Kaskus

Story

muyasyAvatar border
TS
muyasy
Cinta pelarian yang hanya sebulan
Cinta pelarian yang hanya sebulan


"Apa kau tidak mendengar kata hatimu, ketimbang mendengar ucapan ibumu?" tanya seorang lelaki di seberang sana.

Aku diam dan menghembuskan nafas yang sedari tadi menyesakkan dada. Kuhempaskan badan ini di atas peraduan yang terasa bagai bara api.

Masih ada suara teriakan memanggil yang tetap tidak kuhiraukan di gawaiku. Bagaimana lagi? Aku masih anak ayah ibuku. Ucapan orang tuaku, terutama Ibu tak serta merta kuturuti, itupun terpaksa.

"Maaf, kita sudah selesai sampai di sini saja."

"Apa alasannya?" ucapnya lagi.

"Kita tidak berjodoh." Kumatikan gawai tersebut. Hampir aku banting benda pipih itu. Geram merajaiku. Sungguh, aku tak kuasa.

Ingin esok kututup mata ini selamanya. Namun, aku takut dosa ini bertambah mengalahkan samudera.

"Besok, jika ada tamu terakhir, aku akan menerimanya."


Cinta pelarian yang hanya sebulanSumber : Google


Luruhlah sudah air mata ini. Penat badan dan hati yang selalu dipaksa. Hanya tidur yang kuingin, agar mimpi di dunia nyata ini segera hilang.

***

*Flashback*


Kumeraih gawai yang sedari tadi berbunyi di atas nakas. Tampak nomer tidak dikenal yang menghiasi layar gawai. Kupencet tombol hijau dan terdengar suara laki-laki di seberang sana.

Dia terlihat gugup, karena salah menghubungi seseorang. Ya, kuterima maafnya. Peristiwa salah sambung tersebut, menjadi awal masalahku.

Sebut saja dia Joy (nama samaran). Hampir setiap hari berkirim pesan, dan selalu kutanggapi dengan biasa. Dia heran denganku, dikarenakan belum pernah bertemu langsung, tapi gampang akrab dan selalu membalas pesannya.

Jarang ada orang yang membalas pesan jika itu hanyalah nomer yang salah. Tidak penting. Aku biasa saja dengan hal itu. Menurutku, dia lumayan baik.

Kuijinkan dia datang ke rumah untuk berkenalan. Sebelumnya, kemarin malam dia sudah minta ijin padaku tentang kedatangannya ke rumah.

Pertama melihatnya, aku sedikit terpana lalu otakku melayang jauh. 'Aku tidak akan menyukainya'. Takut, jika dia menjadi korban kebodohanku.

Kuakui, Joy begitu tampan. Badannya tinggi dan atletis, cocok menjadi tentara. Sayangnya, rupa Joy tidak seindah takdirnya. Dia mengaku merantau dari kotanya ke kota pamannya untuk mencari pekerjaan.

Sudah seminggu aku dan Joy selalu bertukar pesan. Tiba-tiba dia mengungkapkan isi hatinya. Aku menerimanya. Ya, aku menerima cintanya, tapi tidak dengan hatiku.


Cinta pelarian yang hanya sebulanSumber : Pixabay


Dua kali dia sudah datang ke rumahku dan dua kali pula, ibu bertanya padaku tentangnya. "Apa dia sudah punya pekerjaan? Kalau belum, ngapain pacaran dengannya. Lebih baik kamu menerima lelaki yang dipilihkan ibu!" ucap ibu berapi-api.

Apa Joy hanya pelarian? Entahlah. Selama dua minggu menjalani hubungan dengannya, ada rasa yang bergejolak di dada. Aku tidak peduli jika dia belum bekerja. Namun, sifatnya yang begitu perhatian padaku, membuat hati ini mulai menerimanya.

Apa ini yang dinamakan cinta buta?

Sebelumnya, aku dijodohkan ibuku dengan seorang lelaki yang tinggal satu desa denganku. Meskipun lelaki itu kaya, bagaimanapun caranya aku menolak perjodohan itu. Tak dinyana, Joy datang walau tidak disengaja. Gara-gara salah sambung, aku dan Joy pun mencoba bersatu.

Tak peduli kalimat yang dulu kuucapkan tidak akan menyukainya. Hatiku kini mengingkarinya. Tak ada keraguan untukku padanya.

Aku hampir frustasi dengan ucapan ibuku. Sampai mencoba untuk mengakhiri hidupku. Ibuku marah, saat lelaki yang dijodohkan padaku menolak. Lelaki itu sudah mendengar, jika aku mempunyai pacar.


Cinta pelarian yang hanya sebulanSumber : Google


Pacar atau bukan, itu tidak penting sekarang. Nama Joy kini lambat laun terlupakan. Bagaimana tidak, ayah menjadi sering sakit melihat aku dan ibu yang hampir setiap hari bertengkar.

Sungguh, aku tidak mau dijodohkan.

"Nak, turuti ibumu. Jika perkataannya tidak kau turuti, ibumu selalu marah. Maafkan ayah, jika tidak bisa berbuat apa-apa," ucap ayah saat duduk lesehan di ruang tengah.

"Aku tidak mau, Yah. Mencari suami bukanlah dilihat dari kekayaannya, tapi hatinya," elakku.

"Jika kamu menolak perjodohan ini berkali-kali, ayah dan ibu begitu malu."

Kulihat genangan air mata itu siap jatuh, tapi seketika ayah berdiri meninggalkanku.

Maaf, Joy. Sedikit rasa yang pernah singgah di hati ini, kupaksa memusnahkannya. Jangan sampai terlalu jauh aku menyukaimu. Mungkin akan lebih sakit ditinggalkan, bila cinta ini terlampau jauh.

Terpaksa aku memutuskannya lewat telefon. Sungguh tidak terhormat. Biarlah, dia membenciku. Lebih cepat melupakanku.


Cinta pelarian yang hanya sebulanSumber : Pixabay


Hanya satu bulan hubunganku dengannya telah kandas. Tidak ada penyesalan pada diriku. Sungguh, terlihat jahat aku ini.

Perbuatanku terlihat buruk. Memanfaatkan cintanya hanya untuk pelarianku saja. Menjadikan dia korban cinta untuk kesekian kalinya. Aku juga menyesal.

Sebagai bakti pada orang tua, kuterima pinangan lelaki yang tak kukenal dari tamu terakhir yang datang ke rumah. 'Jalaran soko kulino', pepatah itu yang membuatku yakin sampai saat ini. Aku percaya itu.






Gresik, 25042020
Sumber : blog pribadi
Diubah oleh muyasy 29-04-2020 04:13
ButetKerenAvatar border
abellacitraAvatar border
nona212Avatar border
nona212 dan 57 lainnya memberi reputasi
58
1.7K
107
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan