Penolakan Mesut Ozil terhadap pemotongan gaji yang diterapkan Arsenal menjadi hal polemik yang ramai diperdebatkan.

Arsenal mengambil kebijakan potong gaji pemain 12,5% demi membantu finansial klub di tengah krisis akibat pandemi Covid-19.



Ozil diberitakan termasuk salah satu pemain yang menolak upahnya dipangkas.

Padahal gelandang serang asal Jerman itu bergaji tertinggi di klub dengan meraup 350 ribu pounds atau kira-kira 6,7 miliar rupiah per pekan.

Alhasil, Ozil pun diserang publik hingga tokoh media dan pengamat karena dianggap tak berjiwa sosial.

Namun, eks kapten Manchester United, Roy Keane, justru membela hak Ozil untuk menolak kebijakan tersebut.

Menurut Keane, pemain punya hak menuntut gaji penuh karena itu sudah menjadi bagian bisnis dalam kontraknya.



"Urusan pemain harus potong gaji atau tidak, pemain harus ini harus itu, sungguh omong kosong. Saya pikir pemain seharusnya tidak merasa di bawah tekanan dari klub, terutama bagi tim yang dimiliki oleh para konglomerat berkantong tebal," ucap Keane.

Menurutnya, kalaupun pemain bersangkutan ingin berdonasi, itu bisa dilakukan sukarela secara individu, bukan seolah dipaksa ikut kebijakan klub.

"Jika pemain tertentu ingin memberikan gajinya dengan klub besar, maka semoga beruntung untuk mereka. Itu terserah masing-masing," ujar Keane lagi.


sumber: The Sun

Berbagi informasi olahraga kamu di kapten.kaskus.id

Main Tebak Skor serta KASKUS FPL berhadiah utama dan bulanan

Follow akun Instagram @kaptenkaskus untuk mendapat infografis menarik seputar dunia olahraga