Kaskus

Story

j.16Avatar border
TS
j.16
Melawan Rasa
Melawan Rasa


Melawan Rasa


Melawan Rasa

Namanya Ren, dia adalah cinta monyetku dulu, usianya 3 tahun lebih tua dariku. Pertama kali aku melihatnya adalah saat dia dan keluarganya pindah ke rumah kosong yang ada didepan rumahku. Aku ingat, dia tersenyum padaku ketika aku sedang kesal karena disuruh ibu untuk menyapu halaman rumah, padahal aku sedang mengerjakan tugas sedangkan kakak perempuanku sedang bersantai.

"Kenapa sih aku terus yang disuruh - suruh, nyebelin." gerutuku sambil menyapu dengan perasaan kesal.

"Permisi! Assalamualaikum.." sapa seseorang didepan pagar.

Aku berdecak, dan bergegas membukakan pagar. "Waalaikumsalam... Iya?"

Aku sempat terdiam melihat seorang cowok berperawakan tinggi sedang tersenyum manis didepanku, dia lalu memberikan bungkusan yang berisi makanan padaku, "Maaf dek, mau nganterin ini, syukuran pindah rumah." Katanya menujuk rumah depanku yang tadinya kosong kini terlihat berpenghuni.

"Oh, i- iya Mas, nanti dibilangin ke Mamah, makasih Mas." Jawabku sedikit gugup.

"Oke deh, sama - sama. Yaudah, balik dulu ya.." katanya masih dengan senyum manis yang membuatku berbunga - bunga sore itu.

Sejak itu, diam - diam aku selalu memperhatikannya. Aku suka melihatnya setiap dia sedang memainkan gitar didepan teras rumah. Atau ketika dia sedang memberi makan kucing kampung yang suka nongkrong didepan rumah kami.

Mas Ren adalah orang yang ramah dan baik, dia juga cepat beradaptasi dengan anak - anak sekitar rumah yang sebaya dengannya, termasuk kakak perempuanku yang lebih tua dua tahun dariku, ternyata mereka juga satu SMA. Saat itu kakakku kelas 11 sedangkan Mas Ren kelas 12. Kadang - kadang mereka juga pulang bersama, karena Mas Ren membawa motor ke sekolah.

Sedangkan aku masih kelas 3 SMP dan sekolahku berlawanan arah dengan sekolah mereka. Huh! Beruntungnya kakakku, aku tentunya tidak suka melihat kedekatan Mas Ren dan kakakku, tapi aku hanya bisa memendam perasaan kesalku sendiri. Kenapa bukan aku aja sih, nyebelin.

Bulan - bulan berikutnya kakakku tidak pernah lagi pulang bersama Mas Ren, dia lebih sering diantar pulang oleh teman sekelasnya, saat aku iseng bertanya kenapa, kakakku bilang jika Mas Ren sudah punya pacar, jadi dia pasti mengantar pulang pacarnya itu.

Aku merasa sedih dan galau, begitu tau cowok yang aku taksir sudah punya pacar. Aku sadar, rasa sukaku pada Mas Ren harus aku hilangkan dan lawan. Aku tidak ingin patah hati ataupun galau, karena sebentar lagi aku akan ujian kelulusan SMP. Aku harus melawan rasa ini, apalagi katanya pacarnya Mas Ren begitu cantik, apalah dayaku yang cuma bocah SMP kucel dan kumel.

Hari - hari selanjutnya aku tidak lagi antusias untuk memperhatikan Mas Ren, tapi aku masih merasa galau padahal Mas Ren bukan siapa - siapaku.

"Dek.. adek.. main yukk..." Suara Mas Ren terdengar didepan rumahku. Mau tidak mau aku keluar untuk melihatnya.

Mas Ren tersenyum lebar begitu melihatku keluar rumah. Dia lalu mengacungkan raket dan kok tinggi - tinggi, padahal biasanya aku yang selalu mengajaknya lebih dulu untuk bermain badminton. "Yuk main badminton dek, cari keringet..."

Tak kuasa menolak, aku mengiyakan ajakannya.
"Nah, gitu dong, yuk..." Dia kemudian merangkulku dan kami berjalan menuju lapangan dekat rumah.

"Mas Ren, beneran udah punya pacar?" tanyaku spontan.

Dia hanya tersenyum simpul sambil mengacak rambutku. "Mau tau aja kamu anak kecil..."

Bagi Mas Ren aku hanyalah anak kecil yang bertetangga dengannya. Dan baginya aku sudah dianggap seperti adiknya sendiri. Mulai hari itu, aku bertekad akan benar - benar melawan rasaku sendiri. Rasa sukaku yang mungkin tidak pernah tersampaikan padanya.





~selesai~


(sumber gambar:google)




nohopemiracleAvatar border
zafinsyurgaAvatar border
simplepaperAvatar border
simplepaper dan 2 lainnya memberi reputasi
3
379
2
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan