- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
DISTANCE PARADE Memunculkan Energi Kekinian Tari Indonesia


TS
benny1010
DISTANCE PARADE Memunculkan Energi Kekinian Tari Indonesia

foto : dokumentasi distance parade
Distance Parade kembali mencuatkan iklim baru dunia tari Indonesia. Berbagai karya baru anak muda Indonesia yang berjibaku dalam kondisi ketidakpastian bencana alam covid 19, melahirkan berbagai tawaran baru baik secara konsep, tampilan visual, teknik gerak dan berbagai hal yang dikemas dalam balutan artistic sebuah karya tari. Menunjukkan aura zaman anak muda melenial, bergelimang teknologi canggih dan dapat memvirusi imaji positif dalam karya-karya cipta mereka.
Tujuh anak muda penuh energy serta imaji, langsung berperan sebagai koreografer dan penari pada karya-karya mereka, membuka hari pertama program Distance Parade, yang ditayangkan pada media social Youtube, 27/4/2020.
Mereka yaitu, Yulfan Annur Guluda, Bathara Saverigadi Dewandoro (DKI Jakarta), Puri Senjani Apriliani (Jawa Timur), Eri Trihartono (Jawa Barat), Shohifer Ridho’I (Yogyakarta), Fadlan Auliananda (Aceh) dan Feri Fadli Pomontolo (Gorontalo).
Mereka yaitu, Yulfan Annur Guluda, Bathara Saverigadi Dewandoro (DKI Jakarta), Puri Senjani Apriliani (Jawa Timur), Eri Trihartono (Jawa Barat), Shohifer Ridho’I (Yogyakarta), Fadlan Auliananda (Aceh) dan Feri Fadli Pomontolo (Gorontalo).
Yulfan Annur Guluda yang mencoba menawarkan imajinasi tentang keterkungkungan fisik akibat persoalan virus covid 19 yang telah mematahkan keinginan tubuh untuk bergerak bebas kemana saja.
Bagi Yulfan imajinasinya berbeda dengan tubuh secara fisik. Ia menumpahkan semua yang ia rasakan di dalam fikirannya, mengalir tanpa batas, tidak seperti wujud fisik yang tak dapat bergerak bebas sebagaimana mestinya.
Radio tua yang ia nyalakan kencang dan kemudian ditinggalkan menyala sendiri, mengawali karya. Yulfan berlalu meninggalkan radio itu, dan masuk ke dalam sebuah ruang kamar belakang (WC). Kita tidak tau apa yang sedang ia fikirkan.
Dengan mengganti suasana ruang WC dengan membuat sekat cahaya gelap, Yulfan mulai terlihat gelisah, menjulurkan tangan dan menggeliat seperti mulai terusik oleh suara warta radio yang menelusup ke dalam ruang tempat dia dalam posisi jongkok. Yulfan mulai merasa terganggu oleh bunyi suara warta radio itu. Yulfan tidak sadar lagi, apapun ia jangkau, seperti keran air dll. Adegan itu berahir pada adegan mandi dengan permainan busa sambun yang memenuhi tubuh Yulfan.
Di ruang terpisah Yulfan kembali mengembara dalam imajinasinya. Menawarkan persoalan yang ia rasakan dalam ruang sempit berpindah langkah demi langkah, di bawah bias cahaya yang masuk ke dalam tempat ia berada. Kegelisahan dalam ruang sempit seakan mempertegas keterbatasan pergerakan tubuh yang ia rasakan.
Pada akhir karya, Yulfan begitu cerdas memaksa lamunan kita mengikuti imjiasinya yang tak berhenti terbang, melayang entah kemana. Wujud muka yang dibayangi oleh efek visual kabut yang melingkar di sekitar kepala, dengan tatapan mata tajam penuh optimis, bergerak perlahan memenuhi bingkai layar kaca karya Yulfan. STAY AT HOME, tulisan yang dijadikan penutup pada video karya Yulfan Annur Galuda, langsung melayangkan imajinasi kita masuk ke dalam susana mencekam covid 19 yang sedang menghantui dunia.

foto :dokumentasi distance parade
Tak jauh berbada dengan karya Puri Senjani Apriliani, yang mencoba melakukan pergerakan tubuh, merespon, beradaptasi, serta berdamai dengan keadaan sekitar.
Energy bergerak, kecepatan dan ketepatan dalam melompat ke satu titik, menuntut konsentrasi Puri, untuk selalu focus pada lini detil gerak maupun ruang. Ruang kosong kecuali sosok Puri dan sebuah kasur tipis berwarna merah memberi energy ruang, saling tarik menarik akan peristiwa yang dibangun Puri begitu cepat. Pada karya ini emosi Puri terlihat meledak-ledak, akibat keterkungkungan emosi yang ia rasakan.
Alur gerak mengalir di lantai sambil bermain teknik serta kelenturan tubuh, memperlihatkan ketekunan Puri dalam menyusuri setiap ruang. Bias cahaya dari rongga jendela, sesekali menggiring imaji kita akan kesepian jiwa yang meronta akan peristiwa saat ini.
Pemilihan kasur bewarna merah, di sengaja atau tidak, akan tetapi, sangat memberi sentuhan warna yang kuat, pada ruang kosong yang digunakan. Kasur merah itu selain dapat menarik garis yang kuat dimana posisi kasur itu ditempatkan, juga terlihat sangat membantu letupan-letupan emosi yang diperankan Puri pada karya ini. Tawaran ruang kosong, warna kasur merah dan kostum bewarna hitam, menjadi panduan kuat untuk masuk ke dalam thema karya RED ZONE, yang sarat nuansa kontemporer.
Konten Sensitif

foto : dokumentasi distance parade
Erri Trihartono, yang memulai karya dengan memperlihatkan sosok tengkuknya yang berhias garis hitam, berdiri di atas atap rumah. Dengan memakai ikat kepala, celana bewarna hitam tanpa mengenakan baju, menyiratkan busana tradisi orang Baduy, Jawa Barat.
Tatapan mata yang dilayangkan jauh, mempertegas bahwa daya hidup, kemampuan akal, manusia pernah, sedang dan akan bisa menyesuaikan diri lebih cepat dari spesies manapun. Begitu ungkapan yang ingin diperlihatkan Erri pada karya ini.
Bila kita mengacu kepada konsep ruang yang digunakan, rasanya Erri begitu kuat memberi pernyataan, bahwa manusia itu di atas segala makhluk bumi. Gerak-gerak yang ditunjukkan begitu tegas, bahwa kearifan manusia dapat menangkap, melihat berbagai persoalan dengan jelas, seperti posisi ketinggian yang diputuskan Erri, sebagai ruang ekspresi karyanya.
Di sisi yang berbeda, di bawah siraman hujan dan lumpur, karya ini menyiratkan kekuatan manusia akan kekokohan fisik dan mental dalam menghadapi berbagai tempaan atau bencana yang dihadapi.

foto : dokumentasi distance parade
Menurut saya pada pergelaran di hari pertama Distance Parade ini, digelitik oleh kemunculan karya Shohifur Ridho’i yang berjudul Heterotopia : Dapur. Hal tersebut dipicu oleh tampilan ruang dan kostum yang digunakan, sangat bertolak belakang, apabila kita hubungkan dengan situasi keseharian masyarakat kita. Apa yang ditawarkan Shohifur, memaksa kita untuk memahami konsep ruang tubuh atau disain yang digunakan. Shohifur seperti meruntuhkan batas-batas norma yang biasa dipakai oleh masyarakat.
Bila kita boleh mendevinisikan judul karya ke dalam bahasa yang umum, Ruang tidak nyata dalam ruang nyata, tentu akan menimbulkan persepsi yang beragam. Tapi itulah Pemahaman Shohifur yang mengajak kita sekaligus menawarkan satu konsep pemikiran di tengah-tengah kemajuan teknologi seperti sekarang ini.

foto : dokumentasi distance parade
Dua karya berikutnya, Fadlan Auliananda dan feri Fadli Pomontolo, menawarkan konsep dialog ruang tubuh, dan persentuhan dengan media lingkungan yang digunakan begitu menonjol.

foto : dokumentasi distance parade
Capaian-capaian artistic jadi tidak manjadi perioritas pada karya mereka, akan tetapi sentakan tubuh serta alur perpindahan tubuh dari satu titik ke titik yang lain sering ditawarkan mereka, dalam mencapaikan makna yang ingin mereka sampaikan.
Konten Sensitif

foto : dokumentasi distance parade
Tampilan karya penutup pada program Distance Parade hari pertama ini adalah, karya Bathara Saverigadi Dewandoro, yang merupakan seorang anak muda yang memiliki talenta luar biasa sebagai seorang penari Jawa dan mulai merambah ke dunia karya tari kontermporer.
Pada program kali ini Bathara membawakan karya Tusuk Endha yang mengambil latar belakang karya dari konsep Tusuk Endhak (tusuk endo) yang memiliki makna serang menghindar dalam teknik perang tari jawa gaya Surakarta.
Kekuatan fisik Bathara serta kepekaan dalam mensiasati ruang sempit yang digunakan, sesekali mengejutkan kita. Dinding sempit seketika digunakan Bathara sebagai tempat untuk berdiri dan bersandar, itu dilakukannya dalam ketinggian lebih kurang satu setengah meter. Ia mempu bertahan dalam posisi itu.
Dari ketujuh karya yang tampil [pada hari pertama ini, Bathara yang masih terlihat konsisten memakai elemen-elemen tubuh yang ada pada tari tradisi, dalam hal ini teknik tari Jawa. Ini merupakan pembuktian, bahwa sejauh apapun Batara melakukan pergerakan, ia tidak melupakan tubuh tradisi yang telah ia warisi dari kedua orang tuanya, juga seniman yang berkiprah di dalam seni tradisi Jawa.
Hari pertama penayangan tujuh video Koreografer muda Indonesia ini cukup menggembirakan kita. Semakin hari dunia tari Indonesia terus menggeliat, walau terasa sepi, nyaris tak terdengar gaung peristiwa yang dilakukan, namun dapat menggelembungkan semangat berkarya generasi muda tari Indonesia saat ini, yang sangat membutuhkan wadah atau ruang untuk menuangkan ide-ide kreatif yang semakin hari berkembang sangat pesat.
Sumber : Youtube channel budaya saya distance parade
Diubah oleh benny1010 11-11-2020 17:46






rindudihati dan 10 lainnya memberi reputasi
11
1.5K
1


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan