- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Sejarah unik nama-nama jalan di Jakarta


TS
ipangperalta
Sejarah unik nama-nama jalan di Jakarta
Sejarah unik dari nama-nama jalan di Jakarta

Seperti yang sudah diketahui, bahwa Pemda baru saja melakukan sosialisasi pergantian nama jalan di beberapa jalan di jakarta. seperti di jalan terusan mampang prapatan, jalan warung buncit, mengusulkan diganti menjadi jalan Jenderal A.H Nasution.
Menganti nama jalan memang tidak begitu mudah. Alasannya, nama jalan terikat dengan sejarah dari rakyat betawi ratusan tahun yang lalu. Jalan juga yang membentuk identitas dari suatu daerah, bahkan suatu bangsa.
Mungkin sebagian orang pernah mengetahui atau tidak mengetahui, berikut sejarah nama-nama jalan serta daerah di Jakarta,
Jalan Mampang Prapatan

Jalan mampang prapatan yang juga dijadikan nama kecamatan serta kelurahan di Jakarta Selatan berasal dari kata‘ mampang’ dari bahasa Betawi yang artinya terpampang atau terlihat jelas. Serta, prapatan yang artinya perempatan. Jadi, maksud dari jalan Mampang Prapatan ini yaitu jalan simpang empat di mana sangat mudah terlihat dengan jelas, baik bagi pejalan kaki maupun pengguna kendaraan bermotor.
Jalan Warung Buncit

Foto warung kelontong jaman dulu.
Jalan atau tempat Warung Buncit berasal dari sebutan orang ke sebuah warung kelontong mirip orang Tionghoa yang ada di sana zaman dulu, namanya Bun Tjit. Lokasi itu sama persis di perempatan durian tiga – mampang prapatan dan jalan warung jati barat. Dahulu kawasan warung buncit yaitu kawasan pertanian, bahkan nama nya dahulu yaitu kampung pulo kalibata. Bahkan sampai maju pesatnya itu warung, orang mengingatnya dengan warung buntjit saat mengusulkan nama jalan tersebut.
Jalan Glodok

Jalan atau daerah Glodok yang berlokasi di Jakarta Barat dulunya berasal dari kata ‘gerojok’, sebutan suara air yang jatuh dari pancuran air. Ceritanya dahulu di daerah tersebut ada semacam waduk penampungan air Sungai Ciliwung. Melainkan, orang Tionghoa susah menyebut kata gerojok. Sebagai gantinya mereka menyebut kata glodok sehingga daerah tersebut diketahui dengan nama glodok.
Senayan

Senayan merupakan daerah milik saudagar kaya asal Bali yang bernama Wangsanayan. Tanah tersebut disebut oleh warga dengan sebutan Wangsanayan yang berarti tanah tempat tinggal atau tanah milik Wangsanayan. Seiring perkembangan, banyak orang cuma mengatakan akhirannya saja, Senayan.
Jalan kwitang

Jalan Kwitang di Jakarta Pusat, dahulu beberapa besar tanahnya dimiliki oleh tuan tanah asal Tionghoa bernama Kwik Tang Kiam. Orang Betawi zaman dahulu menyebut daerah itu sebagai kampungnya si Kwitang hingga hasilnya daerah tersebut cuma dinamakan Kwitang.
Menteng

Jalan Menteng tak lepas dari buah yang bernama buah Menteng. Buah ini dahulu tumbuh di daerah yang dulunya hutan. Sehingga ketika dibuat menjadi kampung, banyak orang menyebutnya kampung Menteng. Sesudah tanah itu dibeli oleh Pemerintah Belanda pada tahun 1912 sebagai lokasi perumahan untuk pegawai Pemerintah Hindia Belanda, daerah itu kemudian diketahui dengan nama Menteng.
Kebayoran

Jalan atau daerah Kebayoran di Jakarta Selatan berasal dari kata kebayuran, yang artinya daerah penimbunan kayu bayur, kayu yang kokoh dibuat untuk bahan bangunan. Akhirnya, kebayuran sering kali disebut orang dengan sebutan Kebayoran.
Lebak Bulus
Lebak Bulus diambil dari kata “lebak” yang artinya lembah dan “bulus” yang berarti kura-kura. Jadi lebak bulus artinya lembah kura-kura. Disebut lembah kura-kura sebab memang di daerah ini punya dua sungai yang di dalamnya banyak sekali kura-kura. Sungainya sih masih ada tetapi tidak tau masih ada kura-kuranya atau tidak.
Semoga bermanfaat.
Sumber foto : google gambar
Catatan kaki : disini, disini, dan disini

Seperti yang sudah diketahui, bahwa Pemda baru saja melakukan sosialisasi pergantian nama jalan di beberapa jalan di jakarta. seperti di jalan terusan mampang prapatan, jalan warung buncit, mengusulkan diganti menjadi jalan Jenderal A.H Nasution.
Menganti nama jalan memang tidak begitu mudah. Alasannya, nama jalan terikat dengan sejarah dari rakyat betawi ratusan tahun yang lalu. Jalan juga yang membentuk identitas dari suatu daerah, bahkan suatu bangsa.
Mungkin sebagian orang pernah mengetahui atau tidak mengetahui, berikut sejarah nama-nama jalan serta daerah di Jakarta,
Jalan Mampang Prapatan

Pasar Mampang Prapatan, tahun 1972
Jalan mampang prapatan yang juga dijadikan nama kecamatan serta kelurahan di Jakarta Selatan berasal dari kata‘ mampang’ dari bahasa Betawi yang artinya terpampang atau terlihat jelas. Serta, prapatan yang artinya perempatan. Jadi, maksud dari jalan Mampang Prapatan ini yaitu jalan simpang empat di mana sangat mudah terlihat dengan jelas, baik bagi pejalan kaki maupun pengguna kendaraan bermotor.
Jalan Warung Buncit

Foto warung kelontong jaman dulu.
Jalan atau tempat Warung Buncit berasal dari sebutan orang ke sebuah warung kelontong mirip orang Tionghoa yang ada di sana zaman dulu, namanya Bun Tjit. Lokasi itu sama persis di perempatan durian tiga – mampang prapatan dan jalan warung jati barat. Dahulu kawasan warung buncit yaitu kawasan pertanian, bahkan nama nya dahulu yaitu kampung pulo kalibata. Bahkan sampai maju pesatnya itu warung, orang mengingatnya dengan warung buntjit saat mengusulkan nama jalan tersebut.
Jalan Glodok

Jalan atau daerah Glodok yang berlokasi di Jakarta Barat dulunya berasal dari kata ‘gerojok’, sebutan suara air yang jatuh dari pancuran air. Ceritanya dahulu di daerah tersebut ada semacam waduk penampungan air Sungai Ciliwung. Melainkan, orang Tionghoa susah menyebut kata gerojok. Sebagai gantinya mereka menyebut kata glodok sehingga daerah tersebut diketahui dengan nama glodok.
Senayan

Senayan merupakan daerah milik saudagar kaya asal Bali yang bernama Wangsanayan. Tanah tersebut disebut oleh warga dengan sebutan Wangsanayan yang berarti tanah tempat tinggal atau tanah milik Wangsanayan. Seiring perkembangan, banyak orang cuma mengatakan akhirannya saja, Senayan.
Jalan kwitang

Jalan Kwitang di Jakarta Pusat, dahulu beberapa besar tanahnya dimiliki oleh tuan tanah asal Tionghoa bernama Kwik Tang Kiam. Orang Betawi zaman dahulu menyebut daerah itu sebagai kampungnya si Kwitang hingga hasilnya daerah tersebut cuma dinamakan Kwitang.
Menteng

Jalan Menteng tak lepas dari buah yang bernama buah Menteng. Buah ini dahulu tumbuh di daerah yang dulunya hutan. Sehingga ketika dibuat menjadi kampung, banyak orang menyebutnya kampung Menteng. Sesudah tanah itu dibeli oleh Pemerintah Belanda pada tahun 1912 sebagai lokasi perumahan untuk pegawai Pemerintah Hindia Belanda, daerah itu kemudian diketahui dengan nama Menteng.
Kebayoran

Jalan atau daerah Kebayoran di Jakarta Selatan berasal dari kata kebayuran, yang artinya daerah penimbunan kayu bayur, kayu yang kokoh dibuat untuk bahan bangunan. Akhirnya, kebayuran sering kali disebut orang dengan sebutan Kebayoran.
Lebak Bulus
Lebak Bulus diambil dari kata “lebak” yang artinya lembah dan “bulus” yang berarti kura-kura. Jadi lebak bulus artinya lembah kura-kura. Disebut lembah kura-kura sebab memang di daerah ini punya dua sungai yang di dalamnya banyak sekali kura-kura. Sungainya sih masih ada tetapi tidak tau masih ada kura-kuranya atau tidak.
Semoga bermanfaat.

Sumber foto : google gambar
Catatan kaki : disini, disini, dan disini




chantika1 dan 4iinch memberi reputasi
2
1.1K
1


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan