Mungkin, sebagian orang ada yang kaya gitu.
Setelah lulus SMA aku berpacaran dengan anak mahasiswa yang bernama Abi. Kebetulan dia kakaknya temanku. kami berpacaran LDR karena dia kuliah di Bandung sedangkan aku kerja di Cirebon. Setelah lulus, kuliah sambil bekerja di sebuah Mal, walaupun kami hubungannya LDR tapi kita saling percaya dan tak kerasa hubungan kami pun sudah lima tahun berjalan.

[Hani, nanti sore aku jemput ya di tempat kerja] ketika aku sedang asik makan, ponselku berbunyi, ternyata chat dari Abi.

[Iya, Bi] balasku

"Hey, ko mukanya cemberut gitu, gak suka ya aku jemput?" tanya dia pas jemput di depan kantor

"Gak, malahan senang. Aku lagi kesel aja sama salah satu rekan kerja," ucapku

"Ya udah dong, kan ada aku jangan kesel lagi. Ini gimana kita mau langsung pulang atau makan dulu?" tanyanya lagi sebelum menjalankan kendaraannya

"Kita makan dulu aja, udah laper nih." Lalu kamipun pergi menuju sebuah restoran. Setelah selesai makan kamipun pergi jalan-jalan sebentar lalu baru pulang.

"Hani, lusa aku mau pergi ke Jakarta ada panggilan kerja," ucapnya

"Selamat ya Bi, semoga sukes tapi kapan kamu ngelamar kerjanya tau-tau udah dipanggil aja, ko aku gak tau?" jawabku dengan muka heran, karena apa-apa dia selalu ngomong

"Ngelamarnya udah satu bulan yang lalu, sengaja aku gak kasih tau takut gak di terima, kan malu."

***

Dua bulan berlalu sejak dia kerja di Jakarta tapi kita seperti biasa walaupun LDR tiap hari ngasih kabar, berat rasanya LDR-an lagi. Selama dia di Jakarta kenapa perasaanku gak tenang padahal pernah LDR sebelumnya tapi rasanya beda. Menginjak bulan ketiga dia jarang kasih kabar, alasannya sibuk dan akupun percaya saja.

Enam bulan kemudian dia datang ke tempat kerjaku. "Hani, gimana kabarnya?" Aku terkejut dengan kedatangan dia karena dia gak bilang-bilang kalau mau pulang.

"Alhamdulillah, baik Bi. Kapan datang? ko gak ngabarin dan sama siapa ke sini?" tanyaku heran.

"Kemarin sore, ini sama keluarga tuh lagi di atas belanja. Han, aku mau ngomong sebelumnya maaf aku bicanya di sini, mungkin kita gak bisa teruskan lagi hubungan kita ini karena Minggu depan aku akan menikah dan aku dijodohkan sama orang tuaku dengan mendadak." Dengan muka sedih dia berbicara dan akupun langsung lemas rasanya. Macam petir di siang hari terik, gak tau lagi dia bicara apa karena tiba-tiba tubuhku ambruk. Bagaimana gak syok? Selama ini hubunganku baik-baik saja gak ada masalah apapun dan aku percaya sama dia. Tapi tiba-tiba dia bilang begitu? Memutuskan secara sepihak dengan alasan akan menikah, satu Minggu lagi.

"Alhamdulillah, Mbak udah sadar. Minum dulu nih, kenapa sampai pingsan, apa belum sarapan?" ucap rekan kerjaku. Lalu aku langsung memeluk dia dan menangis sambil kuceritakan semua kenapa aku bisa pingsan.

"Dasar cowok kurang ajar! Udah jangan ditangisin cowok kaya gitu. Kalau dia sayang sama kamu, harusnya mempertahankan hubungan kalian bagaimanapun karena hubungan kalian udah lama. Kalau kaya gitu pas hari akadnya kita ke sana dan aku bawa pasukan pas ijab Kabul bilang aja gak sah biar diulangi terus nanti nikahnya di tunda!" Supervisor yang pacarnya temen kerjaku ikut emosi.

"Ish, orang lagi sedih malahan becanda, gimana si." Dengan muka kesal, wanita di sebelahnya menyela omongan dia.

Setelah itu aku dengar kabar kalau dia memang di jodohkan dengan kenalan saudaranya dan diancam. Juga yang aku dengar, ternyata saudaranya itu menghasut orang tua Abi kalau aku gak sederajat dengan keluarga dia dan aku difitnahnya juga. Pantesan dulu ketemu orang tua Abi di rumahnya dia baik sama aku gak menunjukan gak suka sama aku, ternyata dia dihasut. Memang keluargaku bukan orang berada seperti keluarganya dan mereka menilai cinta hanya dari kasta saja.

Aceh, 24 April 2020

Foto: Pinterest