membayar pak Arif seratus juta. Meski terkejut pak Arif tetap menolak karna sudah bersumpah menggratiskan semua penumpangnya di hari jumat.

"Sungguh pak Arif sangat dermawan. Meski hidup kekurangan bapak masih berniat untuk bersedekah. Bapak sudah menyadarkan saya karnanya. Sebagai hadiahnya bagaimana kalau bapak sekeluarga saya berangkatkan haji? Anggaplah sedekah dari saya"

Kebaikan kecil yang hanya berupa sedekah hasa tersebut membuat pak Arif sekeluarga berangkat ke tanah suci. Tak cukup samapi disana mereka begitu kagum rumah mereka yang bobrok sudah direnovasi oleh pak Marji menjadi rumah yang layak huni.

Sesungguhnya kebaikan memang bisa dilakukan dengan cara apapun. Tak perlu ragu untuk melakukan kebaikan karna tuhan pasti membalasnya denga balasan yang berkali kali lipat. Semoga kita bisa belajar dari kisah ini dan menjadi pribadi yang lebih baik lagi.