Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

juneldiAvatar border
TS
juneldi
INTRIK MEMATIKAN

Sumber : Pixabay



Kematian mendadak Ramon, pimpinan utama New World, cukup menghebohkan. Tidak diketahui apa yang yang menyebabkan kematiannya. Posisi pria tambun yang juga merupakan pemimpin bagian barat ini, terlalu penting untuk dibiarkan lowong. Kepemimpinan New World harus segera terus berlanjut. Pemilihan akan diadakan dua bulan lagi, kandidatnya berjumlah tiga orang. 

Big Red, yang jadi bos North World. Magdalena, biasa dipanggil Lena, memimpin South World. Dan pemimpin East World, Gus The Father. Siapa saja dari mereka yang terpilih menjadi pemimpin utama, nantinya akan menjadi orang yang paling berkuasa di dunia gangster. New World merupakan sebuah kelompok mafia yang memiliki wilayah operasi, lebih dari setengah luas dunia.

"Mulai hari ini kita akan bersaing, Lena!" seru Big Red, sambil menyalami Magdalena.

"Aku harap, kamu bisa berkompetisi dengan jujur, Red."

"Hei, aku adalah orang paling menjunjung tinggi prinsip etika moral di antara semua kandidat!" tegas Big Red.

“Hanya orang bodoh yang percaya dengan omong kosong itu," tukas Magdalena sambil melengos, lalu pergi meninggalkan Big Red.

***

Gus mengumpulkan para anak buahnya untuk membahas sesuatu. Pria berperawakan tinggi tegap itu dihormati oleh bawahannya. Wibawa Gus yang besar, menjadi alasan ia sampai dijuluki The Father.

"Kami akan mendukung Bapak sepenuhnya di pemilihan nanti. Cukup perintahkan apa pun, pasti kami laksanakan," kata Rajen.

Devan ikut menimpali, "Benar. Apa pun perintah Bapak, kami siap."

"Baiklah. Bapak harap kalian tidak memiliki dilema moral atau apalah namanya, ketika melaksanakan tugas dariku. Karena, firasatku mengatakan, sesuatu yang besar akan terjadi." Gus memandang tajam ke arah Rajen dan Devan.

***

Pada saat yang bersamaan di markas utama North World, Big Red memanggil anak buahnya yang sedang membersihkan senjata di dalam gudang. Ia menyuruh mereka untuk berhenti bekerja dan segera berkumpul. Ada hal penting yang ingin ia sampaikan.

"Aku menginginkan jabatan pimpinan utama ini lebih dari apa pun. Jadi kalian harus pastikan diri kalian siap untuk bantu secara maksimal." Big Red memulai rapat dadakan.

"Siap, Bos! Kita pasti bantu, gimana pun caranya," tukas Reno, pria brewokan yang paling lama ikut Big Red berjuang menguasai wilayah utara.

"Soal dana, kalian tidak perlu khawatir. Aku punya modal banyak."

Big Red lalu mengambil lima bal uang pecahan seratus ribuan dari tas yang ia bawa. Setelah kosong, tas itu dilemparkannya ke belakang.

"Mantap, Bos! Sekarang juga akan kami kerjakan. Seperti biasa, ‘kan?”

Reno mengedipkan sebelah mata ke Big Red, yang kemudian membalas dengan anggukan. Anak buah lainnya juga ikut mengangguk-angguk tanda setuju. 

***

Lena sudah lama menaruh curiga pada Big Red. Dia mengenal betul watak pria peranakan Senegal – Perancis itu. Wajah tampan bermata biru dengan kulit gelap eksotisnya mampu menutupi sifat culas yang ada pada dirinya. Red juga senang menghalalkan segala cara demi mencapai tujuan.

Bagi yang tidak mengenal Red sebaik Lena, pasti akan tertipu dengan segala pesona tersebut. Namun, tidak bagi wanita berkulit pucat berparas tirus itu. Wajar saja, dulu ia sempat lama menjalin asmara dengannya.

Niat Lena berbeda dalam mengikuti dalam kompetisi ini. Ia tidak ingin jabatan pimpinan utama, setidaknya belum, karena ia masih merasa terlalu muda untuk jabatan itu. Keinginannya ikut mencalonkan diri, hanyalah untuk menghalangi Big Red agar tidak terpilih. Ia tak ingin New World dipimpin oleh orang culas, yang pasti akan membahayakan kedudukannya nanti.

Ia sudah menceritakan rencana ini kepada tiga orang kepercayaannya, yaitu Viona, Elin, dan Rion. Mereka bertiga siap untuk bergerak sesuai perintahnya.

“Aku ingin kalian benar-benar siap. Ingat! Misi ini pastinya tidak akan mudah. Tetap waspada, karna mungkin saja ada mata-mata yang mengawasi kita.”

“Begini caranya untuk menggagalkan tujuan Big Red.” Lena kemudian menjelaskan rincian rencana tersebut. Ketiganya mendengarkan dengan seksama.

***

Sehari menjelang pemilihan tersiar kabar bahwa Big Red mati mengenaskan. Mayat Big Red ditemukan tergeletak di sebuah bangunan tua di dermaga yang tak terpakai. Ada banyak bekas luka tembakan di sekitar punggungnya, beberapa tembus ke dada. Tak jauh dari situ, juga ditemukan tiga mayat lainnya. Ketiga mayat itu sepertinya anak buahnya Big Red, karena salah satu teridentifikasi sebagai Reno.

Anehnya, tidak ada penyelidikan yang dilakukan oleh internal New World. Kematian Big Red malah cenderung ditutupi. Semua berjalan biasa, seperti tidak ada kejadian apa-apa. Pemakamannya juga terkesan dilaksanakan terburu-buru. Bahkan, tanpa upacara kehormatan sama sekali. Padahal, kematian seorang pimpinan wilayah tentu tidak sama dengan kroco.

Keesokkan harinya, saat hari pemilihan, terjadi peristiwa yang lebih membingungkan. Acara pemilihan mendadak dibatalkan, karena Lena mengundurkan diri dari bursa kandidat. Acara hari itu berubah menjadi pengukuhan posisi pimpinan utama yang mau tak mau diisi oleh Gus sebagai calon tunggal.

Perubahan peta kekuasaan diumumkan Gus dalam pidato pembukanya. Ia memutuskan untuk menggabungkan wilayah kekuasaan West World dengan East World, yang diurusi langsung olehnya. North World dan South World juga jadi satu wilayah kekuasan, yang dipimpin oleh Lena.

Apa yang sebenarnya sedang terjadi?

***

Tujuh minggu sebelum hari pemilihan, Lena menyambangi kediaman Gus The Father.

“Aku suka dengan cara berfikirmu, Lena. Idemu untuk meringkas struktur organisasi sungguh berani. Tapi, coba jelaskan padaku, mengapa aku?” tanya Gus, sambil menatap tajam Magdalena.

“Jangan merendah, Gus. Sebelum aku datang padamu membawa ide ini, aku sudah mengamati latar belakang dan jejak langkahmu. Harus kuakui, aku cukup terkesan dengan pencapaian yang telah kau raih di wilayah barat.”

“Hal yang paling membuatku kagum adalah kau melakukan semua itu tanpa harus mengangkat senjata. Kewibawaan dan keahlian negosiasimu yang dibutuhkan New World berkembang di masa depan. Sudah lewat masanya jika organisasi sebesar ini masih diatur dengan cara-cara primitif yang penuh kekerasan.”

“Maka dari itu, Big Red harus segera dienyahkan. Kebiasaannya yang tembak dulu baru mikir, sudah cukup menyusahkan selama ini.”

”Berapa kali sudah dia salah tembak dan mengakibatkan ketegangan yang tidak perlu dengan organisasi lain? Tak usah dijawab, yang jelas pria itu sudah waktunya untuk dilenyapkan.”

Lena menyudahi penjelasan panjang lebarnya dengan membakar sebatang rokok impor.

“Jadi pada akhirnya, wilayah barat akan menjadi milikku dan utara kau yang pegang. Dan posisi pimpinan utama untukku. Begitu kesimpulannya?” Gus menyimpulkan ide berani Lena.

“Tepat sekali. Harus kuakui, aku terlalu muda untuk posisi pimpinan utama. Akan sulit bagiku untuk mendapatkan kepercayaan mereka yang berada di arus bawah. Kau lebih cocok untuk posisi itu. Lagipula, mengurusi wilayah utara dan selatan sudah cukup menyibukkanku. So, you’re in?

“Baiklah, aku ikut. Jangan lupa atur jadwal anak buah kita bertemu untuk saling berkoordinasi untuk urusan di lapangan.”

***

“Rajen, Devan, kalian sudah paham apa misi kalian?” Gus memastikan mereka benar-benar paham dengan tugas mereka.

“Tenang, Bapak. Kami akan menyelesaikan misi ini dengan sempurna. Menyusup ke wilayah utara tidak akan terlalu sulit. Walaupun terkenal dengan suka kekerasan, tapi mereka sedikit bodoh untuk urusan keamanan internal. Kami pasti bisa mempengaruhi Reno mengkhianati bosnya.” Devan meyakinkan Gus bahwa mereka berdua orang yang tepat untuk urusan ini.

“Baiklah, aku percayakan pada kalian.”

***

“Okay, ini upah kalian. Ingat, jangan sampai ketahuan! Aku tak mau dikaitkan dengan kematian Big Red. Lakukan dengan cara sehalus mungkin,” tukas Reno sambil memberikan segepok uang masing-masing pada Rajen dan Devan.

“Setelah Big Red mati, wilayah utara akan jadi kekuasaanku. Si baik tampan itu pasti akan terkejut jika tahu uang yang seharusnya untuk jadi jalan kemenangannya di pemilihan, malah kugunakan untuk menghabisi nyawanya.”

“Sudah terlalu lama aku jadi keset kakinya. Sekarang saatnya aku naik jadi nomor satu di wilayah utara,” geram Reno sambil tertawa yang kemudian diikuti Rajen dan Devan.

“Jangan khawatir, No. Kau tenang saja, dengar kabar dari kami selanjutnya. Rencana ini pasti berhasil. Nantinya kau bisa temukan sendiri mayat Big Red di dermaga.“ Rajen tersenyum, kemudian menoleh dan mengerlingkan mata kirinya ke Devan, yang dibalas dengan anggukan.

***

“Elin, Rion, kalian siap? Rajen dan Devan sudah mengirim pesan barusan. Reno dan dua orang anak buah Big Red lainnya, sudah keluar dari klub dan sedang berjalan ke arah parkiran. Kita akan menyergap mereka di sana. Pastikan senjata kalian sudah terpasang peredam.” Viona memberi perintah sambil mengemudikan mobil van hitam.

“Senjata, cek. Aku siap,” jawab Rion yang duduk di sebelah Viona.

“Aku juga,” sambung Elin dari bangku belakang.

Viona berhenti pas di belakang Reno dan dua orang rekannya, saat ketiga orang itu hampir sampai di mobil mereka. Elin keluar duluan dari pintu samping, disusul Rion di pintu lain dan terakhir Viona. Ketiganya menembak Reno beserta dua rekannya. Sekejap setelah memastikan korbannya mati, mereka memasukkan ketiga mayat itu ke dalam mobil van lewat pintu belakang. Kemudian, Viona mengarahkan mobil van tersebut ke arah dermaga. Rajen dan Deva sudah menunggu di sana, dengan membawa mayat Big Red.

Selesai


Diubah oleh juneldi 19-07-2021 16:41
abellacitraAvatar border
nona212Avatar border
bukhoriganAvatar border
bukhorigan dan 30 lainnya memberi reputasi
31
924
6
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan