Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

denbagoes01Avatar border
TS
denbagoes01
Dia yang Menyelamatkanku dari Tahanan di Tempat Kerja
Dia yang Menyelamatkanku dari Tahanan di Tempat Kerja



Betapa beruntungnya aku hidup dikelilingi oleh orang-orang baik. Orang yang hanya sebentar datang di kehidupanku, tetapi kenangan tentang mereka membekas selamanya karena hal-hal menakjubkan yang mereka lakukan padaku. Dalam situasi terhimpit, aku selalu saja menemukan pertolongan.

Dulu, saat masih merantau di Surabaya, aku pernah terjebak dalam suatu pekerjaan di sebuah pertokoan. Aku mendapatkan pekerjaan itu dari salah satu temanku yang beninisial S. Dia dan suaminya ngekos dan berwiraswasta di Surabaya. Mereka menginformasikan lowongan tersebut dan menyebutkan sejumlah gaji. Berangkatlah aku di tempat yang dimaksud.

Selama di sana, aku tinggal dengan seorang kawan di mess. Satu bulan bekerja di sana, aku tidak betah dan memutuskan untuk keluar. Namun, siapa sangka meminta ijin pengunduran diri kepada si bos tak semudah membalikkan telapak tangan?


Dia yang Menyelamatkanku dari Tahanan di Tempat Kerja
pict


Aku dipersulit dengan kenyataan bahwa aku hanya bisa keluar dari sana jika terlebih dahulu mencari pengganti. Di sini, aku dibuat kebingungan. Mencari pengganti bukan hal yang mudah. Mau kabur dari sana pun, gajiku belum diberikan. Bodohnya aku, minta ijin keluar sebelum menerima gaji. emoticon-Hammer (S)

Aku bertahan beberapa hari, sambil terus mencoba menghubungi beberapa teman, siapa tahu bisa mencarikan pengganti. Aku terus memohon kepada si bos dengan berbagai alasan. Aku bilang bahwa aku disuruh pulang oleh orang tua karena ada kepentingan keluarga. Si bos tak percaya, dan tetap menahanku di sana.

Di tengah keputusasaan, aku menghubungi temanku yang benisial S tadi. Namun, dia tak bisa membantu apa-apa. Di sisi lain, dia juga sibuk dengan pekerjaannya dan tak bisa ditinggalkan. Lagipula, jarak tempat kami cukup jauh.

Kemudian dia menghubungi temannya yang berlokasi sekitar tempatku bekerja. Sebut saja inisialnya Y. Setelah mendapat nomor telepon Y, aku segera menghubunginya. Jadi, si Mas Y ini bekerja di salah satu restaurant di sekitar tempatku.

Memang nggak nyambung rasanya, aku sedang kesulitan mencari orang yang bisa menggantikanku, eh si Mas Y ini malah menawariku bekerja di tempatnya yang memang sedang ada posisi kosong. emoticon-Hammer2emoticon-Cape d...


Namun, justeru karena tawarannya lah, aku jadi semakin bersemangat untuk keluar dari sana. Aku yang baru mengenalnya meski via telepon pun tak sungkan curhat, menceritakan keluh kesah dan kesulitan yang kuhadapi saat itu. Akh, dasar aku tak tahu malu! emoticon-Hammer (S)

Di luar dugaan, dia menanggapiku dan berniat membantu. Mas Y meminta nomor telepon si bos, bermaksud membantu membujuk si bos agar mengijinkanku keluar dari sana.

Berkali-kali Mas Y berdebat dengan si bos di telepon. Entah apa yang sedang mereka bicarakan hingga akhirnya si bos menyetujui pengunduran diriku. Syukurlah!

Rasa lega sekaligus penasaran membuatku terburu menghubungi Mas Y. Ceritanya, dia mengatakan pada si bos bahwa aku harus pulang karena ada kepentingan keluarga. Seperti dugaanku, si bos tak akan percaya begitu saja. Si bos pun meminta bukti. Seseorang harus menjemputku di sini, dan Mas Y menyanggupinya.


Dia yang Menyelamatkanku dari Tahanan di Tempat Kerja
pict


Singkat cerita, pada hari yang ditentukan, Mas Y bilang mau menjemputku dan memintaku berkemas. Beberapa saat kemudian dia datang bersama dengan seorang temannya. Itulah pertama kali aku dan Mas Y bertatap muka. Di hadapan si bos, dia mengaku sebagai saudara sepupuku. Wow, aku benar-benar terharu. emoticon-Mewek

Setelah berbicara singkat dengan si bos, akhirnya Mas Y berhasil membawaku keluar dari sana. Karena Mas Y dan temannya naik motor, jadi tak bisa mengantarku ke tempat S, tujuanku selanjutnya setelah keluar dari sana. Kemudian Mas Y mengantarku berjalan kaki menuju halte terdekat, sementara temannya mengikuti di belakang sambil membawa motor.

Dalam perjalanan singkat menuju halte terdekat itulah, kami akhirnya benar-benar resmi berkenalan. Dia rupanya juga berasal dari kota yang sama sepertiku meski berbeda kecamatan.

Sesampai kami di halte, mereka menungguiku sampai mendapatkan bus. Kemudian kami pun berpisah. Sepuluh menit aku mengenalnya, dan mengucapkan selamat tinggal. Namun, kebaikannya akan selalu kukenang.

Bertahun setelahnya, kami dipertemukan kembali di tempat temanku, S. Dan dia masih mengenaliku. Aku terharu. Hingga kini, aku masih tak percaya bahwa orang-orang seperti dirinya benar-benar ada. Orang-orang yang tak saling mengenal sebelumnya, tetapi tanpa pamrih membantu orang lain.

Mengenang kembali kisah itu membuatku tersadar, bahwa untuk mengulurkan tangan, kita tak perlu melihat siapa penerimanya. Tolonglah siapa saja yang membutuhkan, jangan terikat dengan alasan karena seseorang itu teman dekat, keluarga, saudara, orang yang kita sayang dan lain-lain. Membantu tidak perlu pandang bulu.

Dia menginspirasiku untuk turut membantu sesama, karena di tengah kesulitan, aku pun memerlukan bantuan. Terima kasih, kamu! emoticon-Shakehand2


Penulis : @denbagoes01
Inspirasi : kisah pribadi



Spoiler for cendol:



crazzyidAvatar border
IndriaandrianAvatar border
deanjerryAvatar border
deanjerry dan 16 lainnya memberi reputasi
17
507
3
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan