jungyeon96Avatar border
TS
jungyeon96
Cinta Tak Pernah Salah, Tapi Ia Membuat Hati Ini Patah



Bicara soal patah hati, banyak hal yang menjadi faktor ane mengalaminya. Berhubung tema eventnya perihal patah hati karena cinta yang tak sampai. Ane akan berbagi kisah sedih yang pernah ane alami.



sumber gambar


Dua bulan usai kelulusan. Ane mencoba cari pekerjaan. Niatnya, sih, untuk mengumpulkan dana agar bisa masuk universitas yang ane inginkan. Setelah mencari-cari, bertanya ke sana ke mari, ane tidak juga mendapatkannya. Maklum, anak lulusan SMA bisa apa, sih? Mungkin begitu pikir banyak orang.

Tapi ane tidak menyerah. Gagal hari ini, masih ada hari esok. Tak ada lowongan di timur, mungkin ada lowongan di barat. Begitulah keyakinan ane, yang akhirnya mempertemukan ane dengan seorang perempuan yang sangat lembut.

Tutur katanya sangat sopan. Wajah yang menenangkan. Juga tatapan yang membuat jantung berdebar-debar.

Namanya Reina Helena. Gadis berambut panjang penuh pesona. Ia berasal dari Kota Kendari, sama seperti ane. Kami bertemu secara tidak sengaja.

Kala itu, ane keluar dari salah satu toko peralatan olahraga. Rasanya mulai putus asa karena tak diterima di mana-mana. Ane menarik kasar sepeda yang terparkir di depan toko, dan mengenai seorang gadis yang sedang berjalan di area tersebut.



"Duh, maaf. Maaf ji. Aku tidak sengaja." Sontak ane menoleh saat mendengar rintihan gadis di belakang ane.

"Sakit bangetkah? Duh, maaf, na. Aku tidak sengaja," ujar ane lagi.


Gadis itu masih terdiam. Sepertinya ia menahan sakit. Kakinya tampak sedikit memerah. Ane merasa sangat bersalah. Sampai-sampai meminta maaf berulang kali.

"Tidak apa-apa. Lain kali, tolong hati-hati," sahutnya setelah ane meminta maaf untuk sekian kali.

"I-iya," jawab ane gagap.


Awalnya, ia tampak dingin. Ane jadi sungkan untuk bicara padanya. Tetapi, karena masih merasa bersalah. Akhirnya ane beranikan diri untuk mengatakan sesuatu.

"Kakak mau ke mana? Apa bisa jalan? Kakinya--"

"Hei, ini memang sakit! Tapi aku masih bisa jalan. Tenang saja," potongnya seketika. Tapi suaranya terdengar cukup tenang.

"Syukurlah, rumahnya di mana, Kak? Biar aku antar," tawar ane.

"Jauh, memang sanggup?" Ia bertanya balik.


Ane hanya nyengir. Tidak tahu harus menjawab apa. Secara, ane hanya punya sepeda kayuh. Bukan sepeda motor. Akan tetapi, pada kami memutuskan jalan bersama. Tidak jelas mau ke mana. Kami hanya berjalan sambil mengobrol. Hingga akhirnya memilih untuk mampir di kedai kopi.


sumber gambar

Sejak pertemuan itu ane jadi memikirkannya terus. Helena sangat menarik. Cara bicaranya, tatapannya, semuanya. Ia mencuri hati ane pada pertemuan pertama.

Beruntungnya lagi. Helena ternyata seumuran dengan ane. Pada pertemuan itu, ia rupanya sedang mengalami hal kurang menyenangkan. Helena keluar rumah untuk menenangkan diri. Karena orang tuanya cekcok dan terus berbicara pisah.

Ane bertemu dengannya di waktu yang tepat. Ya, sebagai teman bercerita. Sebagai sosok yang siap mendengarkan kerumitan hidupnya. Ane bertukar nomor ponsel. Helena semakin dekat dengan ane. Ia kerap bercerita banyak hal. Baik yang menyenangkan atau sebaliknya.

Perteman yang kami jalani pun mulai berubah entah sejak kapan. Ane dan Helena layaknya sepasang kekasih. Di mana setiap hari saling mengabari dan melakukan kekonyolan, seperti, saling mengejek dan memuji.

Keakraban itu membuat ane berani menyampaikan perasaan ane padanya. Suatu waktu, ane mengajak Helena bertemu.




sumber gambar

"Helena ..."

"Ya?"

Tatapannya membuat ane ciut untuk mengatakan cinta. Kenapa dia semanis itu?

"Hei, ada apa?"

"Kamu mau, nggak, jadi pacarku?" Spontan kalimat itu keluar dari mulut ane.


Helena terdiam. Wajahnya datar. Tiadak terlihat tampang terkejut atau apa pun. Ane rasa, ia sudah menyadari dari awal, kalau ane menyukainya. Tapi, kenapa dia tidak terlihat senang?

"Bagaimana? Mau, kan?" tanya ane sekali lagi.

"Maaf, Nas. Aku memang menyukaimu. Sayangnya, aku lebih memilih keyakinanku. Kamu pasti belum tahu, kan, Tuhan kita berbeda. Aku memilih Tuhanku dan menolak cintamu."


Seketika hati ane terasa remuk. Kenapa sedari awal Helena tidak mengatakannya? Ia membiarkan ane jatuh cinta, kemudian membuatnya patah begitu saja. Ah, tidak! Ini salah ane sendiri. Mengapa tidak bertanya padanya? Harusnya ane bertanya, bukan?

Karena terlalu menyukainya, ane sampai tidak peduli atas keyakinan Helena. Tidak bertanya atau pun mencari tahu. Hah! Kisah cinta ane menyedihkan. Belum sempat jadian, tapi sudah dibuat remuk duluan.Helena beragama kristen. Sementara ane, berkeyakinan Tuhan itu satu; Allah. Tidak beranak dan tidak diperanakan.




sumber gambar

Quote:



Sekian kisah cinta dari ane. Semoga tidak terjadi pada agan sista sekalian. Cinta beda agama itu memang menyedihkan. Tidak ada yang bisa disalahkan. Karena Tuhan di atas segalanya.


Penulis: @jungyeon96

True Story


Kendari, 26 April 2020
Diubah oleh jungyeon96 25-04-2020 22:08
NadarNadzAvatar border
ButetKerenAvatar border
nona212Avatar border
nona212 dan 41 lainnya memberi reputasi
42
762
14
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan