- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
Ayahmu Tak Suka Agamaku!


TS
Seno312
Ayahmu Tak Suka Agamaku!

Cinta beda agama, patah hati resikonya!
Mencintai seseorang itu adalah sebuah anugerah terindah yang diberikan Tuhan kepada manusia, bagaimana tidak manusia lengkap hidup di dunia ini dibekali perasaan. Perasaanlah yang mengatur segalanya, entah itu sedih, senang, sayang atau bahagia.
Perasaan sendiri akan berdampak dari sebuah akibat, dan perasaanku hancur juga karena sebuah sebab dan akibat.
Kisah patah hati ini terjadi dulu saat aku masih duduk di bangku sekolah menengah atas atau SMA.
Dimana masa-masa seharusnya mencinta tanpa melibatkan perasaan yang terlalu dalam, karena masa depan masih sangat panjang untuk bisa sampai pada hari dimana dua hati bisa menyatu.
Waktu itu aku duduk di kelas 3SMA, aku mencintai seorang gadis cantik yang merupakan juara umum di sekolahku saat itu.
Dia bernama Vania, cantik, tinggi, berambut panjang dan bermata sipit.
Dia satu kelas denganku, dulu aku tidak terlalu tertarik padanya. Tapi entah kenapa akhir-akhir masa SMA aku mulai menaruh rasa padanya!
Pada masa Masa Orientasi Siswa Baru atau MOS, aku dipasangkan dengan dia untuk menjadi panitia pelaksana.
Tentu aku merasa sangat beruntung, dan yakin bahwa itu adalah moment yang tepat untuk mengungkapkan perasaan padanya.
Tepat pada malam ke tiga MOS yang agendanya adalah malam penerimaan Siswa Baru dan pembubaran MOS, aku beranikan diri untuk mengungkapkan perasaanku pada Vania.
Aku ungkapkan perasaan dengan kata-kata romantis, berdua di pojok Posko tempat para panitia biasa berkumpul.
Tidak kusangka ternyata cintaku tidak bertepuk sebelah tangan, dia menerimaku sebagai pacarnya.
Rasa bahagia tidak terkira di dalam hati tentunya!

Sumber gambar: di sini
Cintaku berjalan tanpa hambatan, mulus seperti Tol Sumatera.
Kami bahagia bisa selalu bersama di sekolah, membuat anak-anak lain iri dengan kisah cinta kami.
Awalnya aku belum mengenal keluarga dari Vania, meskipun aku telah mengetahui bahwa dia beragama Kristen dan berbeda dengan keimanan yang aku ikuti.
Tapi aku tidak mempermasalahkannya, karena kukira cinta itu tidak memandang strata atau latar belakang agama dan keluarga.
Ternyata pandanganku akan latar belakang agama dan cinta dipatahkan begitu saja, setelah hari itu aku bertemu dengan keluarga Vania saat ulang tahunnya yang ke 17tahun.
Ya, tepat di malam bertambahnya usia Vania aku disudutkan oleh keluarganya.
Vania mengenalkanku dengan keluarga besarnya, yang disana ada ayah, ibu dan kakak laki-lakinya.
Awalnya aku menunggu masa itu, karena setelah aku mengenal kedua orang tuanya pikirku artinya lebih jauh menjalin hubungan bersama Vania.
Namun ternyata itu salah besar!
Keluarga Vania tidak menyukai keberadaanku di samping Vania karena alasan agama.
Ayah dari Vania adalah seorang beragama Kristen yang sangat taat, bahkan menjadi salah satu pemuka agama di salah satu daerah.
Pertama berkenalan aku menyebutkan nama dan langsung disambut pertanyaan dari Ayahnya Vania.
"Kamu beragama apa Le?"
"Islam Pak" Jawabku.
Dan ekspresi wajahnyapun berubah frontal, dia meninggalkanku tanpa mengajak masuk dan menggandeng tangan Vania ke dalam rumah tanpa sepatah kata apapun.
Merasa terusir tentu!
Keluarganya tidak suka pada agamaku, dan itu sangat membuatku kecewa.
Tidak mungkin aku korbankan agama yang telah lama aku pegang teguh selama ini hanya demi sebuah kata cinta.
Meskipun aku sangat mencintai Vania dengan sepenuh hati!
Malam itu kuhabiskan waktu untuk merenung hingga pagi, memikirkan keputusan terbaik yang dapat aku ambil untuk hubungan cintaku dan Vania.
Tidak mungkin kami dapat menjalani cinta dengan diam-diam, tapi tak mungkin juga jika harus mengorbankan keimanan untuk cinta yang tak tahu ujungnya seperti apa.
Satu keputusanku, mengakhiri cinta ini agar rasa sakit tidak terlanjur tertanam terlalu dalam.
Besok aku akan bicara baik-baik bersama Vania untuk mencari jalan keluar yang terbaik, pikirku.
Keesokan harinya aku bertemu Vania, matanya nampak sembab. Mungkin dia menangis semalaman.
Aku mengajaknya kekantin dan dia membuntutiku.
Kami memilih untuk duduk di pojok kantin agar tidak ada orang lain yang mendengar percakapan kami.
Aku hendak mengawali pembicaraan, namun nampaknya dia lebih dulu berkata.
"Le kita putus saja ya, ayah menyuruhku memutuskanmu!"
Aku diam, benar yang kupikirkan semalam. Dia akan memutuskanku karena ayahnya!
"Bagaimana lagi, nampaknya memang cinta kita harus berakhir disini. Tidak mungkin aku memaksamu untuk mengimani agamaku dan tidak mungkin juga aku mengimani agamamu."
Kupasang wajah setegar mungkin dihadapannya agar dia tidak iba padaku, karena aku sendiri sebenarnya tidak dapat menahan perasaan sedihku.
Kulanjutkan pembicaraanku dengannya!
Kunasehati dia bahwa cinta itu tidak ada yang bisa dipaksa dan terpaksa, cinta itu tidak bisa salah satu saja merasa kecewa entah itu yang menjalani atau keluarganya.
Jadi lebih baik jika memang kita akhiri kosah cinta ini sebelum lebih jauh kita jalani rasa cinta ini.
Aku juga mengatakan perasaan cintaku yang besar padanya, dan aku tidak main-main menjalani hubungan dengannya.
Tapi mau bagaimana lagi jika keadaan seperti itu. Harus ada yang mengalah agar tidak ada kekecewaan yang lebih besar lagi!
Dia nampaknya paham dengan perasaan dan apa yang aku sampaikan padanya. Sampai akhirnya dia menggenggam tanganku sangat erat, kemudian bangkit dari duduknya dan lari entah kemana.
Aku terdiam, jujur aku menangis saat itu.
Duduk di pojok kantin yang tidak ada satu orangpun disana, menangisi keadaan yang tidak berpihak pada kisah cinta kami berdua.
Tapi aku yakin, itu jalan takdir dari Tuhan.
Tidak mungkin akan dipisahkan sepasang kekasih jika dia berjodoh kecuali maut yang menjemput!
Perasaan itu kutahan sendiri, kuharap Vania bisa bahagia dengan kepergianku.
Mulai saat itu aku tak lagi berani menatap wajahnya.
Di bulan-bulan terakhir aku disekolah hampa semua perasaan tanpa kehadirannya disampingku.
Itu adalah kisah kelam percintaanku di masa lalu yang masih kuingat hingga saat ini.
Ingin aku melupakannya sekarang, namun masih tetap mengawang dalam bayang-bayang sampai sekarang!

Sumber gambar: di sini
Penulis: Seno
Pengalaman pribadi






nona212 dan 7 lainnya memberi reputasi
8
367
3


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan