- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
Kisah cinta yang terhalang oleh pendidikan dan ketidaksertuan orang tua
TS
spenas
Kisah cinta yang terhalang oleh pendidikan dan ketidaksertuan orang tua
Assalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh
Agan
dan Sista 
Sahurrr…, Sahurrr…, Sahurrr…
“Selamat menunaikan ibadah puasa”
Salam sehat bagi kita semuanyaSemoga yang terkena atau terinfeksi virus corona bisa cepat disembuhkan oleh Allah swt atau tuhan dan yang tidak terkena virus corona harus selalu hidup sehat, hidup bersih, jaga jarak dengan orang lain, melakukan aktifitas dirumah yang positif, mengikuti anjuran pemerintah, dan selalu menggunakan masker jika keluar rumah dengan tujuan tidak terkena atau terinfeksi virus corona yang sampai saat ini sudah menyebar di 32 provinsi Indonesia.
Aaammmiiinnn… Disaat kita menjalani hubungan dengan seseorang yang kita cintai pasti kita akan menghadapi permasalahan seperti ketidakrestuan orang tua, ekonomi keluarga, perkerjaan, beda agama, beda ras, beda suku dan permasalahan tersebut akan bisa merusak hubungan kita yang dahulunya saling mencintai satu sama lain ternyata sekarang cintanya terputus atau kandas. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini saya akan menceritakan kepada agan dan sista tentang cinta saya terhalang atau terputus oleh ketidakrestuan orang tua saya yang dikarenakan saya akan melanjutkan pendidikan di Universitas daerah tangerang.
Yuk baca kisah cinta saya sampai habis ya.
Cekidott…
Sumber gambar : brilio.net
Pada waktu itu saya dan Ramdansyah sedang membeli dan memakan makanan di kantin sekolah sambil duduk di kursi. Tiba-tiba lewatlah seorang wanita berhijab yang cantik dan manis.
Sumber gambar : pinterest.com
Spoiler for Percakapan 1:
“Bro, 
itu perempuan cantik banget pakai pemutih apa tuh mukanya dan bisa dijadikan pacar nih?”. Kata saya (sambil menepuk pundak Ramdansyah).
“Astaghfirullahaladziim, kalau bicara jangan begitu amat kalau sama perempuan”. Kata Ramdansyah (sambil mengelus-elus dada).
“Iya ya maaf Ramdan. Memang saya salah berbicara begitu kepada perempuan. Jadi harus bagaimana cara mengatakan kepada perempuan cantik itu?”. Tanya saya.
“Cara mengatakannya yang paling baik yaitu dengan mendekati perempuan cantik tersebut dan mengatakan perasaan kamu kepada perempuan cantik tersebut?”. Jawab Ramdansyah.
“Ouh begitu caranya. Ok saya akan lakukan sekarang juga”. Kata saya.
“Silakan saja lakukan kalau berani kamunya”. Kata Ramdansyah.
“Ya berani lah”. Kata saya (dengan gaya menantangnya).
itu perempuan cantik banget pakai pemutih apa tuh mukanya dan bisa dijadikan pacar nih?”. Kata saya (sambil menepuk pundak Ramdansyah).“Astaghfirullahaladziim, kalau bicara jangan begitu amat kalau sama perempuan”. Kata Ramdansyah (sambil mengelus-elus dada).
“Iya ya maaf
Ramdan. Memang saya salah berbicara begitu kepada perempuan. Jadi harus bagaimana cara mengatakan kepada perempuan cantik itu?”. Tanya saya.“Cara mengatakannya yang paling baik yaitu dengan mendekati perempuan cantik tersebut dan mengatakan perasaan kamu kepada perempuan cantik tersebut?”. Jawab Ramdansyah.
“Ouh begitu caranya. Ok saya akan lakukan sekarang juga”. Kata saya.
“Silakan saja lakukan kalau berani kamunya”. Kata Ramdansyah.
“Ya berani lah
”. Kata saya (dengan gaya menantangnya).
Setelah itu, saya langsung menghampiri perempuan cantik itu yang kali ini sedang duduk di kursi dalam kantin. Ternyata eh ternyata, perempuan cantik itu menghindari saya.
Spoiler for Percakapan 2:
“Assalamualaikum, boleh saya tahu nama engkau itu siapa dan mengapa kau menghindari saya sang bidadari surgaku?”. Kata saya.
“Iiihhh jijik banget sih loh kata-katanya
, kenal saja tidak langsung bicara semacam itu. Sana loh jangan deketin gue 
. Ok”. Kata perempuan cantik (dengan mimik muka yang tidak menyukai ataupun jijik).
“Ya sudahlah bidadari surgaku saya akan pergi dari tempat ini”. Kata saya (langsung pergi dan duduk bersama Ramdansyah lagi).
“Itu lebih bagus, karena gue sangat jijik dengan perkataan loh. Sana-sana pergi ”. Kata perempuan cantik (Dengan mimik muka yang tidak menyukai ataupun jijik).
“Iiihhh jijik banget sih loh kata-katanya
, kenal saja tidak langsung bicara semacam itu. Sana loh jangan deketin gue . Ok”. Kata perempuan cantik (dengan mimik muka yang tidak menyukai ataupun jijik).“Ya sudahlah bidadari surgaku saya akan pergi dari tempat ini”. Kata saya (langsung pergi dan duduk bersama Ramdansyah lagi).
“Itu lebih bagus, karena gue sangat jijik dengan perkataan loh
. Sana-sana pergi ”. Kata perempuan cantik (Dengan mimik muka yang tidak menyukai ataupun jijik).
Dan saya pun pergi dari tempat duduk yang berada di dalam itu. Setelah itu, saya menceritakan kepada Ramdansyah tentang hal tersebut. Lalu, bel sekolah berbunyi pertanda masuknya jam pembelajaran. Tetapi saya dengan Ramdansyah tetap berada di kantin sambil duduk dan menunggu perempuan cantik tersebut masuk ke kelas. Perempuan cantik tersebut langsung pergi meninggalkan kantin dengan lari dan tiba-tiba perempuan cantik tersebut kakinya keseleo di pertengahan jalan. Lalu saya dengan cepat berlari menghampiri perempuan cantik tersebut dan meninggalkan Ramdansyah.
Spoiler for Percakapan 3:
“Astaghfirullahaladzim, apa yang terjadi terhadap engkau sang bidadari surgaku?”. Tanya saya (sambil melihat bagian yang jatuh tadi).
“Iiihhh jijik banget sih loh. Sana-sana pergi , jangan melihat-lihat, jangan sentuh, jangan bantuin gue biar gue bangun sendiri dan jalan sendiri aja”. Kata perempuan cantik (dengan bicara sombong).
“Bener nih gak mau dibantu sama saya, menurut saya dengan kaki keseleo itu kaki kamu itu akan terasa sakit jika dibiarkan begitu saja, berjalan sendiri, dan masih banyak yang lainnya”. Penjelasan saya.
“Aduhhhh…, sakit bener nih kaki gue. Setelah gue pikir-pikir panjang, Ya sudahlah gue minta bantuan ke loh karena kaki gue sangat sakit untuk berjalannya. Ingat ya Ini pertama dan terakhir gue minta bantuan sama loh. Ok
”. Kata perempuan cantik (sambil mengelus-elus kaki dengan bicara sombong).
“Asyiap…
, sang bidadari surgaku”. Kata saya
“Iiihhh jijik banget sih loh
. Sana-sana pergi , jangan melihat-lihat, jangan sentuh, jangan bantuin gue biar gue bangun sendiri dan jalan sendiri aja”. Kata perempuan cantik (dengan bicara sombong).“Bener nih gak mau dibantu sama saya, menurut saya dengan kaki keseleo itu kaki kamu itu akan terasa sakit jika dibiarkan begitu saja, berjalan sendiri, dan masih banyak yang lainnya”. Penjelasan saya.
“Aduhhhh…, sakit bener nih kaki gue. Setelah gue pikir-pikir panjang, Ya sudahlah gue minta bantuan ke loh karena kaki gue sangat sakit untuk berjalannya. Ingat ya Ini pertama dan terakhir gue minta bantuan sama loh. Ok
”. Kata perempuan cantik (sambil mengelus-elus kaki dengan bicara sombong).“Asyiap…
, sang bidadari surgaku”. Kata saya
Setelah itu, saya mengantarkan perempuan cantik tersebut ke PMR sekolah sambil didalam perjalanan menuju ke PMR sekolah dengan bercanda tawa. Sesampainya di tempat PMR sekolah, saya langsung menuntun perempuan cantik itu untuk berbaring di kasur yang sudah disediakan oleh PMR sekolah dan sayapun menceritakan yang terjadi pada perempuan cantik tersebut kepada anggota PMR.
Spoiler for Percakapan 4:
“Eh iya makasih banyak 
sudah mengantarkan gue, boleh gue tahu nama loh itu siapa sih?”. Tanya perempuan cantik.
“Ya makasih banyak juga sang bidadari surgaku. Nama saya adalah Rendi Firmansyah. Dan nama kamu siapa kalau boleh saya mengetahui agar tidak dipanggil sang bidadari surgaku?". Jawab dan tanya saya kepada perempuan cantik.
“Ouhhh… Rendi Firmansyah. Namanya bagus juga tuh. Eh iya yang loh pertanyaankan kepada gue itu tentang nama gue. Nama gue yaitu Citra Bening Kasih keturunan anak orang kaya”. Jawab Citra (sambil berbicara sombong).
“Subhanallah, sungguh cantik banget namanya seperti muka dan hatinya yang semoga cantik juga”. Kata saya (mimik muka memukau).
“Ya tentulah”. Kata Citra.
“Saya tinggal ya. Kamu tetap berada di tempat PMR sekolah ini sampai sembuh kakinya”. Kata saya.
“Baiklah Rendi makasih banyak”. Kata Citra.
“Ok Citra saya mau masuk ke kelas dahulu ya”. Kata saya (sambil meninggalkan tempat PMR sekolah).
sudah mengantarkan gue, boleh gue tahu nama loh itu siapa sih?”. Tanya perempuan cantik.“Ya makasih
banyak juga sang bidadari surgaku. Nama saya adalah Rendi Firmansyah. Dan nama kamu siapa kalau boleh saya mengetahui agar tidak dipanggil sang bidadari surgaku?". Jawab dan tanya saya kepada perempuan cantik.“Ouhhh… Rendi Firmansyah. Namanya bagus
juga tuh. Eh iya yang loh pertanyaankan kepada gue itu tentang nama gue. Nama gue yaitu Citra Bening Kasih keturunan anak orang kaya”. Jawab Citra (sambil berbicara sombong).“Subhanallah, sungguh cantik banget namanya seperti muka dan hatinya yang semoga cantik juga”. Kata saya (mimik muka memukau).
“Ya tentulah
”. Kata Citra.“Saya tinggal ya. Kamu tetap berada di tempat PMR sekolah ini sampai sembuh kakinya”. Kata saya.
“Baiklah Rendi makasih banyak”. Kata Citra.
“Ok Citra saya mau masuk ke kelas dahulu ya
”. Kata saya (sambil meninggalkan tempat PMR sekolah).
Saya pun pergi kelas dengan terlambat tetapi Alhamdulillah gurunya tidak memarahi saya melainkan menanyakan saya yang terlambat masuk ke kelas. Setelah jam pembelajaran selesai dan jam pulang pun berakhir sudah. Saya langsung melihat kondisi keadaan kaki Citra di PMR sekolah yang saat itu sedang berbaring. Dan saya menanyakan kepada teman saya yang menjadi anggota PMR ternyata menurut teman saya, Citra langsung pulang sebelum jam pembelajaran selesai dan jam pulang berakhir. Ternyata eh ternyata, sebelum pulang Citra juga menanyakan tentang saya kepada teman saya yang menjadi anggota PMR dan Citra juga meminta nomor hp atau whatsappnya untuk lebih mengenal lagi tentang saya.
Dan saya pun langsung pulang saja ke rumah yang dikarenakan tidak ada Citra. Sesampainya di rumah, saya langsung mandi. Setelah itu, rebahan di kamar sambil memainkan Hp. Tiba-tiba ada nomor baru di Whatsapp saya. Ternyata eh ternyata, nomor tersebut adalah Citra. Saya merasa kaget dan heran karena Citra itu orangnya jijik kepada saya, sombong, tinggi hati, dan masih banyak yang lainnya. Saya pun langsung bertanya-tanya lewat Whatsapp. Dan akhirnya Citra menyatakan cinta kepada saya yang dikarenakan saya itu orangnya baik hati, tidak sombong, menolong orang yang kesusahan, dan yang paling utama keikhlasannya terhadap Citra.
Setiap hari saya dan Citra selalu bareng-bareng mulai dari berangkat sekolah, makan di kantin, pulang sekolah, dan masih banyak yang lainnya. Di suatu hari saya membawa Citra ke rumah supaya orang tua saya merestui cintanya yang saat itu masih menginjak di bangku sekolah smk semester terakhir. Citra langsung menyalami orang tua saya.
Sumber gambar : facebook.com
Spoiler for Percakapan 5:
“Assalamualaikum, bapak dan ibu. Perkenalkan nama saya Citra Bening Kasih. Saya itu pacarnya Rendi. Maaf jika Citra lancang”. Kata Citra.
“Wa'alaikumsalam neng geulis Citra. Silakan duduk di kursi. Kira-kira neng Citra ada keperluan apa ya ke rumah ibu
?”. Tanya Ibu.
“Ini bu, bolehkah saya meminta sesuatu?”. Pinta Citra.
“Memang neng geulis Citra, mau minta apa?”. Tanya Ibu.
“Saya mau meminta restu ibu dan bapak agar pacaran saya bersama Rendi langgeng sampai menikah”. Kata Citra.
“Hahhh…, meminta restu kepada ibu dan bapak. Maaf sekali neng Citra. Ibu dan bapak tidak merestui kalian berdua yang dikarenakan Rendi ingin menempuh pendidikan lagi setelah lulus smk ini di salah satu Universitas daerah tangerang. Disitulah Rendi belajar dengan fokus tanpa ada pacar-pacar lagi karena biaya di Universitas tersebut mahal. Jadi, sekali lagi ibu dan bapak tidak merestuinya dan meminta maaf kepada neng geulis Citra. Begitu neng geulis Citra”. Penjelasan Ibu.
jika Citra lancang”. Kata Citra.“Wa'alaikumsalam neng geulis Citra. Silakan duduk di kursi. Kira-kira neng Citra ada keperluan apa ya ke rumah ibu
?”. Tanya Ibu.“Ini bu, bolehkah saya meminta sesuatu?”. Pinta Citra.
“Memang neng geulis Citra, mau minta apa?”. Tanya Ibu.
“Saya mau meminta restu ibu dan bapak agar pacaran saya bersama Rendi langgeng sampai menikah”. Kata Citra.
“Hahhh…, meminta restu kepada ibu dan bapak. Maaf
sekali neng Citra. Ibu dan bapak tidak merestui kalian berdua yang dikarenakan Rendi ingin menempuh pendidikan lagi setelah lulus smk ini di salah satu Universitas daerah tangerang. Disitulah Rendi belajar dengan fokus tanpa ada pacar-pacar lagi karena biaya di Universitas tersebut mahal. Jadi, sekali lagi ibu dan bapak tidak merestuinya dan meminta maaf kepada neng geulis Citra. Begitu neng geulis Citra”. Penjelasan Ibu.
Setelah itu, Citra langsung menangis dan pergi meninggalkan rumah saya. Lalu, saya pun berlari untuk mengejar Citra dan Citra pun tertangkap di tangan saya serta Citra langsung menyatakan putus terhadap saya tanpa basa basi apapun. Saya merasa kaget dan hati saya terluka, bersedih, serta sakit karena pacar yang belum lama ini ternyata putus terhalang oleh pendidikan dan ketidakrestuan orang tua saya. Dan akhirnya Citra memaksa untuk melepaskan tangannya yang sedang dicengkram oleh saya serta saya pun melepaskan tangan Citra dengan hati yang terpaksa. Lalu, saya masuk ke rumah dan pergi ke kamar. Beberapa hari kemudian, saya untuk segera MOVE ON dari Citra secara lambat karena orang tua juga ingin anaknya lebih baik dari ibu dan bapaknya. Dan seluruh badan saya dirilekskan apa yang terjadi saat itu.
"Cerita diatas yaitu ketika saya masih berada di bangku sekolah smk di daerah Cirebon"
Sekian dulu ya, gan.
Cerita kisah asmara cinta saya yang akhirnya putus karena terhalang pendidikan dan ketidakrestuan orang tua.
Jika ada kata-kata yang kurang paham,
silakan balas thread atau ke PM
.Dan jangan lupa beri
& 
, serta bagikan ke teman agan dan sista
agar apa yang kita ketahui bisa tersalurkan ke teman agan dan sista
supaya mengetahuinya di thread ini.
.Semoga artikel ini bermanfaat bagi kita semua.Wassalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh
nona212 dan 26 lainnya memberi reputasi
27
626
2
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan