- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
Berdebar Jantung Ini Menunggu Perintahnya
TS
bekinyot
Berdebar Jantung Ini Menunggu Perintahnya
Selamat siang, sore, malam semuanya.
Izinkan saya ikut berpartisipasi dalam event ini, kebetulan saya memiliki kisah cinta yang terkait juga.
Silahkan dibaca.
Spoiler for Ceritanya:
Aku mengenal dirinya tidak terlalu lama, perkenalan awal dimulai sejak pertama kali dirinya bertanya kepadaku tentang bagaimana caranya menjadi seorang DJ (Disc Jockey).
Dia bernama Siva, dan aku bernama Bima. Kami berdua ditakdirkan berada dalam satu kelas yang sama untuk mengejar gelar sarjana.
Awal pertama kali saat pertama kali masuk kedalam kuliah ini tidak aku sangka dirinya ada dalam satu kelas yang sama denganku, bagaimana tidak dirinya adalah seorang wanita yang pendiam dan sangat jarang menampilkan diri.
Namun semua itu berubah saat pertama kali kami bertemu diperayaan ulang tahun temanku yang dirayakan disebiah desa, dirinya datang bersama pria yang saat itu masih mendampingi dirinya.
Semenjak pertemuan kami disana, dirinya yang pertama kali menyapa diriku membuat dirinya menjadi seorang wanita yang paling bercahaya di kelas.
Pacaran yang berada di fakultas lain membuat aku seringkali lupa jika dirinya sudah ada yang punya, sehingga tidak jarang aku mencuri-curi perhatiannya. Mulai dari seringnya aku mengajak dia bermain game di handphone bersama, mengajaknya makan siang bersama teman-teman yang lain, atau bahkan dirinya yang sudah biasa denganku hingga jalan bersama tanpa kami rencanakan terjadi setiap harinya.
Kedekatanku dengannya hanya berjalan sejak awal semester hingga di penghujung akhir kuliah saja, semua terasa sangat cepat jika kini kucoba mengingatnya, akan tetapi begitu banyak kenangan yang sudah kami lalui bersama.
Salah satu kisahku dengannya saat itu aku yang sedang berada dirumah dan tidak sedang melakukan apapun mendapatkan sebuah chat dari seseorang, aku termasuk anak yang kurang suka bergaul dengan orang-orang baru di kuliahan. Karena mereka orang-orang baru, jadi aku rasa gaya bermain mereka pasti tidak akan sesuai denganku.
Betapa terkejutnya aku Siva menghubungiku untuk pertama kalinya, aku yang bingung untuk membalas apa membuat diriku berpikir keras apa yang harus aku jawab dengan chat dirinya yang berkata “kamu dimana Bim? Ikut ke pantai sama anak-anak gak?”
Aku bahkan tidak tahu bahwa ada acara ke pantai, dan aku bahkan tidak diajak, jadi bagaimana bisa aku berencana saat ini.
Sekitar 5 menit aku diamkan chat darinya, tiba-tiba saja dia sudah menelpon, dan benar saja dengan nada yang sedikit agak tinggi dia berkata “kamu ikut nggak ke pantai sama anak-anak. Kalau ikut jemput ya, kayaknya rumah kita dekatan deh”
Karena terlalu senang dengan perkataannya minta dijemput aku langsung meng-iyakan perintahnya seperti seseorang yang memang sudah tahu bahwa acara tersebut ditakdirkan untuk kita berdua.
Saat itu waktu menunjukkan pukul 12 siang, yang dimana dirinya menginfokan bahwa dia minta dijemput taft jam 1 siang. Hmm, aku berpikir itu waktu yang lama untuk bersiap-siap, tapi tidak apa karena hari ini aku kebetulan kerja shift malam, jadi waktuku banyak.
Saat waktu sudah menunjukan pukul setengah satu, aku yang mulai tidak sabaran terus memeriksa jam di hp.
Rena jantungku yang tidak berhenti berdebar, maka aku putuskan untuk berangkat lebih awal tanpa konfirmasi dari dirinya.
Dalam perjalanan menuju rumahnya yang belum pernah kau datangi, aku hanya diberikan alamat melalui share location dari aplikasi chat.
Dan benar saja, tidak perlu memakan waktu lama, hanya sekitar 10 menit aku sudah sampai di depan rumahnya.
Sebuah gerbang kayu yang sangat besar menutup sebuah lapangan hijau yang luas dibaliknya.
Beberapa saat aku berdiam diri di depan pagar tersebut, tiba-tiba seorang wanita yang tampaknya bekerja disini membuka gerbang tersebut.
“Nyari siapa mas” saut dari wanita tersebut. “Nyari Siva, saya udah janjian mau jemput dia” timpalku.
Aku pun diizinkan masuk olehnya dan disuruh langsung saja diarahkan ke kamarnya Siva, waw, baru pertama kesini aku sudah diantarkan ke kamarnya langsung pikirku.
Dalam perjalanan wanita tersebut sedikit menggodaku “Mas ganteng banget, nggak kayak pacarnya kak Siva” sambil sedikit tertawa dirinya dan aku juga membalasnya dengan tawa kecil juga.
Saat sudah sampai di depan kamarnya, akupun disuruhnya untuk mengetuk pintu tersebut, dan wanita tersebut langsung pergi meninggalkan aku sendiri didepan pintu itu.
Aku ketuk pintu itu, dan aku mendengar balasan dari Siva “iya mbak, kenapa?” Akupun langsung membalas “Siv, ini aku Bima”.
Terdengar suara yang sangat gaduh tiba-tiba dari balik pintu tersebut, dan tidak lama kemudian sedikit pintu itu terbuka menampilkan kepala Siva saja dari balik sana.
“Kok cepet, kan aku belum suruh jalan, aku baru mandi ini tunggu bentar ya”, pintu tersebut kembali ditutupnya, dan dia kembali berteriak “masuk aja, duduk di kasur ya, maaf berantakan”
Aku masuk kedalam kamarnya dan benar saja, kamarnya cukup berantakan.
“Siv, aku duduk ya” aku meminta izin.
Saat duduk disana ku perhatikan beberapa barang-barangnya dia yang sangat lucu-lucu, dan aroma kamarnya yang sangat wangi. Ya emang aja sih, sebenarnya kenapa aku bisa tertarik dengan dia karena dia adalah wanita yang paling wangi di kelas, seringkali aku memuji wangi dirinya.
“Kamu udah makan Bim?” Siva dari dalam kamar mandi bertanya kepadaku, dan aku jawab “belum, Siv. Nanti makan di pantai aja, pesen pizza” balasku padanya.
“Eh, Siv” aku mencoba bertanya “iya?” Balasnya. “Kamu dirumah ini cuman tinggal berdua aja?” tanyaku.
“Iya, soalnya dari pagi pamanku udah berangkat terbang (pamannya dia pilot) dan kakekku lagi dikampung. Jadi ya dirumah aku cuman berdua aja sama embak”
Siva memang semacam anak perantauan, karena keluarganya dia berada diluar kota dan dia menumpang tinggal disini di tempat saudara ibunya.
“Oh, jadi berdua aja ya, untung aku orang baik ya hahaha.” candaku ke Siva “iya, untung kamu baik.” balas Siva.
Setelah menunggu beberapa saat, Siva keluar dengan pakaian lengkap namun dengan rambut yang masih ditutupi oleh handuk.
“Bim, bentar ya, ngurus bagian kepala”
“Oh, iya santai aja. Lagian kamar kamu enak, wangi, kaya kamu” balasku.
Tepat jam 1 siang, dia selesai dengan persiapannya, celana pendek, baju nya yang seperti kaos namun berbahan tipis benar-benar membuat dirinya tampak sangat feminim dan aku merasa sangat bangga akan jalan dengannya.
Selama perjalanan kami terus bercanda tentang orang-orang yang kita lihat lucu dijalan, tidak jarang kami terus tertawa sampai harus menahan tawa saat di lampu merah.
Sesampainya di pantai, kami disambut dengan teman-teman yang sudah sampai di sana, dan kami membuat tabel kursi untuk 9 orang dipantai sambil ditutupi dengan payung pantai yang sangat besar. Karena kami ramai, maka bajunya sampai 3 untuk kami.
Disana Siva duduk menjauh dari aku, dia memilih duduk bersama teman-teman wanita. Dan aku duduk didekat para pria.
Aku tanya kepada teman-temanku secara pelan “kok aku enggak tahu ada acara kaya gini”, salah satu temanku yang menjawab “katanya Suva sendiri yang mau ngasih yang mau ngasih tahu kamu. Makannya kita diam saja”
Aku terkejut dengan jawaban teman-temanku tersebut. Tanpa sadar aku langsung mentraktir mereka minuman yang sangat banyak dan kami semua tertawa lepas saat itu.
Tanpa terasa hari sudah mulai gelap, kami semua yang sudah basah kuyup bersiap diri untuk pulang.
Kami berdua pamit dengan semuanya di persimpangan jalan yang membawa kami tinggal berdua saja dijalan.
Sesampainya dirumah Siva aku pamit kepadanya untuk segera pulang, sebenarnya dia menawari diriku untuk mandi dirumahnyq tapi aku harus menolaknya karena jam kerjaku yang memaksa untuk segera bersiap-siap.
Saat malam hari tiba-tiba saja aku mendapat pesan dari Siva, dia berkata “aku ke warung kamu ya”
Tanpa peduli apa-apa lagi aku membalas chatnya dengan sebuah emoticon jempol 4 buah.
Sekitar 1 jam aku menunggu tiba-tiba sebuah mobil mewah bermerek BMW tiba di depan warungku, dan mobil tersebut ternyata Syifa dan pacarnya.
Aku langsung menyapa mereka dan mengajak duduk di kursi utama.
Kami bertiga bercanda tawa hingga pagi saat itu.
4 tahun berlalu, Siva yang kini sudah menjadi wanita dengan status Single selama satu tahun coba aku dekati lebih serius.
Hingga akhirnya aku beranikan diri untuk menyatakan perasaanku padanya, saat itu aku menyatakan perasaanku di depan semua teman-teman dekatku dan teman dekatnya dia.
Kebetulan teman dekatnya dia ya teman dekatku juga, kami semua menjadi suatu kelompok main bersama yang seringkali menyewa villa bersama.
Saat aku menyatakan perasaanku padanya dia menjawab “aku minta waktu ya”.
Aku menyanggupinya, dan ternyata Siva mencoba meminta izin ke orang tua ku.
Tanpa sepengetahuanku orang tua ku menolak Siva dan meminta untuk segera menjauhiku.
Penolakan tersebut aku tahu setelah 3 tahun aku memutuskan untuk tidak berhubungan lagi dengannya.
Sahabatku sendiri yang memberi tahu bahwa keputusan tersebut diambil karena agama kita yang berbeda.
Terimakasih atas waktunya, jika ada salah kata atau ketidak sengajaan pengucapan saya mohon maaf.
Diubah oleh bekinyot 29-04-2020 04:34
noprirf dan yuki26 memberi reputasi
2
258
Kutip
1
Balasan
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan