Welcome To My Thread


Hallo, Assalamualaikum, GanSist. Selamat menjalankan ibadah puasa, ya. Semoga kuat hingga waktu berbuka. Aamiin.

Baiklah, dalam event bertema kebaikan kecil berdampak besar,ini, ane akan bercerita tentang pengalaman pribadi ane bersama seorang kakek yang pekerjaan sehari-harinya ialah, memungut botol bekas.


Sekitar bulan Oktober tahun 2019, ane sempat bekerja di salah satu toko sandal sepatu. Di mana, seorang kakek berpakaian lusuh sembari menenteng karung, kerap berjalan dan mengorek-korek sampah di depan tempat ane bekerja tersebut.


sumber gambar

Sehari, dua hari, tiga hari, ane selalu melihatnya. Ane dan teman-teman kerja, memang kerap membeli minuman dingin untuk menyegarkan tenggorokan. Botolnya kami buang begitu saja di tong sampah. Tidak peduli apakah botol itu akan bercampur dengan sampah-sampah basah sisa-sisa makanan seperti, nasi bungkus, misalnya.

Suatu ketika, ane duduk di depan untuk menunggu penjual cilok yang lewat. Saat itu, hari sedang mendung. Dari kejauhan ane melihat kakek pengumpul botol bekas itu berjalan ke arah depan toko ane. Seperti biasa, ia pasti mencari botol bekas, pikir ane.



sumber gambar


Dan ya, itu benar. Kakek itu datang dengan karung di punggungnya. Kemudian mulai mengorek-korek sampah. Beberapa botol bekas di tengah-tengah sampah basah, ia ambil. Melihatnya, mata ane lantas berkaca-kaca.

Sandal yang ia kenakan, sudah sangat tipis. Belum lagi tubuhnya, terlihat kurus dan tidak terurus. Rambut berantakan. Pandangan yang tidak lagi setajam pandangan anak muda. Tubuh yang mulai membungkuk karena usia. Namun, beliau masih bisa terlihat tenang dan baik-baik saja.

Pak, ukuran sandalnya berapa?

Ane bertanya begitu saja. Kakek itu lantas menatap ke arah ane.

Kenapa, Nak?

Ia tampak menajamkan pendengaran.

Ukuran sandal kakek, berapa? tanya ane lagi.

Oh, tidak tahu ini. Beliau menjawab sambil tertawa kecil.

Ane pun memilihkan sepatu yang cukup ringan untuknya. Karena sandal, tidak menutupi semua kakinya dari terik matahari.

Pak, coba sepatu ini. Ane menyodorkan sepatu usai mengira-ngira ukuran kakinya. Dan ya, ukurannya pas.

Maaf, Nak. Tapi bapak tidak punya cukup uang.

Nggak usah dibayar, Pak. Itu saya kasi buat bapak.

Beliau tersenyum dan mengucapkan terima kasih. Sejak saat itu, ane jadi mengubah kebiasaan ane yang membuang sampah tampa peduli di mana tempatnya.

Karena tahu kakek itu akan terus lewat di depan toko, dan mengorek-korek sampah. Ane mengajak teman-teman untuk mengumpulkan botol-botol sisa minuman, dan memasukkannya ke dalam kresek. Saat kakek itu datang, ane memberikannya.



Jadi, beliau tidak perlu lagi mengorek-korek sampah yang campur aduk itu. Karena botol-botol sisa minuman ane dan teman-teman, tidak lagi dibuang ke tong sampah itu. Melainkan dikumpulkan ke dalam kresek bersih.

Kebaikan ini memang tidak seberapa. Tapi, setidaknya bisa meringankan beban kakek pencari botol bekas. Ya, walau setelah dari depan toko tempat kami bekerja, beliau akan mengorek sampah lagi di tempat lainnya.

Selain meringankan sedikit pekerjaan beliau, ane juga jadi belajar membedakan, mana sampah yang bisa menjadi rantai penyambung kehidupan, dan mana yang tidak berguna. Dengan begitu, ane juga jadi terbiasa memisahkan ke duanya. Agar yang membutuhkan bisa mengambilnya dengan mudah.

Terima kasih, Kek. Kehadiranmu mengajarkanku arti peduli.


Sekian tread inspiratif dari ane. Semoga menjadi pelajaran buat gansist semuanya, agar tidak lagi membuang botol sisa ke tong sampah yang bercampur-campur dengan sampah basah.


Wassalam


Penulis: @jungyeon96

True Story and Narasi pribadi


Kendari, 24 April 2020




Mari saling berbagi kebaikan. Jangan lupa untuk cendolnya, ya, GanSist. Terima kasih telah berkunjung.