- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
Cintaku Berakhir dengan Laki-Laki Lain


TS
fanya06
Cintaku Berakhir dengan Laki-Laki Lain

Setiap perempuan pasti memiliki keinginan untuk menikah dan memikliki keluarga kecil yang bahagia. Ya, selama lima tahun aku menikah, aku telah dikaruniai seorang anak perempuan yang sangat cantik, lucu dan menggemaskan. Hari-hariku menjadi semakin ceria dibuatnya. Terlebih dengan seorang suami yang selalu setia menemaniku dalam susah maupun senang.
Suatu ketika suamiku mengajak untuk berwisata ke sebuah danau di dekat desaku. Danau Lut Tawar namanya di Takengon, Aceh. Dahiku berkerut saat suamiku mengajakku ke sana, bukan karena tidak suka, tapi, tempat itu membuatku teringat pada seseorang yang dulu pernah membuat hatiku berbunga bunga.
Tak ingin membuat suamiku merasa kecewa, aku pun mengiyakan ajakannya. Toh juga putri kecilku sangat antusias mendengar ajakan ayahnya untuk berwisata ke danau itu, yang mana di sana juga terdapat taman bunganya.
Di dalam perjalanan kesana, aku mulai gelisah. Tak ingin aku berjumpa kembali dengan masa laluku. Namun, seperti biasa, sifatku yang suka mengalah membuat diriku menjadi tak berdaya. Walau bibir berkata iya, namun sebenarnya hatiku berucap tidak.
Di tempat karcis gerbang lokasi wisata, air mukaku mendadak pucat saat melihat sosok laki-laki dengan tubuh tinggi menjulang. Rambutnya hitam lebat, dan bola matanya kecoklatan. Menatap sosok itu membuatku merasa lemas, seolah tulangku diloloskan satu per satu. Dia Yhakin, lelaki berwajah manis yang menatapku itu pernah mengisi hati dan hidupku lima tahun lalu. Meninggalkan bekas cinta dan luka yang sama-sama dalam.
"10ribu, dua orang," ucapnya lembut. Aku menyerahkan selembar uang, dia mendekat menerimanya. Harum tubuhnya yang khas dan terasa familiar bagiku menguar, membuatku makin terpaku. Hatiku terseret ke masa lalu.
Yhakin menatapku dalam-dalam, aku memberanikan diri membalas tatapannya. Lalu menemukan mata itu masih penuh cinta, kehangatan dan harapan. Aku hampir menangis karenanya. Tetapi harga diriku berhasil menguatkan, kemudian dia mendekatiku dan berkata seraya berbisik pelan. Sementara suamiku sibuk bermain dengan anakku.
"Aku dulu udah usaha buat batalin pernikahan kalian."
"Aku gak peduli!" Jawabku sekenanya. Kuatur agar tampak tidak peduli padahal hatiku merasa gerimis.
Kemudian aku berlalu dari tempatnya berdiri, bagaimanapun berada sedekat itu dengan orang yang dulu pernah mengisi hatiku dan sampai saat ini masih berusaha menepis rasa cintaku, sungguh bukanlah hal yang mudah.
Aku masuk ke area taman di dekat danau, Suamiku duduk di sampingku sedangkan gadis kecilku asik bermain kupu-kupu yang berterbangan di atas bunga-bunga.
Kuedarkan pandanganku menjelajahi taman, ingatanku kembali ke masa lalu. Dulu pernah beberapa kali berwisata ke danau ini, dan selalu bersama Yhakin, mantan kekasihku itu.
Entah sudah berapa banyak tempat wisata yang kami kunjungi berdua. Sering kali, Yhakin menjemputku saat hari libur kerja. Karena kebetulan tempat kerjaku tak jauh dari tempat tinggalnya. Dia bilang, dia ingin menghabiskan lebih banyak waktu denganku.
Lagi lagi aku tersenyum sendiri, tiba-tiba terselip rindu berwisata berdua seperti dulu. Rindu diajak jalan-jalan, ke tempat yang belum pernah aku kunjungi. Juga rindu cara lelaki itu memujiku dengan senyum termanisnya. Ah, apa yang sudah terjadi? Kenapa rasa yang sudah dengan susah payah kukubur dalam-dalam harus muncul kembali.
Aku tahu dia orang yang baik, tapi aku juga tak ingin berada dalam sebuah ketidak pastian yang kian meraja, membuatku luluh lantah.
Selain karena hubungan kami yang dahulu LDR. Dia juga tak berani untuk membawa hubungan kami ke arah yang lebih serius. Sampai suatu saat Yhakin pergi ke negeri seberang untuk menjadi seorang TKI.
Lama aku menunggu kedatangannya, dan berharap dia akan memberiku sebuah jawaban akan lamanya penantianku di sini. Namun, menunggunya seorang perempuan ada batasnya.
Memang, seorang perempuan hanya bisa mengalah tanpa mampu menyanggah. Seorang laki-laki yang juga tak kalah baiknya dengan Yhakin tengah dekat denganku, aku hanya menganggapnya sebagai teman. Namun ternyata ada rasa yang tumbuh di hatinya. Secara jantan laki-laki yang kini menjadi suamiku datang bersama orang tua dan sanak saudaranya hendak melamarku.
Saat itu aku hanya bisa berharap Yhakin akan datang, namun sia-sia, upacara pernikahan telah usai dilangsungkan. Ya, dan mulai saat itu aku telah resmi menjadi milik suamiku.
Hingga pada akhirnya kami memiliki seorang buah hati yang sangat kusayangi. Seiring berjalannya waktu, rasa sakit hatiku terhadap Yhakin yang seolah telah menyia-nyiakanku pun berangsur memudar.
Kuharap tak pernah lagi bertemu dengan Yhakin, dan semoga dia menemukan jodoh yang terbaik untuknya.
Sebuah hubungan bukanlah suatu hal yang harus digantung tanpa kepastian. Cinta yang tak saling memahami tidak akan mampu menyatu.
Penulis : fanya06






disya1628 dan 21 lainnya memberi reputasi
22
680
14


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan