"Bosen banget di rumah terus dari kemarin."

"Apa cari teman sekomplek buat ngabuburit ya?" Pikir Edo seketika melihat termenung ke depan.




"Edo ngapain tuh, malah mlongo?" Satpam komplek yang sedang patroli.




"Situ ngapain Do? Mau maghrib juga malah bengong depan rumah."

"Eh anu Pak, ini lagi mikir mau ngabuburit kemana."

"Et dah bocah, sekarang ngabuburit dilarang. Atas ultimatum Pak RT, untuk semua warganya diharuskan berada di rumah saat menjelang maghrib."

"Bosen lah Pak, dari kemarin cuma nonton tv, ngegame, rebahan sama kerjaan dan kerjaan."

"Bocah semprul dibilangin, mau disemprot ya pakai disinfektan!!!" Sambil nunjukin gagang semprotan.

"Bwahahaha... kagak takut lah cuma disemprot. Semprot Pak, kalau bisa." Edo malah terbang menuju ke awan.

"Bocah nantangin ya, awas lu." Satpam komplek juga ikutan terbang.




"Untung bisa terbang, aman dah aman."

"Bwahahaha... mau kemana lagi lu bocah semprul."

"Lah, Pak satpam bisa terbang juga?" Edo malah bingung sendiri.

"Prototipe dari Pak RT, buat ngurusin anak-anak seperti kalian."




"Tunggu Pak tunggu, jangan disemprot dulu." pinta Edo memelas.

"Kagak ada tawar menawar Nak Edo." Senyum puas Satpam komplek.

"Mode shoot open, enemy has locked, missile ready."

"Eh buset... anyemm bener dah."




"Rasakan wahai anak muda yang selalu ngotot, bwahahahaha..."

"Kepleset kan malah, sial bener."

"Gimana? Nyerah nih."




"Mau tidur dulu Pak, eh kagak lah segini doang mana mempan. Kabur dulu cuy."

"Eh bocah semprul, kesabaran ane sudah diambang batas. Aktifin nih mode hunter."

"Bodoh amat, sini loh satpam berkumis."



"Mamam lu, sudah masuk ke domain hunter. Mau ngapain lagi anak muda, bwahahaha..."

"Serius amat si Bambang, selow napah selow. Orang cuma mau ngabuburit."




"Kalian yang ngabuburit, tapi pulang bawa penyakit Nak. Inget Oma, Opa dan orang tua di rumah. Lagian mereka sudah tua dan rentan terkena virus corona."

"Tapi kan..."



"Kagak ada alasan, mau itu kumpul teman atau ketemu kangen sang pacar. Diam di rumah dulu napa sih, buat menghentikan rantai penyebaran virus. Orang-orang seperti kalian ini nih yang keras kepala dan sok kuat, tapi berbahaya bagi keluarga saat seperti ini."

"Tapi kan... anak muda memang kuat, virus juga cuma lewat."

"Ngeles mulu, langsung balik."

"Ogah, emoh pak." Edo balik lagi kabur dengan terbang kesana kemari.




"Sudah selesai kejar-kejarnya Nak Edo?" Senyum Satpam komplek sambil mengarahkan ujung semprotan yang kali ini berbeda dengan yang tadi.

"Gak adil, gak adil. Gara-gara Pak RT yang kasih kelengkapan Adora Burst sama si kumis, jadi ketangkep mulu." sungut-sungut Edo jadi marah merendam.




"Kesabaran sudah diambang batas Nak, sekarang ane beralih ke mode disinfektan type bayclin."

"Coba saja, kalau berani. Sini lu kumis. Jurus langkah Koku Shundo."



Terjadi peperangan sengit antara Edo dan Satpam komplek. Mereka kesana kemari dan saling kejar serta melakukan tembakan semprotan. Tapi, akhirnya Edo kalah dan terkapar dengan baju yang basah kuyup. Satpam komplek pun menghampiri dirinya yang sedang terengah-engah dengan masih siap siaga. Namun sesaat, Edo malah bangkit dan kabur terbang lagi.



"Bocah semprol, ane dikibulin lagi. Mana tuh bocah, mau dikasih senjata terakhir biar kapok." Sungut kumis Satpam komplek yang mencari Edo lagi.



"Ampun pak, nyerah wes nyerah." Edo yang langsung muncul dibelakangnya.



"Buat kaget orang lu, sini mau berantem lagi." Satpam komplek yang sudah diambang kemarahan.

"Setopppp, uwes Pak uwes."



"Sebentar lagi sudah masuk waktu maghrib Pak. Mantep loh ngabuburitnya, rasa bosan jadi hilang."

"wooo dasar bocah gemblung, tapi iyaya, kagak kerasa malah. Tapi ini gimana disinfektannya malah kehabisan?"

"Bilang saja ke Pak RT itu habis dibuat ngabuburit anak-anak bandel. Bwahahahaha...."

"Sa ae lu bocah."



Endingnya, Edo berhasil godain Satpam komplek buat nemenin waktu ngabuburit dengan kejar-kejaran terbang kesana kemari. Walaupun sempat terkena semprotan disinfektan dalam berbagai lapisan, tapi tetap saja Edo masih menggodanya.